Sukses

YouTube Uji Coba Fitur Belanja di Shorts

YouTube diketahui sedang melakukan uji coba untuk fitur belanja di Shorts.

Liputan6.com, Jakarta - YouTube dikabarkan bakal mengikuti jejak TikTok untuk menambahkan fitur belanja untuk produk video pendeknya yaitu Shorts.

Dengan fitur belanja ini, nantinya mereka yang sedang melakukan scrolling di Shorts akan bisa membeli sebuah produk. Kabar soal fitur ini pun sudah dikonfirmasi oleh YouTube.

Dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (19/11/2022), fitur belanja sedang diuji coba oleh YouTube pada kreator yang memenuhi syarat di Amerika Serikat. Di sini, mereka bisa menandai produk dari tokonya.

Penonton di Amerika Serikat, India, Brasil, Kanada, dan Australia, akan bisa melihat tag dan berbelanja melalui Youtube Shorts.

YouTube juga mengatakan berencana untuk membawa tag ini ke lebih banyak pembuat kontan dan negara di masa mendatang.

Selain fitur belanja, YouTube tengah mencoba program afiliasi di Amerika Serikat, yang memungkinkan kreator memperoleh komisi melalui pembelian produk, yang direkomendasikan di video Shorts dan reguler mereka.

Perusahaan menyebut tes ini masih dalam tahap awal dan berencana memperluas eksperimennya secara bertahap ke lebih banyak kreator tahun depan.

"Kami sangat yakin YouTube adalah tempat terbaik bagi kreator untuk membangun bisnis dan berbelanja adalah bagian dari itu," kata juru bicara YouTube kepada Tech Crunch.

Kabar rencana kehadiran fitur belanja di Shorts muncul setelah beberapa waktu lalu YouTube juga mengumumkan, konten-konten Shorts akan bisa dimonetisasi mulai awal tahun 2023 mendatang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kreator Bisa Dapatkan Cuan dari YouTube Shorts

Neil Mohan, YouTube's Chief Product Officer mengatakan, kreator dengan minimal 1.000 subscribers dengan 10 juta view Shorts dalam 90 hari, bisa mengajukan kanalnya untuk YouTube's Partner Program (YPP).

Ini merupakan alternatif dari kriteria yang sudah ada, di mana kreator video panjang bisa mendaftar YPP, setelah mengumpulkan minimal 1.000 subscribers dan empat ribu jam waktu tonton.

Selain itu, kreator nantinya akan mendapatkan 45 persen pendapatannya dari iklan dimana nanti akan muncul di antara konten-konten Shorts.

Dalam temu media secara virtual pada Rabu (21/9/2021), pihak YouTube dan Google mengungkapkan iklan ini akan muncul di antara video saat penonton melakukan scrolling Shorts.

Karena iklan di Feed Shorts ditayangkan di antara video, pendapatan dari iklan-iklan ini akan ditotal setiap bulan dan digunakan untuk mengapresiasi kreator.

 

3 dari 4 halaman

Tier Baru untuk YPP

Uang iklan juga akan mencakup biaya lisensi musik yang diklaim YouTube, dan tidak berdampak pada pendapatan kreator. Angka pembagian keuntungan ini akan sama, terlepas dari mereka memakai musik atau tidak.

Di samping itu, Mohan juga mengungkapkan akan hadir tingkatan atau tier baru untuk YPP, untuk membantu kreator bisa menghasilkan pendapatan lebih cepat "di awal perjalanannya."

"Level baru ini akan punya syarat yang lebih rendah, dan memberikan akses yang lebih mudah ke fitur-fitur pendanaan seperti Super Thanks, Super Chat, Super Sticker, dan Channel Membership," kata Mohan.

Lebih lanjut, YouTube juga memperkenalkan Kreator Musik, di mana kreator akan bisa mendapatkan akses dengan lebih mudah ke katalog musik lengkap untuk dapat digunakan dalam video mereka.

 

4 dari 4 halaman

Kreator Musik

Cara ini juga disebut dapat membantu para artis dan pemilik hak musik, dapat mengakses sumber pendapatan baru dari penggunaan musik mereka di YouTube.

Dengan solusi ini, kreator dapat membeli lisensi musik yang terjangkau, berkualitas tinggi, dan memungkinkan monetisasi optimal — pembagian keuntungannya akan sama dengan jumlah yang biasa mereka terima dari video tanpa musik.

Bagi kreator yang tidak ingin membeli lisensi di depan, mereka masih dapat menggunakan lagu tetapi harus berbagi pendapatan dengan artis dan pemilik haknya. Kreator Musik saat ini masih dalam versi beta di AS dan akan tersedia di lebih banyak negara pada tahun 2023.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.