Sukses

Sampah Antariksa Diduga Puing Pesawat SpaceX Jatuh di Peternakan Australia

Sampah antariksa yang jatuh di Australia itu diduga sisa-sisa dari pesawat luar angkasa milik SpaceX

Liputan6.com, Jakarta - Sampah antariksa sepanjang tiga meter yang diduga berasal dari pesawat SpaceX dilaporkan jatuh di tanah milik seorang petani di New South Wales, Australia pada Juli 2022 lalu.

Benda ini, yang diduga bagian dari Crew-1 milik SpaceX, ditemukan di peternakan domba oleh seorang petani bernama Mick Miners yang tinggal di Snowy Mountains pada 25 Juli 2022.

Mengutip New York Post, Selasa (2/8/2022), Miners menyebut ia menemukan sampah antariksa yang mirip sebuah batang pohon itu, tak lama setelah mendengar suara dentuman keras.

Mengutip Space.com, beberapa penduduk sekitar juga menyebut mereka mendengar suara dentuman pada tanggal 9 Juli waktu setempat. Ada juga yang mengklaim telah melihat sebuah ledakan.

Jock Wallace, petani setempat, juga melaporkan keberadaan benda asing yang menghujam tanahnya di tanggal 21 Juli. Beruntungnya, sampah antariksa itu jatuh jauh dari rumah kedua warga tersebut.

"Ini pasti sampah luar angkasa yang merupakan bagian dari bagasi SpaceX Crew-1," kata Brad Tucker, pakar antariksa dari Australian National University yang dipanggil pihak berwenang untuk memeriksa benda itu.

Kepada radio pada hari Senin waktu setempat, Tucker mengatakan bahwa SpaceX memiliki kapsul yang membawa penumpang ke luar angkasa, tetapi ada bagian bawahnya.

"Jadi ketika para astronot kembali, mereka meninggalkan bagian bawahnya di luar angkasa sebelum kapsul itu mendarat," kata pakar antariksa di perguruan tinggi Australia tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sampah Antariksa Tiongkok Juga Jatuh ke Bumi

Pesawat antariksa milik perusahaan Elon Musk senilai USD 62 juta itu sendiri telah masuk masa deorbit setelah hampir dua tahun berada di luar angkasa. Tucker menjelaskan, sampah ini awalnya diperkirakan bakal pecah dan mendarat di laut.

"Kami melihat sebagian besar potongan mendarat di lautan, tetapi jelas beberapa tidak karena potongan setinggi 9,8 kaki ini menghujam ke tanah dari luar angkasa," ujarnya.

Tucker juga mengungkapkan bahwa puing-puing tersebut berada dalam kondisi terbakar saat kembali ke Bumi.

"Orang sering berpikir mereka menemukan potongan kecil sampah luar angkasa, tetapi mereka akan terbakar saat masuk kembali, jadi kemungkinan besar adalah potongan besar seperti ini," imbuhnya.

Sampah antariksa SpaceX bukan satu-satunya yang jatuh ke Bumi dalam waktu dekat ini. Dua hari terakhir, jagat maya dihebohkan oleh benda asing mirip UFO yang terbang melintasi langit Kalimantan dan Sumatera.

Benda bersinar terang mirip serombongan komet itu terpantau di Indonesia di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat.

Awal beredar, warganet dibikin heboh lantaran mengiranya sebagai serombongan UFO. Mereka heran karena ada benda asing yang terbang dengan sangat cepat di langit.

Dalam sejumlah video yang beredar, perekam dan sejumlah rekannya tak paham dengan benda asing tersebut. Mereka hanya bisa merekam dan takjub, namun juga khawatir.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

BRIN Konfirmasi Soal Sampah Antariksa Tiongkok

Belakangan BRIN mengonfirmasi bahwa benda asing itu adalah sampah antariksa Tiongkok. Benda asing itu diketahui adalah sampah antariksa CZ5B dan berbentuk roket bekas peluncuran modul stasiun antariksa Tiongkok.

BRIN menyatakan telah terpantau sebuah roket bekas peluncuran modul stasiun antariksa Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Long March 5B, jatuh di Samudera Hindia. Peristiwa tersebut terjadi pada 30 Juli 2022, pukul 23.45 WIB.

“Sampah antariksa CZ5B, roket bekas peluncuran modul stasiun antariksa RRT (Republik Rakyat Tiongkok) diprakirakan jatuh malam ini, 30-31 Juli 2022,” tulis pesan singkat Peneliti Senior BRIN, Thomas Djamaludin ke Humas BRIN, Sabtu (30/7).

Dengan ketinggian sekitar 120km, terpantau sampah antariksa RRT ini melintasi wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat, dan saat ini sudah jatuh di lautan.

“Alhamdulillah, bekas roket peluncuran RRT CZ5B berbobot sekitar 20 ton berukuran 30 meter telah terkonfirmasi atmospheric re-entry di Samudera Hindia tadi malam, 30 Juli 2022, pk 23.45 WIB,” demikian informasi terbaru dari Thomas.

Dia juga mengatakan, sampah tersebut tidak berbahaya bagi biota laut di Samudera Hindia. Ia menerangkan, data orbit dari pemantauan space-track.org menunjukkan titik jatuh di barat daya Indonesia.

“Namun bisa jadi ada pecahannya tersebar sepanjang lintasan terakhir, orbitnya melintasi Sumatera bagian selatan."

"Bila ada penduduk yang melihat objek langit jatuh sekitar pukul 23.45 WIB segera melaporkan ke Pusat Riset Antariksa BRIN melalui email prantariksa@brin.go.id,” imbaunya.

 

4 dari 4 halaman

Sempat Diduga Jatuh di Sekitar Selatan Filipina

Menurut Kepala Pusat Riset Antariksa, Emanuel Sungging Mumpuni, sampah antariksa yang mengalami atmospheric re-entry tersebut akan jatuh di sekitar wilayah selatan Filipina, dan berada pada ketinggian 10 km di atas wilayah Sarawak Malaysia (Panah Merah).

Sungging mengatakan, proses benda jatuh antariksa ini juga berhasil direkam oleh pengamat di Lampung melalui Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL). Di wilayah Malaysia, juga terpantau serpihan roket sama.

"Serpihan roket berkenaan telah terbakar semasa memasuki ruang udara bumi," demikian informasi resmi dari Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (MOSTI) melalui maklumat tertulis Agensi Angkasa Malaysia (MYSA), 31 Juli 2022.

"Pergerakan serpihan yang terbakar berkenaan turut melintasi ruang udara Malaysia, serta dapat dikesan di beberapa kawasan termasuk melintasi ruang udara sekitar negeri Sarawak," ujar mereka.

Fenomena ini turut dibuktikan dengan kesaksian dari masyarakat di wilayah Malaysia yang berhasil merekam fenomena tersebut dari perangkat seluler mereka dan menjadi viral.

(Dio/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.