Sukses

Lelah Menatap Smartphone? Simak 3 Tips untuk Kurangi Dampaknya

Sering terasa lelah ketika menatap smartphone? Simak tips-tips berikut ini untuk bisa mengurangi dampaknya.

Liputan6.com, Jakarta - Smartphone saat ini telah menjadi perangkat essensial yang menemani aktivitas seseorang. Dengan smartphone, seseorang bisa melakukan banyak hal, baik untuk berkomunikasi, menonton hiburan, hingga bekerja.

Oleh sebab itu, durasi menatap layar smartphone pun kini semakin panjang. Namun, aktivitas menatap layar smartphone ini tidak jarang membuat lelah penggunanya.

Bahkan, dengan durasi yang cukup panjang saat menatap layar smartphone bisa membuat pusing penggunanya. Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampak negatif akibat menatap layar smartphone terlalu lama.

Apa saja tips tersebut? Simak langkah-langkahnya seperti dikutip dari Make Use Of, Sabtu (9/7/2022), berikut ini:

1. Atur Kecerahan Layar

Salah satu hal penting untuk mengurangi efek kelelahan saat menatap layar smartphone adalah mengatur kecerahannya. Jadi, kamu perlu menyesuaikan kecerahan layar dengan kondisi di sekitar.

Sebagai contoh, apabila kamu berada di ruangan yang gelap, sebaiknya kurangi kecerahan layar. Meski sederhana, cara ini bisa cukup membantumu agar tidak kelelahan saat melihat layar smartphone.

2. Aktifkan Filter Blue Light

Saat ini, hampir seluruh smartphone sudah memiliki fitur filter blue light. Sesuai namanya, fitur ini mampu mengurangi efek blue light yang diterima mata pengguna, sehingga mata tidak cepat lelah.

3. Batasi Waktu Melihat Layar

Selain secara teknis, kamu juga perlu secara mandiri memantau waktu menatap layar. Terlebih, fitur memantau screen time kini sudah menjadi bawaan di platform iOS dan Android.

Dengan fitur ini, kamu bisa mempelajari waktu yang dihabiskan ketika menggunakan smartphone. Jika dirasa sudah terlalu lama, kamu perlu mengingatkan diri sendiri untuk mulai membatasinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemkominfo: Smartphone Jadi Platform Terpopuler untuk Main Game di Indonesia

Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi pasar untuk industri game (gim) nasional yang sangat besar. Hal ini pun diamini oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan mengatakan, alasan itulah yang membuat pemerintah memfasilitasi pengembangan ekosistem game nasional.

"Hal itu untuk mewujudkan Indonesia yang benar-benar mandiri dan menjadi tuan rumah di negara sendiri dengan kemajuan teknologi dan inovasi dalam industri gim nasional," kata Semuel.

Dalam konferensi pers Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2022, Kamis kemarin, Semuel mengatakan sudah saatnya pengembang gim dari Tanah Air naik level untuk Indonesia terkoneksi yang semakin digital.

Dikutip dari siaran pers Kominfo, Jumat (8/7/2022), Semuel mengungkapkan, sektor industri game menjadi salah satu yang berkembang pesat selama pandemi Covid-19.

Laporan Peta Ekosistem Industri Game Indonesia tahun 2021 mencatat, pendapatan segmen game Indonesia dalam platform mobile dan fisik mencapai USD 1,074 miliar.

"Angka ini tentu merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan," kata Semuel tentang hasil laporan yang dirilis oleh Kemkominfo dan Niko Partners tersebut.

Meskipun begitu, disebutkan juga, pelaku industri lokal hanya menguasai dua persen dari pasar game Indonesia. Hal ini seperti terlihat dalam riset yang digarap Kemkominfo bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) pada 2020.

Selain itu, Semuel juga mengungkapkan, lebih dari 170 juta orang Indonesia bermain game di berbagai macam platform. Hal ini juga terdorong keberadaan smartphone sebagai platform terpopuler untuk bermain.

3 dari 4 halaman

Smartphone Jadi Platform Bermain Game Terbanyak

"Sebanyak 84 persen pemain game Indonesia yang disurvei adalah pemain game melalui ponsel pintar disusul 43 persen pemain melalui komputer atau desktop," kata Semuel.

Lalu, tercatat 20 persen gamers Indonesia bermain melalui notebook atau laptop, sementara 9,5 persen melalui perangkat konsol.

Untuk waktu bermain, Kemkominfo mengungkapkan, gamers Tanah Air menghabiskan mayoritas waktu bermain di smartphone rata-rata 11 jam dalam sepekan.

Sementara, dalam laporan tersebut juga dicatat bahwa gamers PC di Indonesia bermain sekitar delapan sampai sembilan jam per minggu dan gamers konsol sekitar tujuh jam per minggu.

"Besarnya pasar penggunaan game tersebut, perlu dilirik dan dimaksimalkan potensinya, serta mendorong penguasaan oleh Game Developer Indonesia," kata Semuel.

Kemkominfo dan AGI pada tahun ini kembali menyelenggarakan IGDX dengan tujuan untuk mengeksplorasi pertumbuhan industri game lokal.

Menurut Semuel, tahun ini terdapat peningkatan skala, jangkauan, dan rangkaian kegiatan yang lebih variatif daripada IGDX tahun sebelumnya.

Program IGDX sendiri pertama kali diadakan pada tahun 2019. Untuk memfasilitasi pengembang gim, terdapat rangkaian sub-kegiatan antara lain IGDX Academy, IGDX Career, IGDX Business, dan IGDX Conference. 

4 dari 4 halaman

Pasar Game Indonesia Masih Didominasi Produk Asing

Sebelumnya, Asosiasi Game Indonesia (AGI) pernah mengatakan meski punya pasar yang bagus, industri game (gim) di Tanah Air masih didominasi oleh produk-produk asing.

Ketua AGI, Cipto Adiguno, dalam Rakornas Parekraf pada Selasa (29/9/2021) mengatakan industri game saat ini merupakan salah satu industri hiburan digital terbesar di dunia.

Cipto menyebut, pasar game Indonesia menempati peringkat 16 terbesar di dunia. Ia mengatakan, tiap tahun masyarakat menghabiskan hingga Rp 25 sampai 30 triliun untuk game.

"Pertumbuhannya salah satu yang paling cepat di 2020, diperkirakan naiknya 32 persen," kata Cipto dalam kegiatan yang disiarkan di kanal YouTube Kemenparekraf.

Cipto mengatakan ada beberapa hal yang memacu perrtumbuhan game di Indonesia, yakni penetrasi internet yang lebih baik, harga handphone yang lebih murah, dan pembatasan akibat pandemi membuat game menjadi hiburan yang mudah didapatkan di tahun 2020.

Menurut Cipto, dukungan pemerintah membuat industri game Indonesia tumbuh pesat dengan compound annual growth rate 51 persen dari tahun 2018 sampai 2019.

"Ini pertumbuhan yang luar biasa dibanding market yang tumbuhnya cukup besar. Di 2020 diperkirakan menghasilkan 8,64 juta dolar tapi sayangnya itu cuma setengah persen dari market kita," katanya.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.