Sukses

Cek Spesifikasi PC untuk Main Game Android via Google Play Games

Kira-kira spesifikasi minimum PC atau laptop seperti apa yang bisa main gim Android via Google Play Games ini?

Liputan6.com, Jakarta - Google akhirnya merilis Google Play Games versi beta untuk perangkat PC atau laptop bagi gamer di Indonesia.

Cukup dengan akun Google dan PC atau laptop, kamu dapat memainkan deretan judul gim Android menggunakan keyboard dan mouse.

Adapun Google Play Games ini pertama kali meluncur di Australia, Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan.

Mengutip laman FAQ Google Play Games, Kamis (3/11/2022), ada lebih dari 40 gim Android sudah bisa dimainkan lewat PC atau laptop.

Beberapa judul gim tersebut antara lain Cookie Run: Kingdom, Mobile Legends: Bang Bang, Asphalt 9, Gardenscapes, dan masih banyak lainnya.

Nah, kira-kira spesifikasi minimum PC atau laptop seperti apa yang bisa main gim Android via Google Play Games ini?

  • Windows 10 (v2004)
  • Solid State Drive (SSD) dengan ruang penyimpanan kosong 10GB
  • GPU Intel UHD Graphics 630 atau yang sebanding
  • CPU dengan 4 core
  • RAM 8GB
  • Akun admin Windows
  • Virtualisasi hardware harus diaktifkan

Karena menggunakan akun Google, maka gamer dapat mensinkronisasi gim yang sedang dimainkan ke perangkat pendukung lainnya.

Sesuai namanya, layanan ini memungkinkan pengguna memainkan game Android melalui laptop, PC, atau tablet dengan sistem operasi Windows.

"Tujuan utama kami adalah menjangkau para pemain game di mana pun mereka berada dan memberi mereka akses ke berbagai macam game di sebanyak mungkin perangkat," tulis Google dalam keterangan resminya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Tahap Pengembangan

Google Play Games versi beta untuk PC kini sudah menjangkau pemain di Indonesia. (Dok: Google)

Selain memperluas cakupannya, Google juga menambah daftar koleksi game yang bisa dimainkan. Beberapa di antaranya yang kini sudah bisa dimainkan adalah 1945 Air Force, Blade Idle, Cookie Run: Kingdom, dan Evony: The King's Return.

Tidak hanya itu, Google juga menuturkan telah membuat langkah signifikan agar layanan ini bisa menjangkau lebih banyak pemain. Hal itu dilakukan dengan mengurangi persyaratan spesifikasi minimum PC yang bisa mengkases layanan Google Play Games.

"Kami senang dapat memperluas platform kami ke lebih banyak pasar, sehingga para pemain dapat menikmati game favorit mereka di Google Play," tulis perusahaan.

Kendati demikian, mengingat ini masih berada dalam versi beta, Google mengaku pihaknya akan berupaya untuk bisa menghadirkan akses bermain game Android di perangkat Windows ini dalam versi penuh.

Untuk itu, perusahan akan menambahkan fitur baru sekaligus melakukan evaluasi berdasarkan masukan dari developeri maupun pemain. 

3 dari 4 halaman

Google Diam-Diam Akuisisi Startup Avatar AI Alter

Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Di sisi lain, Google dikabarkan secara diam-diam mengakuisisi Alter, startup avatar kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang membantu kreator dan jenama mengekspresikan identitas virtual mereka.

Sebuah sumber yang mengetahui ini kepada TechCrunch, dikutip Minggu (30/10/2022), mengklaim akuisisi dilakukan di harga sekitar USD 100 juta, dan bertujuan meningkatkan konten permainan dan bersaing lebih baik dengan TikTok.

Sumber anonim ini TechCrunch juga menyebut, akuisisi selesai sekitar dua bulan yang lalu. Namun, tidak ada satu pun dari perusahaan yang mengungkapkannya ke publik.

Beberapa petinggi Alter juga dilaporkan telah memperbarui profil LinkedIn mereka untuk memberitahu bahwa mereka sudah bergabung dengan Google, tanpa mengakui akuisisi tersebut.

Mengutip CNET, Chief Operating Officer yang juga salah satu pendiri Alter, Jon Slimak, adalah salah satu yang mengubah profil LinkedIn-nya, untuk merefleksikan peran barunya di proyek avatar Google. Situs Alter sendiri tidak bisa diakses.

Juru bicara Google pun mengonfirmasi akuisisi ini kepada TechCrunch, tapi dia menolak untuk berkomentas soal syarat-syarat finansial dari kesepakatan tersebut.

Alter sendiri adalah perusahaan rintisan alias startup, yang berkantor di Amerika Serikat dan Ceko, yang memulai usahanya sebagai Facemoji.

Platform besutan startup ini menawarkan teknologi plug-and-play, untuk membantu pengembang game dan aplikasi memasukkan avatar ke dalam aplikasi mereka.

4 dari 4 halaman

Berawal dari Facemoji

Google.   Pawel Czerwinski/Unsplash

Alter punya pekerjaan untuk membuat avatar menggunakan AI, tidak hanya orang, tapi juga pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan. Misalnya, seseorang bisa membeli NFT tas desainer dan mengakses avatar mereka.

Teknologi mereka pun bisa diintegrasikan ke dalam video game maupun metaverse atau dunia virtual.

Startup tersebut menerima pendanaan awal sebesar USD 3 juta dari investor termasuk Play Ventures, Roosh Ventures, dan Twitter. Facemoji lalu mengganti namanya menjadi Alter.

Narasumber yang mengetahui akuisisi ini mengklaim, Google berharap agar Alter bisa digunakan untuk meningkatkan dan meningkatkan penawaran kontennya. Meski begitu, belum diketahui strategi apa yang akan diterapkan untuk mengejar TikTok.

Sementara itu, Jon Slimak dan pendiri Alter lainnya Robin Raszka, tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

(Ysl/Dam)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini