Sukses

Helm Pembaca Pikiran China Bisa Deteksi Pria yang Menonton Film Porno

Peneliti China mengklaim telah mematenkan perangkat yang mampu "membaca pikiran pria" dan mendeteksi ketika mereka menonton film porno.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti China mengklaim telah mematenkan perangkat pembaca pikiran yang mampu "membaca pikiran pria" dan mendeteksi ketika mereka menonton film porno. Demikian menurut sebuah laporan yang dikutip dari New York Post, Kamis (30/6/2022).

Menurut informasi yang dilansir South China Morning Post, alat berbentuk helm yang masih berupa prototipe ini disebut mampu mendeteksi gelombang otak yang dipicu oleh paparan konten porno.

Perangkat itu akan membantu otoritas China menegakkan hukum yang melarang warganya mengonsumsi konten pornografi.

Peneliti dilaporkan telah menguji helm itu pada 15 mahasiswa laki-laki yang duduk di depan layar komputer sambil mengenakannya di kepala mereka.

Setiap kali gambar eksplisit ditampilkan, perangkat memicu alarm bersamaan dengan gelombang otak yang terdeteksi.

Para peneliti menguji helm "polisi porno" itu dengan menyandingkan gambar eksplisit beserta gambar-gambar yang tidak akan memicu reaksi gelombang otak yang sama. Perangkat kemudian akan dapat memproses aliran foto dan menandai sesuatu yang mencurigakan.

Xu Jianjun, direktur departemen teknik listrik di Universitas Jiaotong Beijing, mempublikasikan hasil temuannya itu dalam Journal of Electronic Measurement and Instrumentation. Dia menyebut perangkat helm pembaca pikiran itu untuk deteksi informasi yang buruk.

Alat yang diklaim para peneliti 80 persen akurat tersebut dikatakan mampu menyaring sinyal lain yang dapat memicu gelombang otak ketika orang memancarkan emosi yang tidak terkait dengan paparan porno.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Konten Porno Ilegal di China

Pemerintah China bertindak tegas terhadap pornografi dengan merilis sensor yang dikenal sebagai "penilai porno" guna menyisir media sosial untuk menandai konten yang dianggap tidak pantas.

Karena pornografi adalah ilegal di China, para peneliti mengalami kesulitan menemukan bahan yang cukup untuk digunakan dalam 'melatih' perangkat tersebut.

Gambar-gambar eksplisit yang dapat diperoleh para peneliti harus disunting dan disensor untuk menghindari pelanggaran hukum.

Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa pihak berwenang Tiongkok menawarkan kepada warganya hadiah sebesar US$ 86.000 bagi yang berani mengadu pada sesama warga yang dicurigai menonton materi pornografi.

China dilaporkan telah berinvestasi dalam penelitian untuk perangkat pembaca pikiran lainnya. Militer China yang juga dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat, mendanai pengembangan helm pembaca pikiran yang memungkinkan tentara berkomunikasi dengan senjata pintar.

Tahun lalu, sebuah perusahaan rintisan teknologi California, Kernel, mengatakan telah mengembangkan helm senilai US$ 50.000 untuk menganalisis neuron di otak yang dapat memberi para peneliti sebuah jendela tentang emosi, memori, gairah, perhatian, dan pembelajaran manusia.

3 dari 5 halaman

Malaysia Menonton Lebih Banyak Konten Pornografi Dibanding Negara Asia Lain

Di sisi lain, ketika kasus Covid-19 melonjak di seluruh dunia, begitu pula konsumsi pornografi. Penguncian dan pembatasan yang diperlukan untuk memerangi pandemi ternyata mendorong semakin banyak orang mencari hiburan dewasa secara online.

Dalam survei terbaru yang dilakukan Pornhub, Malaysia ditemukan sebagai negara nomor satu di Asia dengan kunjungan terbanyak ke situs-situs pornografi.

Secara global, Malaysia menduduki peringkat ke-4 negara dengan kunjungan situs pornografi terbanyak, dikutip dari The Thaiger, Selasa (10/5/2022).

Hanya Slovakia (1), Bulgaria (2), dan Irlandia (3) yang berperingkat lebih tinggi dari Malaysia. Negara Asia Tenggara lain yang mendapat nilai tinggi adalah Singapura (8) dan Filipina (10).

Nama Thailand tidak muncul dalam survei tersebut. Pasalnya, Pornhub dan 190 situs pornografi lain masih dilarang di Negeri Gajah Putih sejak November 2020.

Pemerintah negara itu mengatakan, larangan tersebut diberlakukan karena pornografi ilegal menurut undang-undang kejahatan dunia maya Thailand. Juga, karena pornografi "mendorong moralitas yang buruk." Banyak orang Thailand menentang larangan tersebut, mengkritiknya sebagai penyensoran, dan turun ke jalan sebagai protes. 

Tak lama kemudian, tagar #SavePornhub jadi tren di Twitter Thailand. Namun, pemerintah tidak pernah mencabut larangan yang masih berlaku hingga saat ini.

Terlepas dari, orang Thailand berhasil menemukan celah dalam mengakses konten eksplisit yang dilarang. Setelah pengumuman larangan pornografi, penggunaan VPN di Thailand meningkat 644 persen. VPN memungkinkan Anda mengelabui komputer agar mengira Anda berada di negara lain. 

4 dari 5 halaman

Batasi Akses

"Menggunakan VPN membantu mengatasi situs web yang dilarang pemerintah Thailand. Itulah sebabnya warga bergegas mengunduh layanan ini," kata penyedia VPN, Atlas VPN.

Tidak semua orang menentang larangan pornografi. Konten eksplisit di Pornhub terkadang diunggah tanpa persetujuan, menampilkan pelecehan seksual, bahkan terhadap anak-anak. Seorang aktivis Thailand mengatakan, ia setuju dengan pemerintah membatasi akses ke Pornhub karena video dirinya diunggah ke situs web tanpa persetujuan.

Menurut Thai Enquirer, Thailand menempati peringkat ke-17 di dunia untuk lalu lintas di situs web Pornhub pada 2019, sebelum larangan itu berlaku. Bangkok berada di urutan 10 di antara 20 kota teratas yang menggunakan Pornhub tahun itu.

Soal kasus pornografi, baru-baru ini, seorang influencer Malaysia bernama Siew Pui Yi membuat sensasi.

Perempuan berjuluk Ms Puiyi itu mengunggah fotonya yang mengenakan ao dai, sebutan pakaian tradisional Vietnam untuk wanita, tanpa bercelana ke akun Facebooknya pada Senin, 4 April 2022. 

5 dari 5 halaman

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.