Sukses

Rentan Serangan Malware, Baidu Tawarkan Aplikasi Keamanan

Sebuat riset melaporkan, Indonesia menjadi negara peringkat pertama yang paling berisiko di seluruh dunia terhadap serangan malware.

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia terbilang berkembang pesat. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Indonesia telah memiliki lebih dari 63 juta pengguna internet hingga awal November 2013.

Hal ini tentu menjadi salah satu nilai lebih yang dimiliki Indonesia. Namun sayangnya, layaknya pisau bermata dua, hal itu juga berpotensi memberikan ancaman dan kerugian bagi pengguna internet di Tanah Air.

Berdasarkan laporan State of The Internet pada kuartal kedua 2013 dari lembaga riset Akamai Technologies, Indonesia menjadi negara peringkat pertama yang paling berisiko di seluruh dunia terhadap serangan malware.

Maka dari itu perusahaan situs pencarian asal China, Baidu, tak tinggal diam dan memanfaatkan sedikit celah untuk memasuki pasar Indonesia dengan meluncurkan aplikasi 'PC Optimization and Security' yang diklaim dilengkapi berbagai fitur.

Kehadiran fitur antivirus dan pc faster di perangkat lunak buatan Baidu itu diklaim mampu membuat kinerja komputer lebih cepat dan aman dari serangan virus.

Perangkat lunak tersebut diakui Baidu sebagai produk unggulan yang ditawarkan secara gratis. Perusahaan yang berpusat di Negeri Tirai Bambu itu pun mengklaim telah memiliki lebih dari 3 juta pengguna dari semua layanan yang disediakannya.

"Kami masuk ke Indonesia dengan membawa produk 'PC Optimization and Security' yang telah berhasil membukukan 3 juta pengguna sejak awal peluncuran," ungkap Bob yang ditemui tim Tekno Liputan6.com di Hong Kong Cafe, Jakarta.

Ke depannya, tutur Bob, Baidu akan menggandeng lebih banyak developer lokal agar bisa menyediakan berbagai layanan dan aplikasi yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

"Kami sedang menyiapkan Baidu Antivirus versi Bahasa Indonesia. Rencananya antivirus tersebut akan kami rilis pada tahun 2014," tutup Bob. (den/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.