Sukses

Laba Google Turun Rp 37,5 Triliun di Kuartal 2 2022 Gara-Gara Kondisi Ekonomi

Alphabet, induk perusahaan Google melaporkan laba perusahaan turun Rp 37,5 triliun di kuartal 2 2022 gara-gara krisis ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Alphabet, induk perusahaan Google, menyebut laba mereka turun untuk kuartal kedua 2022, meski sebenarnya perusahaan masih menghasilkan banyak uang.

Induk Google dalam laporan pendapatan kuartal 2 2022 mengumumkan, Alphabet menghasilkan laba sekitar USD 16 miliar atau setara Rp 240,1 triliun pada kuartal kedua 2022. Jumlah tersebut turun dari USD 18,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Seperti kuartal terakhir, yang membuat turunnya laba Google adalah kenaikan beban. Salah satunya karena meningkatnya jumlah karyawan dalam setahun terakhir.

Sekadar informasi, Google mengakhiri kuartal 2 2021 dengan 114.056 karyawan. Pada akhir kuartal 2 2022, jumlah karyawan Google meningkat drastis menjadi 174.014 karyawan.

Untuk itulah, perusahaan memutuskan membatasi jumlah lowongan kerjanya pada sisa tahun 2022 ini. Meski begitu, perusahaan diketahui menghasilkan lebih banyak pendapatan dibandingkan kuartal 2 2021.

Mengutip The Verge, Rabu (27/7/2022), pada kuartal ini pendapatan total induk Google hampir USD 96,7 miliar. Naik dari pendapatan kuartal 2 tahun lalu yang mencapai USD 61,9 miliar.

Meski begitu, dibandingkan periode yang sama tahun 2021, Alphabet mengeluarkan USD 3 miliar untuk penelitian dan pengembangan serta penjualan dan pemasaran.

Terkait bagaimana Google menghasilkan uang, rinciannya mirip dengan tahun lalu. Iklan "Google Search dan lainnya" masih merupakan pendulang penghasilan terbesar bagi Google. Di mana, Google Search menghasilkan hampir USD 40,7 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendapatan Iklan YouTube

Sementara, bisnis Google Coud menghasilkan pendapatan sekitar USD 6,2 miliar, meski sebenarnya Google menderita kerugian secara keseluruhan sekitar USD 858 juta.

Tidak hanya itu, bisnis iklan di YouTube menyumbang cukup banyak penghasilan bagi Google, yakni USD 7,3 miliar.

Meski jumlah tersebut terbilang besar, Variety melaporkan, pertumbuhan pendapatan dari iklan YouTube adalah yang paling lambat di Google dalam lebih dari dua tahun ini.

Dibandingkan dengan kuartal 2 2021, pendapatan Google naik untuk hampir semua segmennya.

Selama sebulan terakhir, Google telah memperingatkan karyawan bahwa masa-masa bisa menjadi sulit. Awal Juli lalu, CEO Google Sundar Pichai mengirim memo peringatan karyawan tentang kondisi ekonomi yang mungkin jadi sulit.

Dalam memo, Pichai mengatakan perusahaan tidak kebal terhadap kondisi ekonomi yang sulit.

"Ke depan, kita harus lebih berwirausaha, bekerja dengan urgensi yang lebih besar, fokus yang lebih tajam, dan lebih banyak rasa lapar daripada yang telah kita tunjukkan pada hari-hari yang lebih cerah," kata Pichai dalam memonya.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Batasi Jumlah Karyawan yang Direkrut Tahun 2022

Bos Google Sundar Pichai sebelumnya bilang ke karyawan bahwa perusahaan akan mengurangi jumlah lowongan yang dibuka pada tahun 2022.

Informasi ini berdasarkan memo internal yang dikirimkan oleh CEO Sundar Pichai dan sempat dilihat oleh The Verge.

 Mengutip The Verge, Kamis (14/7/2022), Pichai berkata ke karyawan Google, bahwa perusahaan harus lebih berwirausaha dan bekerja dengan urgensi lebih besar, fokus lebih tajam, dan banyak rasa lapar yang ditunjukkan dibandingkan hari-hari lainnya.

Menurut Pichai, Google tidak menghentikan rekrutmen sepenuhnya. Google masih akan merekrut karyawan baru untuk jabatan yang teknis dan jabatan penting lainnya.

"Perusahaan akan menghentikan pengembangan dan menyebarkan kembali sumber daya ke area prioritas yang lebih tinggi," kata Pichai, dalam memo internal Google.

Dari memo internal tersebut diketahui bahwa alasan penurunan jumlah lowongan adalah karena situasi ekonomi dunia yang tidak begitu baik. Seperti diketahui saat ini ekonomi global sedang dalam kondisi yang tidak pasti.

"Seperti semua perusahaan, kami tidak kebal terhadap hambatan ekonomi. Sesuatu yang saya hargai tentang budaya kita adalah kita tidak pernah menganggap tantangan semacam ini sebagai hambatan," kata Sundar Pichai.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.