Sukses

Top 3 Tekno: Hacker Diduga Retas Perusahaan Kelapa Sawit dan Tambang di Indonesia Jadi Sorotan

Kelompok hacker anonymous mengklaim telah membobol ratusan ribu email milik perusahaan kelapa sawit dan tambang asal Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok hacker anonymous mengklaim telah membobol ratusan ribu email milik perusahaan kelapa sawit dan tambang asal Indonesia.

Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Jumat (30/7/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari Samsung Galaxy S23 yang dipastikan hanya ditopang chip Snapdragon.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Hacker Diduga Bobol Ratusan Ribu Email Milik Perusahaan Kelapa Sawit dan Tambang di Indonesia

Kelompok hacker anonymous mengklaim ada ratusan ribu email yang diretas dari perusahaan kelapa sawit dan tambang asal Indonesia.

Perusahaan yang terdampak adalah PT Rea Kaltim Plantations dan Jhonlin Group. Informasi ini diungkap oleh pemilik akun Twitter @YourAnonTV pada Kamis (28/7/2022) kemarin.

"Anonymous merilis 314.055 email yang diretas (277 GB) dari PT Rea Kaltim Plantations and Group, sebuah perusahaan kelapa sawit di Indonesia yang telah menjadi subyek sejumlah protes, konflik, dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Data tersedia di #DDoSecrets," tulis @YourAnonTV, dikutip Jumat (29/7/2022).

DDoSecrets (Distributed Denial of Secrets) sendiri adalah situs nonprofit untuk kebocoran berita yang didirikan pada 2018. Situs ini kerap disebut sebagai penerus WikiLeaks, karena publikasinya pada Juni 2020 dari banyak koleksi dokumen internal kepolisian, yang dikenal sebagai BlueLeaks.

Selain itu, @YourAnonTV juga menyebut ada 600.000 email yang diretas (513 GB) dari Jhonlin Group, sebuah konglomerat pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.

"Anonymous merilis lebih dari 600.000 email yang diretas (513 GB) dari Jhonlin Group, sebuah konglomerat pertambangan dan perkebunan kelapa sawit," cuitnya.

Untuk memastikan kebenaran informasi ini, tim Liputan6.com terus menghubungi PT Rea Kaltim Plantations dan Jhonlin Group guna mendapatkan konfirmasi lebih lanjut.

Baca selengkapnya di sini 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Samsung Galaxy S23 Cuma Pakai Chip Snapdragon, Bagaimana Nasib Exynos?

Masa-masa Samsung menggunakan chip Exynos untuk deretan ponsel Galaxy S, sepertinya akan berhenti di Galaxy S22.

Berdasarkan laporan terbaru, Samsung tidak akan lagi pakai chipset Exynos untuk lini Galaxy S23 yang bakal diumumkan tahun depan.

Diketahui, Samsung adalah salah satu perusahaan yang membuat chip mereka sendiri. Walau chip buatannya mereka terpasang di ponsel flagship, performanya jauh dari memuaskan ketimbang pesaing mereka.

Salah satu contoh adalah performa Exynos 2200 yang dirasa kurang memuaskan bagi banyak pengguna, ketimbang dengan chipset Snapdragon 8 Gen 1.

CEO Qualcomm, Cristiano Amon, menjawab pertanyaan salah satu analis setelah pengumuman keuangan kuartal perusahaan.

Sang CEO mengungkap, 75 persen unit Galaxy S22 sudah ditenagai oleh chipset Snapdragon dan persentasenya akan meningkat pada tahun depan.

“[Kami] 75 persen menggunakan Galaxy S22 sebelum perjanjian. Anda harus berpikir kami akan jauh lebih baik dengan Galaxy S23 dan seterusnya,” kata Amon.

Amon tidak mengklaim akan 100 persen pakai chip Snapdragon, tetapi tidak ada banyak ruang antara 75 hingga 100 persen dimana beda model akan menggandakan upaya memberikan dukungan software.

Qualcomm dan Samsung sendiri baru-baru ini mengumumkan telah memperpanjang kemitraan mereka hingga 7 tahun mendatang, dan aktif sampai 2030 yang mencakup perangkat 3G, 4G, 5G, dan (akhirnya) 6G.

Baca selengkapnya di sini 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

3. Kemkominfo Bantah Bisa Akses Data Percakapan WhatsApp

Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) membantah pihaknya bisa mengintip atau melihat pesan yang dikirimkan melalui aplikasi chatting sejenis WhatsApp dan layanan lainnya, apabila penyedia platform terdaftar sebagai PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik).

Menurut Direktur Jenderal Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan, aplikasi seperti WhatsApp sendiri sudah menerapkan sistem keamanan enkripsi end-to-end. Karenanya, tidak mungkin ada yang bisa menembus percakapan di tengah-tengah.

Enam+01:22VIDEO: Toko Canggih, Bisa Coba Pakaian Secara Virtual"WhatsApp itu menerapkan end-to-end encryption. Pihak WA-nya sendiri tidak ada yang bisa lihat, bagaimana pemerintah," tuturnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Selain itu, ia juga menjelaskan untuk kebutuhan penyelidikan, cara yang dilakukan tidak seperti itu. Jadi, penyelidikan dilakukan dengan menyita perangkat, seperti gadget atau laptop.

Sementara untuk permintaan penyelidikan juga dilakukan oleh lembaga yang memiiki kewenangan, seperti penegak hukum. Dalam hal ini, Kemkominfo bukan pihak yang berwenang untuk melihat atau meminta data tersebut.

Selain itu, meski sudah memiliki legalitas, batasan tujuan permintaan data tersebut juga diperlukan. Karenanya, apabila sudah ada indikasi tindakan yang dianggap melanggar hukum, seperti money laundry, baru bisa dilakukan permintaan sebagai data tambahan.

Lebih lanjut pria yang akrab dianggap Semmy tersebut juga menyatkan, kalau ada barang bukti digital yang didapatkan secara benar tidak bisa diakui pengadilan. Untuk itu, ia menuturkan, ada tata caranya dan sudah memenuhi standar ISO 27037.

Baca selengkapnya di sini 

4 dari 4 halaman

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.