Sukses

Aktivasi Akun Belajar.id di Bali Capai 42,65 Persen

Angka aktivasi akun Belajar.id di Provinsi Bali menempati urutan ke-5 secara nasional dengan persentase aktivasi 42,65 persen

Liputan6.com, Jakarta - Angka aktivasi akun Belajar.id di provinsi Bali menempati urutan ke-5 secara nasional dengan persentase aktivasi 42,65 persen. Angka itu terhitung hingga 13 Mei 2022 berdasarkan data dasbor aktivasi akun Belajar.id daerah.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Boy Jayawibawa, menyatakan bahwa sebelum kehadiran akun Belajar.id, pihaknya telah membiasakan Satuan Pendidikan SMA/SMK di wilayahnya menggelar pembelajaran berbasis TIK sejak 2018. Kala itu, mereka memakai aplikasi Jejak Bali serta beberapa Satuan Pendidikan lainnya menggunakan LMS berbasis Moodle.

"Lahirnya platform Belajar.id menjadi terobosan untuk meningkatkan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran," kata Boy.

Boy menyebut, para guru terdorong melakukan aktivasi akun Belajar.id karena prasyarat untuk akses portal pembelajaran dan program Kemendikbudristek. Sebut saja daftar PPGJ, Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, Akses Raport Pendidikan, SIM PKB, dan Pelaporan BOS.

Upaya Disdik Bali untuk mempercepat aktivasi akun Belajar.id, menurut Boy, dilakukan melalui sosialisasi akun Belajar.id kepada operator Satuan Pendidikan pada Desember 2020.

Sementara itu, khusus pelatihan guru jenjang SMA/SMK/SLB se-Provinsi Bali, inisiatif itu digelar secara daring selama 3 hari dengan peserta 2.329 guru pada Januari 2021.

"Dulu guru itu sampai bertumpuk-tumpuk kertas ulangan murid di mejanya sampai tidak ada tempat, sekarang semuanya paperless," kata Komang Budiadnya, guru di SMA Negeri 2 Banjar, Buleleng, Bali Utara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berubah Sejak Awal Pandemi

Pria yang juga akrab disapa Komet Budi itu mengatakan, sebelum kehadiran Belajar.id, para siswa masih memakai kertas saat ulangan dan tugas harian. Kondisi ini berubah sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada awal Maret 2020.

Kala itu para guru dan siswa pun menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan platform Belajar.id mulai diperkenalkan pada Desember 2020 sebagai medium bagi guru dan siswa melakukan pembelajaran daring.

"Saat pandemi terjadi, kebanyakan para guru kebingungan menggunakan platform apa yang akan digunakan untuk PJJ. Ada yang pakai WhatsApp aja, ada yang pakai Zoom. Karena saat itu kan terjadinya juga tiba-tiba dan kita belum siap sama sekali," kata Budi.

Selaku Kapten Belajar.id, di Provinsi Bali Komet dibantu oleh 9 orang Co-Kapten untuk mendampingi seluruh guru di Provinsi Bali yang membutuhkan bantuan aktivasi akun Belajar.id.

Menurut Budi, perannya sebagai Kapten memang sangat luas, mulai dari pemecahan masalah, troubleshooting dari masalah yang dilaporkan para admin sekolah dari semua jenjang pendidikan, dan lainnya.

"Nah, kami ini muaranya di kapten, bahkan juga memberi pelatihan luring dan daring juga. Kami membuat call center. Jadi, bagi guru yang bertanya bisa mengisi Google Form, nanti dilayani. Jadi sistemnya satu pintu untuk menjawab masalah-masalah, misal reset admin, pengelolaan akun, dsb.

3 dari 4 halaman

Akun Belajar.id dari Kemendikbud Tingkatkan Keterampilan Guru untuk Pembelajaran Daring

Diwartakan sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Nur Miftahul Fuad mengatakan bahwa sejak pandemi mau tidak mau pihak-pihak terkait harus belajar untuk membiasakan diri dengan perubahan cara belajar.

"Dulu guru rata-rata masih gaptek, enggak mau pakai komputer dan platform digital. Semua dilakukan secara manual dan proses kerja lebih lambat. Kini, akhirnya semua jadi terbiasa," kata 2Nur.

Guna mendukung peningkatan keterampilan TIK para guru, tak terkecuali di Kabupaten Kediri, pemerintah melakukan sejumlah inisiatif, termasuk menggelar pelatihan penggunaan akun pembelajaran Belajar.id.

Melalui pelatihan ini, guru-guru diajarkan untuk menggunakan beragam aplikasi yang memudahkan kegiatan belajar-mengajar, seperti Google Workspace for Education, Google Classroom, dan lainnya. Sebagai hasilnya, kini kemampuan para tenaga pendidik ini meningkat.

Pelatihan ini melibatkan sejumlah narasumber dan dilakukan secara online yang diikuti sekolah di Kabupaten Kediri. Hingga saat ini, ribuan guru di Kabupaten Kediri yang telah mengikuti pelatihan ini.

"Nah, hampir semua guru di sekolah masing-masing mengikuti pelatihan ini dengan LCD dan proyektor," tutur Fuad.

 

4 dari 4 halaman

Tak Lepas dari Peran Pemerintah

Berkat pelatihan itu, pria kelahiran Kediri ini menyatakan bahwa minat para guru dalam mengembangkan keterampilan TIK mereka semakin besar. Aktivasi akun Belajar.id di Kabupaten Kediri, menurut klaim Fuad, menempati posisi teratas di provinsi Jawa Timur.

Fuad pun mengatakan bahwa pencapaian ini juga tak lepas dari peran pemerintah yang gencar melakukan sosialisasi lewat surat edaran kepada kepala-kepala sekolah dan guru.

Selain pelatihan akun pembelajaran Belajar.id, Disdik Kabupaten Kediri juga memiliki program lainnya, seperti workshop digital learning yang diikuti 6.000 guru secara daring. Ada pula pelatihan luring seperti workshop smart learning yang bertujuan meningkatkan pemahaman para guru terkait penggunaan TIK.

Dia juga mengatakan, antusiasme tinggi para guru juga tecermin dari banyaknya calon peserta yang mendaftar ketika pelatihan baru dibuka.

"Kita harapkan ada tindak lanjutnya, tidak hanya sekedar pelatihan. Jadi, ini untuk semua satuan pendidikan," kata Fuad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.