Sukses

Riot Games Ambil Alih League of Legends dan TFT dari Garena Mulai 2023

Riot Games akan mengambil alih game League of Legends (LoL) dan Teamfight Tactics ("TFT") dari Garena mulai tahun 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Riot Games akan mengambil alih hak penerbit game League of Legends (LoL) dan Teamfight Tactics ("TFT") di Asia Tenggara dan Taiwan dari Garena.

Informasi diumumkan lewat postingan di blog perusahaan, dan akan berlaku mulai Januari 2023, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Kamis (10/11/2022).

Diketahui, Garena dan Riot Games sudah menjalin kemitraan sejak 12 tahun lalu. Dengan tambahan LoL dan TFT, maka Riot Games telah menerbitkan lima gim di Asia Tenggara dan Taiwan.

Adapun ketiga gim lainnya, antara lain Valorant, League of Legends: Wild Rift, dan Legends of Runeterra.

Selain itu, Riot Games juga menunjuk Taiwan Mobile dan VNGGames sebagai penerbit baru LoL dan TFT masing-masing di Taiwan dan Vietnam.

Walau server baru kedua gim akan online pada Januari 2023 mendatang, perusahaan sudah meminta player untuk melakukan backup data mereka.

Garena dan Riot Games saat ini sedang bekerja sama untuk proses migrasi akun kedua gim, dan membuka proses link akun mulai 18 November 2022.

Setelah proses penautan akun pada bulan November, gamer dapat terus bermain LoL melalui client Garena hingga awal Januari 2023.

Namun, mulai bulan Januari, server Riot akan dibuka dan semua pemain dapat mengakses League of Legends di client multi-game Riot.

Pemain akan diminta konfirmasi instruksi dan login melalui client multi-game Riot pada bulan Januari, dan riwayat game sepenuhnya dimigrasikan.

Berhubung akun Garena untuk LoL dan TFT tidak akan akftif lagi setelah migrasi, maka akun gamer yang tidak memindahkan data mereka sebelum 31 December akan dihapus.

Karena akan mengambilalih LoL secara penuh dari Garena, maka Riot akan mengurus sendiri seluruh kejuaraan lokal dan regional di masing-masing area.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendapatan Wild Rift Lampaui Rp 7,48 Triliun

League of Legends Wild Rift

Lebih lanjut, perusahaan riset pasar aplikasi mobile Sensor Tower melaporkan pendapatan League of Legends: Wild Rift sejak game itu pertama kali dirilis.

Tercatat, menurut perkiraan Sensor Tower, pendapatan seumur hidup game itu melampaui USD 500 juta atau sekitar Rp 7,48 triliun, yang berasal dari pembelanjaan pemain global di App Store dan Google Play.

Dirilis secara bertahap di dunia mulai Oktober 2020, game tersebut telah menjadi salah satu mobile MOBA terpopuler.

Menurut Sensor Tower Game Intelligence, League of Legends: Wild Rift menjadi MOBA penghasil pendapatan tertinggi kedua selama paruh pertama 2022. Game garapan Riot Games itu mengumpulkan sekitar USD 218 juta pada periode tersebut.

League of Legends: Wild Rift terpaut di belakang Honor of Kings dari Tencent , yang menghasilkan USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 20,9 triliun selama periode tersebut, dan menggunguli Brawl Stars dari Supercell, yang menghasilkan USD 149,5 juta atau sekitar Rp 2,24 trliun.

"Semua titel game itu memiliki tautan ke Tencent, yang telah mengakuisisi Riot Games dan Supercell," kata Sensor Tower dalam laporannya.

Tiongkok menempati peringkat teratas sebagai negara penghasil pendapatan tertinggi. Di pasar tersebut, League of Legends: Wild Rift diterbitkan dan dioperasikan oleh Tencent.

Hingga saat ini, Tiongkok berkontribusi atas pendapatan senilasi USD 364,6 juta (khusus App Store). Itu sekitar 72,2 persen dari total belanja pemain yang menjadi sumber pendapatan game itu.

3 dari 4 halaman

AS di Peringkat Kedua

Google Play Store. (Istimewa)

Amerika Serikat berada di peringkat kedua untuk belanja pemain global sebesar 6,8 persen dari total pendapatan seumur hidup. Sementara Korea Selatan menempati peringkat ketiga dengan 3,7 persen.

App Store menyumbang bagian terbesar dari belanja pemain, terhitung USD 425,2 juta dari atau 84,2 persen dari pendapatan.

Google Play, sementara itu, menyumbang USD 80 juta atau 15,8 persen dari pendaptan.

Namun, di luar China, App Store menyumbang sekitar 43 persen dari pendapatan global, sementara Google Play menyumbang hampir 57 persen. 

4 dari 4 halaman

Riot Games Gugat Moonton

Mobile Legends: Bang Bang. (Doc. Moonton)

Diwartakan sebelumnya, Riot Games telah menggugat Shanghai Moonton Technology yang kini menjadi bagian dari ByteDance.

Dalam gugatan tersebut, Riot Games menyebut Moonton telah meniru terang-terangan game League of Legends versi mobile.

Dikutip dari Reuters, Selasa (10/5/2022), gugatan tersebut didaftarkan pada pengadilan federal Los Angeles, Amerika Serikat. Pada gugatannya, Riot menyebut Mobile Legends: Bang Bang meniru beberapa elemen dari game League of Legends: Wild Rift, termasuk materi promosinya.

Menurut Riot Games, Moonton meniru sejumlah aspek baru dari League of Legends: Wild Rift setelah game tersebut diperbarui. Beberapa kesamaan itu termasuk antarmuka pengguna, desain karakter, kemampuan, serta aksesori.

(Ysl/Dam)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.