Sukses

Banyak Pengguna YouTube Ketipu, Dikira Live Streaming Piala Dunia 2022 Ternyata Game FIFA 23

Beberapa pengguna YouTube dilaporkan memanfaatkan Piala Dunia 2022 Qatar untuk membuat siaran langsung palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, banyak oknum yang memanfaatkan euforia Piala Dunia 2022 Qatar, demi mendapatkan keuntungan yang lebih, salah satunya di platform YouTube.

Menggunakan fitur live streaming atau siaran langsung, beberapa pihak membuat siaran langsung palsu dengan embel-embel pertandingan Piala Dunia, meski ternyata hal itu adalah video dari gim FIFA 23.

Hal ini seperti dilansir media Vietnam vnexpress, dikutip Sabtu (3/12/2022), yang melaporkan bahwa puluhan ribu orang disesatkan dengan menonton video YouTube palsu tentang pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar.

Huy Hoang, dari Hanoi, mengaku awalnya mengira sedang menonton pertandingan antara Jepang melawan Jerman beberapa waktu lalu.

"Butuh beberapa menit bagi saya untuk menyadari bahwa konten itu palsu," kata Hoang.

Dia menceritakan menemukan video berjudul "Live Germany-Japan on 23/11 Group E World Cup 2022" melalui pencarian Google. Video itu juga menyertakan komentar berbahasa Vietnam.

"Baru setelah saya membaca komentar streaming langsung dan melihat bidikan jarak dekat dari wajah para pemain, saya baru menyadari bahwa itu adalah cuplikan dari video game FIFA 23," kata Hoang.

Rupanya tidak hanya Hoang, puluhan ribu orang lain juga sudah menonton video YouTube palsu yang mengatas namakan Piala Dunia, sejak pertandingan digelar pada 20 November 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengeksploitasi Acara Populer

Salah satu siaran langsung palsu pun dilaporkan sudah menggaet 40 ribu orang penonton, di mana ternyata tayangan tersebut hanyalah rekaman dari game. Tentu saja di komentar, banyak orang yang marah karena merasa tertipu.

Khiem Vu, administrator grup kreator konten menyebut, ini merpakan cara yang biasa digunakan oleh pembuat video, agar lebih populer.

"Mereka mengeksploitasi acara besar dan populer untuk membuat streaming langsung, meskipun streaming tersebut tidak memiliki konten yang dibutuhkan pemirsa," kata Khiem.

Menurut Khiem, video-video palsu ini berpotensi melanggar kebijakan terkait spam, praktik penipuan, dan scam.

YouTube sudah menyatakan memakai judul, thumbnail, deskripsi untuk mengelabui pengguna agar percaya bahwa konten tersebut adalah sesuatu padahal bukan, adalah melanggar kebijakan platform.

Biasanya, video-video semacam ini disembunyikan atau dimodifikasi setelahnya, demi terhindari dari moderasi Google.

Biar tidak tertipu dan merasa dikerjai, tentu saja yang terbaik adalah dengan menonton Piala Dunia 2022 di situs streaming yang legal, atau secara langsung melalui siaran TV digital.

3 dari 4 halaman

Penjahat Siber Manfaatkan Piala Dunia 2022

Sebelumnya, perusahaan keamanan siber Kaspersky meminta masyarakat untuk mewaspadai kejahatan siber yang mungkin terjadi dengan mengatasnamakan Piala Dunia 2022 Qatar.

Mereka mengatakan, gelaran olahraga paling ditunggu oleh para penggemar sepak bola ini, turut menarik perhatian para penjahat dunia maya yang ingin memperoleh uang dengan cepat.

Olga Svistunova, pakar keamanan di Kaspersky mengatakan, acara olahraga besar selalu menarik perhatian para penjahat dunia maya.

Ia menambahkan, dengan Piala Dunia ini, penipu menjadi sangat kreatif, karena mereka telah mengamati berbagai skema penipuan yang digunakan.

 

4 dari 4 halaman

Berbagai Cara Penipu Manfaatkan Piala Dunia

Menurut Olga, Kaspersky melihat bagaimana mereka mencoba untuk mendapatkan keuntungan paling banyak dari situasi tersebut dan mengeksploitasi sebanyak mungkin topik trendi, termasuk semakin banyak penipuan NFT.

"Pada saat yang sama, ada banyak yang disebut penipuan tradisional di luarsana mulai dari hadiah, tiket palsu hingga toko merchandise," kata Olga.

Mengutip siaran persnya, Senin (21/11/2022), pakar Kaspersky telah menganalisis situs web phishing terkait Piala Dunia dari seluruh dunia yang dirancang untuk mencuri data identitas dan perbankan pengguna.

Para peneliti telah menemukan halaman palsu yang menawarkan segalanya, mulai dari tiket atau merchandise acara, hingga layanan streaming pertandingan, ditambah hadiah dan penipuan NFT yang mengeksploitasi Piala Dunia.

(Dio/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.