Sukses

Aplikasi Fisioterapi Berbasis AI Karya Mahasiswa UI Raih Penghargaan dari Universitas Nasional Singapura

Aplikasi FisioMotion garapan mahasisa Universitas Indonesia (UI) meraih People's Choice Award di National University of Singapore (NUS) Medical Grand Challenge 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi yang membantu pasien fisioterapis untuk dapat melakukan latihan secara mandiri garapan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), meraih People's Choice Award di National University of Singapore (NUS) Medical Grand Challenge 2022.

Universitas Nasional Singapura atau National University of Singapore (NUS) Medical Grand Challenge 2022 sendiri digelar pada Agustus 2022 lalu secara daring.

Aplikasi ini bernama FisioMotion dan bertujuan untuk membantu masalah kesehatan, khususnya untuk pasien fisioterapis dalam melakukan latihan mandiri, dengan bantuan machine learning berbasis kecerdasan artifisial (AI).

Mengutip keterangan tertulis, Senin (26/9/2022), latar belakang pembuatan aplikasi ini adalah sulitnya pasien fisioterapi melakukan latihan terapi bersama fisioterapis saat pandemi Covid-19.

Untuk mengatasi hal itu, pasien sering melakukan sesi latihan secara daring, melalui fitur video call WhatsApp yang kemudian akan dipandu oleh fisioterapis.

Berangkat dari situ, beberapa mahasiswa UI pun membuat aplikasi FisioMotion, dengan tujuan membantu mekanisme kerja para fisioterapi. Dengan menggunakan aplikasi ini, mereka juga bisa melihat perkembangan pasien dalam pemulihan.

Salah satu anggota Tim pengembang aplikasi FisioMotion, Darren Ngoh mengatakan, masalah yang terjadi di sektor kesehatan, harus dijawab dengan kemajuan teknologi saat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dapat Dioperasikan dengan Mudah

"Dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) dalam situasi pandemi seperti ini, keterbatasan mobilisasi pasien fisioterapi sangat sulit," kata mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI angkatan 2019 itu mengatakan.

Darren mengatakan, apa yang dilakukan oleh para fisioterapis di klinik atau rumah sakit adalah memvalidasi apakah gerakan pasien benar atau salah.

"Dari peluang itu kami coba aplikasikan AI dengan tujuan untuk memvalidasi gerakan pasien tanpa harus ke klinik. Selain itu pengguna aplikasi nantinya juga mendapat feedback secara realtime dalam satu aplikasi," ujar Darren.

Aplikasi ini dirancang agar dapat dengan mudah dioperasikan oleh penggunanya. Saat membuka FisioMotion, pasien bisa melihat jadwal latihan yang harus dikerjakan.

Kemudian, pasien dapat menjalankan latihan dengan menggunakan kamera, untuk selanjutnya sistem dalam aplikasi ini, akan membantu mengoreksi jika ada gerakan yang salah.

3 dari 3 halaman

Mengurangi Antrean

Meski hampir memasuki fase endemi Covid-19, aplikasi FisioMotion diharapkan dapat terus digunakan, serta bermanfaat bagi fisioterapis dan pasien.

Selain itu, tim FisioMotion juga mengatakan sudah melakukan riset kepada beberapa fisioterapi di Vokasi UI. Aplikasi ini diharapkan mampu mengurangi antrean terapi offline dan membantu pasien lebih banyak untuk sembuh.

Tercatat dalam satu hari, fisioterapis hanya dapat membantu 6 sampai 10 pasien untuk terapi. Namun, dengan bantuan aplikasi FisioMotion, fisioterapis dapat memantau hingga 20 sampai 25 pasien terapi per hari.

Aplikasi FisioMotion merupakan karya kolaborasi mahasiswa UI lintas fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), Fakultas Kesehatan (FK), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), dan program pendidikan Vokasi.

Tim ini terdiri dari, Darren Ngoh (Fasilkom 2019), Indri Klarissa Ramadhanti (Fasilkom 2019), Rio Fernando Alexander (FIA 2022), Muhammad Mikail Athif Zhafir (FK 2019), serta Alifia Azzahra Putri Satrio (Vokasi 2019).

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.