Sukses

Startup Teknologi Pangan Terpadu GREENS Raih Pendanaan Pre-Seed

Startup teknologi pangan terpadu yang berambisi mentransformasikan sistem pangan Indonesia, GREENS, mengumumkan telah memperoleh pendanaan pre-seed dengan nominal yang tidak diungkapkan.

Liputan6.com, Jakarta - Startup teknologi pangan terpadu yang berambisi mentransformasikan sistem pangan Indonesia, GREENS, mengumumkan telah memperoleh pendanaan pre-seed dengan nominal yang tidak diungkapkan.

Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari investor lainnya.

"Kami senang menerima investasi dari East Ventures. Kami percaya dukungan ini akan menjadi bukti kuat dari solusi dan misi GREENS," ujar Andi Sie, Chief Executive Officer di GREENS.

GREENS menghadirkan teknologi pangan terintegrasi untuk menciptakan ekosistem pangan baru guna meningkatkan cara masyarakat menanam dan mendapatkan makanan.

"Makanan adalah kebutuhan pokok setiap orang, dan kami yakin solusi GREENS dapat meningkatkan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik melalui kebutuhan terdekat masyarakat," tutur Andi.

Di Indonesia, kata Andi, sebanyak 48 juta metrik ton makanan terbuang secara percuma setiap tahunnya. Sebagian besar di antaranya karena pemrosesan, penyimpanan, transportasi, dan penjualan hasil pangan yang tidak efisien.

Sebagai negara dengan sumber daya pertanian yang melimpah, Indonesia memiliki risiko erosi tanah yang sangat tinggi. Hal ini, menurut Andi, mengancam ketahanan pangan karena kurangnya kandungan organik di dalam tanah. Itu akan berakibat merusak hasil panen, yang dapat berujung pada berbagai masalah terkait kekurangan gizi bahkan kelangkaan pangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Skor kualitas dan keamanan sistem pengendalian pangan

Selain itu, berdasarkan skor kualitas dan keamanan sistem pengendalian pangan, Indonesia menduduki peringkat 7 dari 9 negara ASEAN pada tahun 2020. Beberapa hal ini merupakan masalah yang terus berlanjut dan saling berkaitan dalam sistem pangan Indonesia. Permasalahan berkelanjutan inilah yang mendorong para pendiri GREENS untuk melakukan transformasi sistem pangan di Indonesia.

GREENS menawarkan solusi berupa ekosistem makanan hiperlokal baru; masyarakat dapat mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi yang ditanam dan dipanen di tempat, serta menggunakan 90 persen lebih sedikit air, 70 persen lebih sedikit lahan, dan tanpa proses perpindahan jarak dari tahap penanaman hingga menjadi makanan.

Selain itu, GREENS menciptakan platform teknologi dengan jaringan blockchain yang akan digunakan secara paralel di dunia nyata maupun metaverse, dan telah berhasil membangun teknologi CEA (Controlled Environment Agriculture) portabel pertamanya di blockchain dengan beberapa algoritma tanam.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Platform GREENS

"Platform GREENS terdiri dari unit taman yang sepenuhnya otomatis, dinamakan GREENS pod, yang bersifat modular, portabel, dan plug-and-play," ujar Geraldi Tjoa, Co-Founder & Chief Product Officer GREENS

Platform GREENS pod, kata Geraldi, "terintegrasi secara penuh untuk memproduksi makanan bernutrisi tinggi mulai dari biji hingga menjadi hidangan salad dan berbagai hidangan lainnya, yang dapat diakses dari manapun Anda berada."

GREENS akan mengalokasikan dana di putaran ini untuk membangun ekosistem desentralisasi pangan dalam dua tahap.

Tahap 1 akan berfokus pada aktivasi ekosistem makanan hiperlokal dengan membuat jaringan cloud untuk outlet makanan hiperlokal yang terhubung dengan platform GREENS. Tahap 2 akan berfokus pada Meta Farming yang akan memungkinkan masyarakat untuk menanam makanan di metaverse baik untuk dikonsumsi pribadi maupun dijual.

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.