Sukses

Apple Minta Telegram Hapus Emoji Animasi dari Aplikasi Versi iOS

Apple malu dengan emoji animasi atau telemoji yang memulai debutnya di aplikasi Telegram versi iOS dan Android tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pavel Durov, kreator dan CEO Telegram baru-baru ini mengkritik tindakan Apple yang dengan sengaja menghambat perusahaan merilis pembaruan aplikasi via App Store.

Kala itu, Durov belum mengungkap alasan sebenarnya kenapa Apple dengan sengaja menghambat peluncuran update Telegram versi iOS tersebut.

Kini, setelah update tersebut digulirkan ke seluruh pengguna iOS, Pavel Durov mengungkap alasan mengapa Apple menunda rilis aplikasi di App Store.

Disebutkan, Apple malu dengan emoji animasi atau telemoji yang memulai debutnya di aplikasi chatting tersebut.

"Menyusul pemberitaan secara global dari postingan saya di channel Telegram, Apple akhirnya memberikan tanggapan," ucap Durov, sebagaimana dikutip dari Gizchina, Senin (15/8/2022).

Lebih lanjut Durov menjelaskan, Apple meminta agar update Telegram berikutnya fitur Telemoji dihapus.

"Dari sisi Apple, permintaan ini cukup membingungkan. Karena Telemoji dapat menciptakan dimensi baru untuk emoji statis beresolusi rendah di ekosistem mereka," tambah Durov.

Dengan penambahan fitur Telemoji ini, Pavel Durov berharap ekosistem milik Apple akan menjadi lebih menarik.

Sementara itu, perwakilan Apple kepada 9to5Mac mengatakan, beberapa emoji baru Telegram menampilkan kata-kata yang sama dengan emoji yang sudah didaftarkan Apple.

Menurut tim peninjau App Store, pengembang pihak ketiga tidak dapat membuat aplikasi "sangat mirip dengan produk Apple yang sudah ada."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peninjauan Apple Bikin Update Telegram Telat Tanpa Penjelasan

Pavel Durov, CEO Telegram. (Foto: Instagram)

CEO Telegram Pavel Durov memprotes proses peninjauan terhadap aplikasi seluler oleh perusahaan-perusahaan yang ia anggap telah memonopoli industri.

Pernyataan ini disampaikan Pavel Durov melalui kanal Telegram resminya pada pekan ini. Di sana, Durov mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai pekerjaannya.

"Apakah ada yang lebih menarik daripada meningkatkan kualitas cara berkomunikasi ratusan juta orang? Anggota tim kami, termasuk saya sendiri, mungkin merupakan beberapa orang paling beruntung di dunia ini," katanya.

Meski begitu, mengutip siaran pers, Sabtu (13/8/2022), Durov mengatakan pembatasan yang dihadapi saat ingin mendistribusikan versi terbaru dari Telegram menjadi satu-satunya hal yang menyurutkan mereka.

Durov menyebut, ini akibat proses peninjauan "kurang jelas yang diterapkan pada semua aplikasi seluler oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang memonopoli industri."

Ia mencontohkan, update terbaru Telegram telah tertahan dalam proses peninjauan Apple selama dua pekan, tanpa penjelasan atau umpan balik apa pun yang diberikan oleh perusahaan teknologi itu.

Durov sendiri mengungkapkan, pembaruan atau update Telegram "akan merevolusi cara orang mengekspresikan diri dalam chat."

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Kerugian Finansial

Logo Aplikasi Telegram

Pavel Durov menambahkan, apabila Telegram yang merupakan aplikasi populer di dunia diperlakukan semacam ini, bisa dibayangkan kesulitan yang dialami para pengembang aplikasi yang masih berkembang.

"Hal ini tidak hanya memberatkan hati: tetapi juga menyebabkan kerugian finansial secara langsung kepada ratusan ribu aplikasi seluler secara global," kata Durov.

Menurutnya, kerugian ini menambah pada pajak 30 persen yang diambil Apple dan Google dari pengembang aplikasi - yang menurut mereka, seharusnya membayar sumber daya yang dibutuhkan untuk meninjau aplikasi.

"Regulator di Uni Eropa (UE) dan di tempat lain perlahan-lahan mulai melihat praktik-praktik yang tidak adil ini," kata Pavel Durov.

"Namun, kerusakan ekonomi yang telah ditimbulkan oleh Apple pada industri teknologi tidak akan dapat diurungkan," pungkasnya.

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.