Sukses

Jeff Bezos Akan Sumbang Sebagian Besar Kekayaannya Rp 1.928 Triliun untuk Amal

Jeff Bezos bakal memberikan sebagian besar kekayaan bersihnya (saat ini US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.928 triliun) untuk amal.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Amazon, Jeff Bezos, mengatakan dirinya bakal memberikan sebagian besar kekayaan bersihnya (saat ini US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.928 triliun) untuk amal.

Saat wawancara dengan CNN Internasional, dikutip dari Engadget, Selasa (15/11/2022), sebagian besar kekayaannya akan digunakan untuk melawan perubahan iklim atau mendukung mereka yang menciptakan 'persatuan' bagi umat manusia.

Dia dan kekasihnya Lauren Sánchez mengatakan telah 'membangun kapasitas' untuk memberikan kekayaan ini kepada orang lain dan berharap untuk memanfaatkan investasi sebaik mungkin.

Sebelumnya, Bezos mengumumkan sumbangan sebesar US$ 100 juta untuk penyanyi dan advokat literasi Dolly Parton.

Ia sebelumnya menjanjikan US$ 10 miliar selama satu dekade untuk badan amal Bezos Earth Fund, yang bertujuan mendorong solusi politik dan teknologi untuk perubahan iklim buatan manusia.

Mantan istri Bezos, MacKenzie Scott, telah memberikan sekitar US$ 4 miliar kepada organisasi dalam beberapa bulan terakhir.

Langkah yang dilakukan Bezos dinilai sebagai hal biasa. Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, juga dikenal sering menyumbang untuk amal dan penelitian ilmiah melalui Bill & Melinda Gates Foundation.

Juga bersama Warren Buffett mendirikan The Giving Pledge untuk mendorong miliarder menyumbangkan setidaknya setengah dari uang mereka untuk tujuan yang baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Mengapa Baru Sekarang?

Pada 2015, salah satu pendiri Meta, Mark Zuckerberg, berjanji untuk menyumbangkan 99 persen saham perusahaannya, yang saat itu bernilai US$ 45 miliar kepada Chan Zuckerberg Initiative.

Ia juga menandatangani The Giving Pledge pada 2010. Bezos sendiri belum menandatangani ikrar tersebut, meskipun langkah ini sudah memenuhi syarat.

Namun, seperti CEO teknologi lainnya yang memberikan sumbangan besar, Bezos menghadapi kritik atas warisannya.

Amazon telah berulang kali menentang undang-undang iklim, dan emisinya melonjak pada tahun 2021 meskipun ada komitmen untuk mengurangi dampak lingkungan.

Ia pun berkelit bahwa Amazon perlu memperlakukan karyawannya dengan lebih baik--kondisi kerja gudang yang masih di bawah standar menjadi inti masalah di bawah pengawasannya.

Ada juga pertanyaan mengapa Jeff Bezos menunggu sampai sekarang untuk memberikan sebagian besar uangnya untuk amal.

Meskipun dia sering membuat janji amal, dia juga menuangkan dana ke proyek sampingan yang tidak berbuat banyak untuk memajukan umat manusia, setidaknya tidak dalam jangka pendek. Misalnya seperti mengirim orang kaya ke luar angkasa dengan Blue Origin.

Seperti halnya Gates dan Zuckerberg, ada kekhawatiran Bezos mencoba memperbaiki reputasinya dengan memberikan sebagian besar kekayaannya.

3 dari 6 halaman

Di KTT G20 Bali, Jeff Bezos Ajak Pemerintah dan Swasta G20 Atasi Krisis Iklim

Executive Chairman Amazon Jeff Bezos mengajak kerja sama antara pemerintah dan pengusaha swasta tak sebatas mengatasi inflasi. Ini disampaikannya dalam forum B20 sebagai rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20.

Orang terkaya setelah Elon Musk itu melihat peluang kerja sama antara pihak pemerintah dan perusahaan swasta di sektor lain. Kini, yang telah berjalan adalah mengenai upaya mengatasi inflasi dan kenaikan harga lainnya.

