Sukses

AWS: Sektor Kesehatan dan UMKM Paling Cepat Adopsi Transformasi Digital

Selama dua tahun terakhir, hampir seluruh sektor mempercepat sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE) yang tentunya didukung teknologi komputasi awan alias cloud computing.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah badan pemerintah di Asia Pasifik sedang menghadapi transformasi digital secara masif, termasuk Indonesia akibat pandemi Covid-19.

Selama dua tahun terakhir, hampir seluruh sektor mempercepat sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE) yang tentunya didukung teknologi komputasi awan alias cloud computing.

Berbasis teknologi cloud, diharapkan berbagai sektor pemerintahan yang masih mengandalkan sistem manual akan berubah ke digital.

Diharapkan SPBE di Indonesia dapat menghadirkan layanan publik yang semakin masif, efisien, serta akuntabel.

Adapun transformasi digital badan pemerintah ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada usia seratus tahun kemerdekaan, yaitu Indonesia Emas 2045.

Lalu Kementerian atau sektor industri mana saja yang dengan cepat mengadopsi transformasi digital selama pandemi, dan mampu memberikan layanan lebih baik dari sebelumnya?

Menjawab hal tersebut, Mohammad Ghozie Indra Dalel, Country Manager, Worldwide Public Sector, Indonesia, AWS membeberkan pendapatnya soal transformasi digital di kalangan pemerintah.

"Kalau kita runut, pandemi Covid-19 memicu pesatnya perkembangan digital di berbagai sektor pemerintah atau startup di Tanah Air," kata Mohammad kepada tim Liputan6.com baru-baru ini.

Mohammad menyebutkan, "Sektor paling pesat perkembangan digitalnya adalah dari sisi kesehatan, mulai dari Kementerian Kesehatan hingga startup telemedicine, seperti Halodoc."

Dijelaskan, cloud feature yang digunakan oleh Kementerian dan startup kesehatan ini paling terasa perubahan dan upscaling-nya.

Dalam waktu singkat, mereka harus melayani jutaan orang dari berbagai lokasi dan tentunya layanan tidak boleh putus tiba-tiba. "Sangat riskan bilamana tiba-tiba layanan, seperti Halodoc putus saat konsultasi," ujar Mohammad.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sektor Pendidikan

Ilustrasi Belajar Secara Online Credit: pexels.com/pixabay

Selain kesehatan, sektor pendidikan atau edukasi juga terkena impact besar karena pandemi Covid-19 ini.

Guna memutus penyebaran, Pemerintah pun memutuskan agar seluruh aktivitas tatap muka secara langsung sekolah--dari TK hingga SMA--dan kampus ditiadakan.

Alhasil, sekolah hingga kampus pun mulai mengadopsi metode pendidikan dari jarak jauh atau online mengandalkan layanan cloud dan video conference.

Walau sempat diragukan efektivitasnya, ternyata pembelajaran secara online dapat dilakukan secara optimal.

Mohammad mengakui, banyak pihak dari pemerintahan memberikan feedback adopsi transformasi digital dapat berlangsung dengan optimal.

"Ternyata tanpa harus berada di satu ruangan atau kelas, masih bisa memberikan edukasi dengan baik layaknya bertatapan muka secara langsung," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

Pariwisata dengan Desa Digital

Foto Ilustrasi : Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata

Sektor pariwisata dan perdagangan juga mengambil benefit besar dari transformasi digital ini, karena pasca pandemi mereka jadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi.

"Post pandemi tentunya banyak yung ingin berlibur ke tempat-tempat wisata terkenal di Indonesia, nah dari kementerian sudah membangun desa wisata berbasis digital untuk menjadi roda penggerak ekonomi di lokasi tersebut."

Lainnya, Kementerian Perdagangan semakin gencar mengedukasi pelaku bisnis UMKM agar "melek" dunia digital.

"Transformasi digital juga terasa impact dalam usaha UMKM, karena saat ini banyak pelaku bisnis kecil sudah banyak yang menjual barang dagangannya secara online."

Pangsa pasarnya pun tidak lagi terbatas di dalam negeri semata saja, tetapi pembeli dari luar negeri pun juga tertarik dengan barang-barang hasil UMKM di Tanah Air.

(Ysl/Tin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.