Sukses

AS Resmi Larang Perangkat Telekomunikasi dari China: Huawei, ZTE hingga Hikvision

AS resmi melarang perangkat telekomunikasi dari China yang dianggap mengancam keamanan nasional. Mereka adalah Huawei, ZTE, Hytera, Hikvision, dan Dahua.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menandatangani Rancangan Undang-Undang Peralatan Aman menjadi undang-undang pada tahun lalu, kini pemerintah di bawah Joe Biden resmi melarang perangkat telekomunikasi dari China yang dianggap mengancam keamanan nasional.

Federal Communications Commission (FCC) mengumumkan secara resmi telah menerapkan keputusan itu. Dengan demikian, beberapa perangkat masa depan dari Huawei, ZTE, Hytera, Hikvision, dan Dahua tidak akan diizinkan untuk dijual di Amerika Serikat (AS).

Perangkat yang beredar saat ini--dari perusahaan tersebut--yang semuanya terdaftar di bawah "Daftar Tercakup" FCC, tidak terpengaruh oleh hukum. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Senin (28/11/2022).

“FCC berkomitmen untuk melindungi keamanan nasional dengan memastikan bahwa peralatan telekomunikasi yang tak dapat dipercaya, tidak diizinkan untuk digunakan di dalam perbatasan kami, dan kami melanjutkan komitmen itu di sini,” kata Ketua FCC Jessica Rosenworcel dalam sebuah pernyataan.

“Aturan baru ini merupakan bagian penting dari tindakan berkelanjutan kami untuk melindungi rakyat AS dari ancaman keamanan nasional yang melibatkan telekomunikasi,” ucapnya menambahkan.

Sebagai informasi, FCC tidak sepenuhnya memblokir semua perangkat keras dari perusahaan-perusahaan asal China tersebut.

Rosenworcel menulis, untuk beberapa perangkat dari Hytera, Hikvision, dan Dahua, mereka secara khusus berfokus pada perlengkapan yang terkait dengan tujuan keselamatan publik, keamanan fasilitas pemerintah, pengawasan fisik infrastruktur kritis, dan tujuan keamanan nasional lainnya.

Jika perusahaan itu dapat meyakinkan bahwa mereka tidak memasarkan peralatan itu untuk penggunaan pemerintah dan lebih membidik konsumen, mereka mungkin dapat memperoleh izin dari FCC.

Langkah terbaru ini mengikuti konflik bertahun-tahun antara AS dan perusahaan yang terkait erat dengan pemerintah China.

Itu termasuk menempatkan beberapa perusahaan China terkenal, termasuk DJI, di 'Daftar Entitas' Departemen Perdagangan, yang melarang perusahaan AS menjual peralatan kepada mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

XL Gandeng Huawei, Pakai Teknologi Baru Bikin Jaringan Makin Ngebut

Di sisi lain, XL Axiata ingin membangun jaringan yang lebih ngebut dan berkualitas sekaligus tetap ramah terhadap lingkungan. Untuk itu, perusahaan menggandeng Huawei untuk mengimplementasikan teknologi baru FDD Smart 8T8R.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan, kapasitas dan kualitas jaringan XL naik 2,9 kali. Penerapan teknologi ini sekaligus mengimplementasikan green information and communication technology (ICT).

Direktur Teknologi & Chief Teknologi Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, mengatakan XL Axiata dan Huawei selama ini terus mengeksplorasi dan menerapkan terobosan teknologi untuk membangun jaringan XL berkualitas tinggi.

"Teknologi FDD Smart 8T8R ini, selain dapat meningkatkan efisiensi spektrum untuk mencapai peningkatan throughput pengguna hingga sebesar 2,0 kali terhadap teknologi 4T4R, juga bisa membantu mengurangi konsumsi daya hingga 26 persen," kata Gede, dikutip dari keterangan XL Axiata, Kamis (29/9/2022).

Selain itu, menurut Gede, teknologi FDD Smart 8T8R ini juga memperbesar efisiensi spektrum pada jaringan, sehingga membantu mengurangi beban operasional jaringan.

XL Account Director of Huawei Indonesia, Weiwei, mengatakan perusahan berkomitmen mendukung pembangunan jaringan canggih sekaligus memenuhi persyaratan untuk pengembangan di masa depan.

3 dari 4 halaman

Dukung XL Jadi Operator Konvergensi

Huawei juga akan memberikan solusi inovatif yang mampu mendukung XL Axiata bertransformasi jadi operator konvergensi, termasuk mendukung pembangunan broadband di Indonesia.

Saat ini, XL Axiata telah menerapkan jaringan FDD Smart 8T8R di lebih dari 700 BTS 4G di berbagai wilayah di Indonesia.

Teknologi ini bakal diterapkan di area dengan trafik internet tinggi. Misalnya di lingkungan padat penduduk, perkantoran, tempat wisata, hingga pusat perbelanjaan.

Saat diterapkan, teknologi ini juga berguna untuk menjaga kualitas layanan di pusat layanan transportasi seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, hingga di lokasi penyelenggaraan acara besar guna mencegah lonjakan trafik.

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.