"Keberhasilan mengharuskan kita untuk memenuhi kebutuhan mendesak sekaligus meletakkan dasar untuk masa depan jangka panjang yang lebih baik. Ketika pemerintah dan pebisnis swasta mengatasi masalah inflasi, utang, dan peningkatan risiko yang mendesak, tetaplah penting untuk tetap memperhatikan tantangan abadi dalam mengatasi krisis iklim dan alam," ungkapnya dalam B20 Summit, Senin (14/11/2022).

Informasi, pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada menyempitnya rantai pasok global yang menyebabkan inflasi dan berbagai maslaah ekonomi lainnya. Kondisi ini diperparah dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

Sementara itu, tantangan krisis iklim semakin hari semakin nyata terlihat. Berbagai upaya dekarbonisasi pun jadi wacana yang dilontarkan banyak negara dan perusahaan swasta. Namun, langkah konkretnya baru masuk pada tahap awal.

"Kami tahu bagaimana membalikkan tren ini. Solusi membutuhkan kepemimpinan publik (pemerintah), swasta dan warga negara," tegasnya.

Upaya ini jadi salah satu dari 3 prinsip utama yang disarankannya pada pebisnis G20. Menurutnya, langkah-langkah ini perlu dijalankan secara bersama-sama.

4 dari 6 halaman

Kemiskinan Turun

Pada kesempatan itu, Jeff Bezos menggambarkan sejumlah peluang dari berkembangnya ekonomi dunia. Dia mencatat, ada penurunan persentase kemiskinan dan peningkatan persentase teknologi.

"Mari kita belajar dari pencapaian masa lalu. Ketika saya lahir, rata-rata orang di dunia hidup hingga usia 53 tahun. Hari ini, rata-rata orang hidup 73 tahun tingkat kemiskinan dunia pada waktu itu telah turun 75 persen dan melek huruf orang dewasa telah berlipat ganda," ujarnya.

"Dan meskipun populasi dunia telah berkembang pesat sejak waktu itu, produksi pangan telah meningkat lebih pesat lagi. Teknologi maju telah memainkan peran utama," imbuhnya.

Dari sisi teknologi, misalnya tenaga surya yang sudah turun sebesar 99 persen sejak 1979. Dia mencontohkan saat Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter memasang panel surya di Gedung Putih pada waktu itu.

"Inovasi, pendidikan, kewirausahaan dan kebijakan publik yang lebih baik, bertanggung jawab atas keuntungan ini. Kami telah menghadapi tantangan sejak kami menulis sejarah, dan kami manusia selalu menemukan cara untuk mengatasinya," bebernya.

5 dari 6 halaman

Jangan Terjebak

Lebih lanjut, pendiri Bezos Earth Fund ini juga mengajak para pebisnis untuk bergabung memberikan pembiayaan untuk mengatasi krisis iklim. Menurutnya, ini tidak serta merta menjadi lahan yang tidak menguntungkan secara bisnis.

Sebaliknya, dari kacamata Jeff Bezos, pembenahan dari dampak krisis iklim bisa membawa pengembangan teknologi ke arah yang lebih baru. Lebih lagi, itu juga akan membawa kepada efisiensi produksi.

"Mari kita tidak terjebak. Dalam pola pikir bahwa banyak pemimpin bisnis dan pemerintah ingin berani mengurangi kerusakan lingkungan, tetapi mereka khawatir hal itu akan meningkatkan biaya dan mengganggu pertumbuhan. Kita sekarang tahu tindakan cerdas melawan perubahan iklim tidak hanya menghentikan hal-hal buruk yang terjadi," kata dia.

"Hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendorong teknologi baru, mengurangi ketidakpastian dan mengarah pada peluang baru," abah dia.

Ini yang jadi landasan Bezos Earth Fund untuk mengalokasikan sekitar USD 10 juta untuk mengatasi perubahan iklim. Sekaligus mengejar target nol emisi karbon lebih cepat.

"Pemahaman baru inilah yang mendorong kami untuk membuat janji iklim dan menetapkan tujuan untuk mencapai nol karbon bersih pada tahun 2040 10 tahun lebih awal dari tujuan Perjanjian Paris sebagai bagian dari janji ini. Amazon bertujuan untuk memberi daya pada semua operasinya dengan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2025," tutupnya.

 

6 dari 6 halaman

Infografis Orang Terkaya di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.