Sukses

Sampah Antariksa Jatuh di Samudera Hindia, NASA Kritik Tiongkok

NASA menyebut bahwa Tiongkok kurang transparan soal lintasan spesifik jatuhnya sampah antariksa mereka ke Bumi

Liputan6.com, Jakarta - Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengkritik Tiongkok setelah jatuhnya sampah antariksa seberat 20 ton mereka di Bumi, pada akhir pekan lalu.

Sebelumnya, sampah antariksa CZ5B atau sisa roket Long March 5B Tiongkok dilaporkan jatuh tak terkendali memasuk atmosfer Bumi ke Samudera Hindia.

Sisa roket ini diketahui sempat melintasi wilayah Malaysia dan Sumatera bagian selatan serta Kalimatan Barat. Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan atau korban dari negara kepulauan di sekitar lokasi.

Bill Nelson, Administrator NASA mengatakan, Republik Rakyat Tiongkok kurang transparan atas peristiwa yang berpotensi menimbulkan bencana tersebut.

"Republik Rakyat Tiongkok tidak membagikan informasi lintasan spesifik karena roket Long March 5B mereka jatuh kembali ke Bumi," ujarnya seperti dikutip dari New York Post, Senin (1/8/2022).

Menurut Nelson, semua negara yang menjelajah luar angkasa harus mengikuti praktik terbaik yang sudah ada.

Nelsin mengatakan, negara-negara yang melakukan eksplorasi antariksa harus membagikan jenis informasi semacam ini sebelumnya, demi memungkinkan prediksi yang andal tentang potensi risiko dampak puing.

"Terutama untuk kendaraan angkat berat, seperti Long March 5B, yang membawa risiko signifikan hilangnya nyawa dan harta benda," imbuhnya.

"Melakukan hal itu sangat penting untuk penggunaan ruang yang bertanggung jawab dan untuk memastikan keselamatan orang-orang di Bumi," kata Bos NASA itu menegaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sampah Antariksa RRT Jatuh di Samudera Hindia

Belum ada komentar dari otoritas Tiongkok terkait kembalinya sampah antariksa mereka ke Bumi.

Meski begitu, media Tiongkok Global Times menyebutkan, sebelumnya China Manned Space Agency (CMSA), telah mengeluarkan empat pernyataan yang melaporkan parameter puing-puting tingkat atas dari Long March 5B.

Informasi ini mencakup ketinggian perigee, ketinggian apogee, dan kemiringan pada titik waktu yang berbeda setiap hari dari Rabu sampai Sabtu.

Seperti diketahui, sampah antariksa CZ5B atau sisa roket Long March 5B milik Tiongkok jatuh tidak terkendali memasuki atmosfer Bumi, dan melintasi wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat.

Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

"Sampah antariksa CZ5B, roket bekas peluncuran modul stasiun antariksa RRT (Republik Rakyat Tiongkok) diprakirakan jatuh malam ini, 30-31 Juli 2022,” tulis pesan singkat Peneliti Senior BRIN, Thomas Djamaludin ke Humas BRIN.

Dengan ketinggian sekitar 120km, terpantau sampah antariksa RRT ini melintasi wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat, dan saat ini sudah jatuh di lautan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

BRIN Konfirmasi Jatuhnya Sampah Antariksa RRT

“Alhamdulillah, bekas roket peluncuran RRT CZ5B berbobot sekitar 20 ton berukuran 30 meter telah terkonfirmasi atmospheric re-entry di Samudera Hindia tadi malam, 30 Juli 2022, pk 23.45 WIB,” demikian informasi terbaru dari Thomas.

Dia juga mengatakan, sampah tersebut tidak berbahaya bagi biota laut di Samudera Hindia. Ia menerangkan, data orbit dari pemantauan space-track.org menunjukkan titik jatuh di barat daya Indonesia.

“Namun bisa jadi ada pecahannya tersebar sepanjang lintasan terakhir, orbitnya melintasi Sumatera bagian selatan."

"Bila ada penduduk yang melihat objek langit jatuh sekitar pukul 23.45 WIB segera melaporkan ke Pusat Riset Antariksa BRIN melalui email prantariksa@brin.go.id,” imbaunya.

Menurut Kepala Pusat Riset Antariksa, Emanuel Sungging Mumpuni, sampah antariksa yang mengalami atmospheric re-entry tersebut akan jatuh di sekitar wilayah selatan Filipina, dan berada pada ketinggian 10 km di atas wilayah Sarawak Malaysia (Panah Merah).

 

4 dari 4 halaman

Berhasil Direkam

Sungging mengatakan, proses benda jatuh antariksa ini juga berhasil direkam oleh pengamat di Lampung melalui Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL).

Di Malaysia juga terpantau serpihan roket sama. "Serpihan roket berkenaan telah terbakar semasa memasuki ruang udara bumi," demikian informasi resmi Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (MOSTI) melalui maklumat tertulis Agensi Angkasa Malaysia (MYSA), 31 Juli 2022.

"Pergerakan serpihan yang terbakar berkenaan turut melintasi ruang udara Malaysia, serta dapat dikesan di beberapa kawasan termasuk melintasi ruang udara sekitar negeri Sarawak," ujar mereka.

Fenomena ini turut dibuktikan dengan kesaksian dari masyarakat di wilayah Malaysia yang berhasil merekam fenomena tersebut dari perangkat seluler mereka dan menjadi viral.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.