Sukses

Top 3 Tekno: Hacker Sebar Malware via Video Tantangan TikTok Jadi Sorotan

Hacker memanfaatkan video tantangan viral di TikTok untuk mengelabui pengguna.

Liputan6.com, Jakarta - Hacker memanfaatkan video tantangan viral di TikTok untuk mengelabui pengguna. Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (30/11/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari Elon Musk yang menunda peluncuran Twitter Blue di Apple App Store.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Hati-Hati, Hacker Sebar Malware via Video Tantangan Viral di TikTok

Penjahat siber kedapatan memanfaatkan video tantangan viral di TikTok untuk mengelabui pengguna, sehingga menunduh malware pencuri informasi.

Hal ini diungkap lewat laporan tim keamanan siber, yakni Checkmarx. Tren Invisible Challenge ini melibatkan pengguna memakai filter Invisible Body.

Pengguna dapat memakai filter ini untuk menghapus "tubuh" di video, dan hanya menyisakan siluet mereka tampil dalam rekaman.

Walau terlihat tidak berbahaya, faktanya pengguna yang memakai filter ini ternyata menjadi target pelaku kejahatan.

Mereka memposting video milik pengguna dengan link ke software berbahaya yang diberi nama "unfilter", dimaksudkan untuk menghapus filter tersebut.

"Instruksi untuk mendapatkan software 'unfilter' ini dipakai untuk menyebarkan malware pencuri WASP," mengutip kata peneliti Checkmarx, Guy Nachshon, Rabu (30/11/2022).

Adapun WASP (W4SP) stealer adalah malware yang dirancang untuk mencuri kata sandi pengguna, akun Discord, dompet mata uang kripto, dan informasi pribadi lainnya.

Nachshon mengatakan, video TikTok instruksi ini diposting oleh pelaku kejahatan dengan akun @learncyber dan @kodibtc pada 11 November 2022.

Video tersebut sudah ditonton lebih dari satu juta kali, dan saat ini kedua akun TikTok tersebut telah ditangguhkan.

Baca selengkapnya di sini 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Elon Musk Tunda Peluncuran Twitter Blue di Apple App Store, Kenapa?

Rencana Twitter Blue meluncur di aplikasi iOS pada 29 November harus ditunda, karena perusahaan ingin menghindari potongan sebesar 30 persen via Apple App Store.

Saat Twitter Blue tersedia di awal bulan ini, pengguna hanya dapat berlangganan lewat aplikasi di App Store.

Elon Musk sendiri secara terbuka menunjukkan ketidaksenangannya dengan kebijakan perusahaan bentukan Steve Jobs itu, dan ingin menghindari membayar biaya ke Apple.

Informasi, Elon Musk memutuskan untuk menghentikan sementara pendaftaran ini disebabkan Twitter dibanjiri oleh akun menirukan selebriti, perusahaan, dan merek terkenal.

Karyawan platform media sosial itu juga telah diberi tahu akan ada perubahan lain pada layanan berlangganan, termasuk kenaikan harga Twitter Blue dari USD 7,99 menjadi USD 8.

Selain itu, pelanggan layanan Twitter Blue juga harus menyertakan nomor telepon agar akun mereka terverifikasi, sebagaimana dikutip dari Platformer, Rabu (30/11/2022).

Elon Musk semakin menyerang Apple lewat cuitan di akun Twitter-nya. Pada 18 November 2022, dia mengkritik potongan "pajak tersembunyi 30 persen".

Senin kemarin, bos SpaceX itu mengklaim Apple sebagai pengiklan terbesar Twitter telah setop beriklan di jejaring media sosial itu.

Selain setop beriklan, perusahaan bermarkas di Cupertino itu juga mengancam bakal mendepak Twitter dari toko aplikasi milik Apple tersebut.

Baca selengkapnya di sini 

 

3 dari 4 halaman

3. Twitter Banjir Spam Porno Usai Banyak Dipakai untuk Demo Tiongkok

Twitter dilaporkan kebanjiran spam dan bot yang berisi konten judi dan porno, disebut-sebut sebagai upaya mengaburkan pemberitaan tentang gelombang demonstrasi di Tiongkok.

Konten-konten itu diketahui muncul dalam pencarian untuk kota-kota besar di Tiongkok di Twitter, yang mana ini terlihat seperti dalam hasil penelusuran untuk Beijing atau Shanghai dalam bahasa Mandarin.

Alex Stamos dari Stanford Internet Observatory, dikutip dari The Verge, memperkirakan lebih dari 95 persen cuitan di bawah istilah pencarian Beijing berasal dari akun spam, dengan lebih dari 70 persen akun baru mencuitkan dalam volume besar.

Kemunculan akun bot dan spam ini juga tidak lepas dari penggunaan media sosial seperti Twitter dan Telegram oleh para pengunjuk rasa di Tiongkok, yang menggunakan VPN untuk mengaksesnya.

Konten spam itu sendiri kabarnya berasal dari akun-akun yang terkait dengan pemerintah. Jumlahnya yang besar mempersulit pencarian informasi yang sah dan berguna untuk aksi massa.

Sementara pengguna Twitter di luar Tiongkok yang mencoba mendapatkan informasi di lapangan soal protes, juga akan mengalami kesulitan.

Dilaporkan Tech Crunch, dikutip Rabu (30/11/2022), aplikasi Twitter mengalami lonjakan unduhan di Tiongkok, menyusul protes besar-besaran terhadap pembatasan Covid-19 yang ketat di negara itu dalam beberapa hari terakhir.

Sensor Tower menyebut, aplikasi ini berada di peringkat ke-9 di antara semua aplikasi iOS gratis di Tiongkok pada 29 November 2022.

Baca selengkapnya di sini 

4 dari 4 halaman

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.