Sukses

Belanda Larang Sekolah Pakai Browser Chrome dan Chrome OS, Kenapa?

Belanda melarang sekolah untuk menggunakan layanan browser Chrome hingga Chrome OS, apa alasannya?

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Belanda memutuskan untuk membatasi penggunaan aplikasi browser Google Chrome dan Chrome OS di sekolah. Hal ini disebabkan karena tudingan masalah pelanggaran privasi data para siswa yang dilakukan Google.

Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya Google dituding mengumpulkan data pribadi penggunanya di seluruh dunia.

Mengutip Gizchina, Selasa (26/7/2022), sejauh ini belum ada pembicaraan tentang kemungkinan larangan total. Namun Bleeping Computer melaporkan, pihak berwenang setempat telah membuat keputusan untuk membatasi pemakaian Chrome dan Chrome OS di sekolah, hingga paruh kedua 2023.

Ada dua alasan yang dikemukakan tentang hal ini. Pertama, banyaknya data pribadi siswa yang dikumpulkan serta dibagikan ke mitra pengiklan.

Kedua, kurangnya transparansi tentang lokasi penyimpanan data-data tersebut disimpan oleh Google.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Belanda yang menandatangani seruan kepada legislator lokal menyatakan perlunya mengambil langkah keamanan saat memakai produk Google, dalam hal ini Chrome dan Chrome OS.

Pihaknya mencatat, mereka telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari raksasa-raksasa teknologi, mulai dari Google, Microsoft, hingga Zoom.

Tujuan pertemuan adalah untuk memastikan perlindungan data dan kebutuhan untuk meningkatkan transparansi dalam penggunaan informasi pengguna dalam produk-produknya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Janji Bikin Software yang Aman

Perusahaan berjanji untuk membuat software-nya di masa depan menjadi lebih transparan dan kompatibel dengan Undang-Undang UE.

Menurut laporan, Google telah setuju merilis versi baru Chrome dan Chrome OS pada tahun 2023. Regulator lokal, dalam hal ini memberlakukan beberapa pembatasan dan evaluasi setelah adanya produk baru.

Selain pembatasan penggunaan Chrome dan Chrome OS, otoritas Belanda juga membatasi penggunaan sejumlah layanan seperti terjemahan situs web otomatis dan pemeriksaan ejaan.

Selain itu, otoritas Belanda juga meminta agar penyimpanan data siswa di Google Cloud harus berlokasi di Eropa. Pengguna juga tidak diperbolehkan memiliki kemampuan untuk mengubah setting.

Terakhir, otoritas meminta adanya personalisasi iklan harus dinonaktifkan secara default. Pembatasan juga akan berlaku untuk YouTube dan mesin pencari Google.

Sekadar informasi, dengan adanya pembatasan, hingga Agustus 2023, sekolah masih bisa memakai versi CHrome dan Chrome OS yang ada dan tunduk pada perlindungan yang direkomendasikan oleh otoritas Belanda.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Bug Google Chrome

Sebelumnya, Google mengumumkan adanya update keamanan untuk browser Google Chrome mereka. Update keamanan ini memperbaiki bug zero-day, yang mempengaruhi Chrome di Windows, Mac, dan Android.

Bug ini bisa menyebabkan eksekusi kode arbriter, kerentanan keamanan yang dianggap serius. Untuk itu, sebaiknya pengguna Chrome di perangkat-perangkat di atas segera meng-update aplikasi Chrome-nya ke versi terbaru.

Bug zero-day berarti kelemahan yang diketahui dan dalam kasus ini, Google menyebut celah tersebut sudah dieksploitasi oleh peretas.

Google tidak mengunggah penjelasan rinci tentang cara kerja eksploitasi tersebut. Biasanya perusahaan baru akan memberi tahu jika sebagian besar pengguna telah memperbarui Chrome ke versi terbaru.

Bug berbahaya ini diidentifikasi sebagai CVE-2022-2294 dan update keamanan tersebut juga menambal bug CVE 2022-2295 dan CVE 2022-2296.

Meski detailnya masih langka, eksploitasi kini dilakukan oleh peretas. Jadi, para pengguna Google Chrome disarankan untuk segera memperbarui aplikasi browser tersebut.

Apalagi, eksploitasi ini memungkinkan hacker eksekusi kode arbriter di desktop, yang berpotensi memberi akses penuh peretas atas PC pengguna.

Ini merupakan bug zeo-day Chrome keempat yang diperbaiki tahun ini. Perbaikan sebelumnya dilakukan pada Februari, Maret, dan April, menandakan peningkatan upaya peretasan melalui browser Google.

4 dari 4 halaman

Cara Update Chrome

Untuk itu, pengguna disarankan untuk mengaktifkan update otomatis saat berada di halaman About Chrome untuk menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin.

Lantas, bagaimana cara melindungi sendiri dari eksploitasi bug di Google Chrome?

- Untuk menginstal versi terbaru Google Chrome di Windows atau Mac, buka aplikasi dan titik tiga di kanan atas untuk melihat opsi lainnya.

- Kedua, di menu Bantuan (Help) pilih Tentang Chrome (About Chrome) untuk melihat informasi tentang browser.

Dalam kebanyakan kasus, Chrome akan memulai proses pembaruan, sehingga pengguna hanya perlu membuka lagi browser Chrome mereka untuk menyelesaikan instalasi.

- Jika tombol update/ pembaruan muncul, klik tombol tersebut lalu buka kembali aplikasi Google Chrome untuk menyelesaikan instalasi dan mengamankan broser dari serangan.

Jika versi terbaru sudah diinstal, pengguna tidak memerlukan update. Selain itu, tidak semua komputer terpengaruh. 

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.