Sukses

Top 3 Tekno: Hacker Bjorka Diduga Kuat Orang Indonesia

Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy yang memiliki dugaan kuat kalau hacker Bjorka berasal dari Indonesia, menjadi sorotan para pembaca.

Liputan6.com, Jakarta Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy yang memiliki dugaan kuat kalau hacker Bjorka berasal dari Indonesia, menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (15/9/2022) kemarin.

Berita lain yang tak kalah menarik datang dari hacker Indonesia yang mengklaim telah membocorkan identitas hacker Bjorka.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Forum Keamanan Siber: Hacker Bjorka Diduga Kuat Orang Indonesia

Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy menduga hacker Bjorka berasal dari Indonesia. Informasi ini diungkap Gildas dalam Podcast Deddy Corbuzier.

Dalam channel YouTube-nya, Deddy bertanya kepada Gildas, apakah sosok Bjorka adalah orang Indonesia?

"Saya secara pribadi juga berkesimpulan yang sama, paling tidak orang Indonesia," katanya menjawab pertanyaan Deddy, dikutip Rabu (14/9/2022).

Namun, hal tersebut masih dugaan karena identitas Bjorka hingga saat ini belum bisa diketahui secara pasti.

Terkait kebocoran 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar, Gildas mengungkapkan kalau Bjorka bukan sosok yang melakukan peretasan.

“Paling tidak untuk kasus yang 1,3 miliar data, dia beli dari orang lain. Ini sudah kami telusuri,” tutur Gildas menjelaskan.

Ia memaparkan, ekosistem dalam dark web secara umum bukan peretasnya yang langsung menjual data.

"Jadi yang menemukan celah keamanan atau eksploitasi itu orang lain dan yang menjual data pun orang yang berbeda," ucap Gildas.

Ia menambahkan, kalau melihat internet sebagai gunung es, dark web itu berada di paling bawah.

"Isinya 99 persen adalah penjahat (hacker jahat), aparat penegak hukum atau kelompok yang melakukan investitigasi terkait keamanan siber.

Baca selengkapya di sini 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Hacker Indonesia Klaim Bongkar Identitas Asli Bjorka, Benarkah dari Cirebon?

Sejumlah pengguna media sosial mulai mengeluarkan klaim terkait identitas asli dari akun Bjorka yang melakukan pembocoran data sejumlah instansi, serta data-data pribadi para pejabat Indonesia.

Salah satunya adalah pengguna Instagram dengan akun @volt_anonym. Pengguna yang mengklaim diri sebagai hacker Indonesia ini menuding sebuah akun sebagai orang di balik hacker Bjorka yang diduga dari Cirebon, Jawa Barat.

"Data yang katanya 133M dari meretas Kominfo tidak lebih isinya cuma 200 data saja dan itu pun di copy sehingga banyak data yang sama seolah-olah data yang dia curi sebanyak 133M padahal cuma 200 an," tulis akun @volt_anonym.

"Ini sama saja data dump (sampah) yang sudah banyak kadaluarsa," tulis akun tersebut, seperti dikutip dari akun @volt_anonym pada Rabu (14/9/2022).

Akun tersebut juga mengklaim data yang diambil Bjorka yang katanya sebanyak 133 juta. Ia bahkan menuding hacker Bjorka memiliki tim.

"Aing tau lu punya tim,lu bagian pansos dan tim lu bagian sebar data dan repost," kata akun itu.

Menurut akun itu, berdasarkan data yang dia dapat, si pembocor hanya menyalin lalu meng-input lagi seterusnya, sampai jumlahnya menjadi banyak.

Baca selengkapya di sini 

 

3 dari 4 halaman

3. Pakar Keamanan Siber Minta Pemerintah Jangan Remehkan Hacker

Pakar keamanan siber CISSReC Pratama Persadha menyebut, pemerintah sebaiknya tidak meremehkan hacker.

Pasalnya hal ini bisa jadi boomerang bagi pemerintah, di mana para hacker akan merasa tertantang untuk meretas sistem pemerintah.

"Harusnya jangan nantangin gitu, nanti banyak hacker-hacker lain yang kesal dan malah berlomba meretas sistemnya pemerintah," ujar Pratama, melalui pesannya kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (14/9/2022).

Hal ini diungkapkan Pratama menanggapi pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut hacker Bjorka tidak memiliki kemampuan dalam membobol data.

Pratama sebelumnya berpendapat, Bjorka merupakan sebuah grup atau kelompok yang masing-masing anggotanya memiliki peran.

"Mereka ada yang bisa melakukan peretasan, ada yang menerima setoran data-data yang bocor, dan ada yang berperan sebagai penjual atau yang buat publikasi di media sosial," kata Pratama.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa data yang dibocorkan dalam kasus Bjorka, bukanlah data yang bersifat rahasia negara.

Bahkan, Mahfud juga membandingkan situasi yang terjadi hari ini dengan kejadian Wikileaks yang terjadi di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca selengkapya di sini 

4 dari 4 halaman

Infografis Buntut Aksi Hacker Bjorka & Prioritas RUU Perlindungan Data Pribadi. (Liputan6.com/Trieyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.