Sukses

Pemegang Saham Twitter Gugat Elon Musk Gegara Bikin Harga Saham Anjlok

Sejak menandatangani perjanjian pembelian Twitter pada 25 April 2022, Elon Musk secara mengejutkan menunggah pernyataan akan menunda pembelian situs micro blogging tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham Twitter baru-baru ini mengajukan gugatan terhadap Elon Musk di pengadilan federal San Francisco pada hari Rabu.

Disebutkan, CEO Tesla dan SpaceX itu diduga telah secara aktif memanipulasi saham Twitter untuk keuntungan pribadi.

Sejak menandatangani perjanjian pembelian Twitter pada 25 April 2022, Elon Musk secara mengejutkan menunggah pernyataan akan menunda pembelian situs micro blogging tersebut.

Elon Musk mengatakan, pembelian Twitter tidak akan rampung sebelum dirinya mendapatkan informasi lebih detail tentang akun bot di platform.

"Elon membuat pernyataan, memposting tweet, dan terlibat dalam perilaku yang dirancang untuk menciptakan keraguan soal kesepakatan ini," tulis penggugat sebagaimana dikutip dari The Verge, Jumat (27/5/2022).

Para investor menyebutkan, Elon menghemat USD 156 juta karena tidak mengungkap informasi dirinya telah membeli lebih saham Twitter lebih dari 5 persen pada 14 Maret.

CEO Tesla itu tetap membeli saham, dan baru memberikan informasi pada awal April soal dirinya telah memiliki saham Twitter sebanyak 9,2 persen, berdasarkan gugatan tersebut.

Mereka melanjutkan, "Keraguan ini mendorong saham Twitter turun secara substansial untuk menciptakan pengaruh yang memungkinkan Elon Musk batal membeli atau bernegosiasi harga Twitter."

Para investor mengatakan, penurunan saham Tesla baru-baru ini telah membuat "keraguan besar" terhadap kemampuan Elon Musk membiayai akuisisi Twitter.

Elon sendiri diketahui telah menjanjikan sahamnya sebagai jaminan agar bisa mendapatkan pinjaman yang diperlukan untuk membeli Twitter.

Diketahui, saat ini saham Tesla diperdagangkan sekitar USD 700 pada hari Kamis 26 Mei, turun dari USD 1.00 pada awal April 2022.

Wall Street Journal melaporkan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah melakukan penyelidikan terhadap rencana Elon Musk beli Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembelian Twitter Tak Bisa Berlanjut hingga Jumlah Akun Palsu Jelas

<p>Elon Musk dalam Met Gala 2022. (Evan Agostini/Invision/AP)</p>

Elon Musk menegaskan klaimnya mengenai jumlah akun palsu dan spam di Twitter. Menurut orang terkaya di dunia ini, jumlah akun palsu dan spam di Twitter bisa lebih dari 20 persen dari total pengguna Twitter.

Terbaru, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (17/5/2022), Elon Musk menyebut, kesepakatan pembelian jejaring sosial tidak bisa berlanjut hingga Twitter membuktikan akurasi jumlah akun palsu di platformnya kurang dari 5 persen, seperti diklaim CEO Parag Agrawal.

Sekadar informasi, saat ini Elon Musk tengah dalam proses membeli Twitter. Elon Musk sebelumnya menawar USD 44 miliar (setara Rp 635 triliun) tunai untuk membeli Twitter dan menjadikannya sebagai perusahaan swasta.

Twitter disebut-sebut memiliki jumlah pengguna aktif harian sebesar 226 juta.

"20 persen akun palsu atau spam, sementara 4 kali lipat dari klaim Twitter, bisa jaiuh lebih tinggi," kata Elon Musk dalam cuitan, menanggapi laporan dari Teslarati.

3 dari 4 halaman

Cara Elon Musk Negosiasi Harga Saham?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu CEO Tesla Inc. Elon Musk di markas SpaceX, Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu, 14 Mei 2022. Dalam kesempatan ini, Jokowi dan Elon Musk sempat melakukan diskusi singkat dilanjutkan berkeliling melihat fasilitas markas besar SpaceX tersebut. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Elon Musk melanjutkan, penawarannya terhadap Twitter didasarkan pada akurasi pengajuan SEC oleh Twitter.

Kemarin, CEO Twitter Parag Agrawal sevara terbuka menolak menunjukkan bukti bahwa akun palsu dan spam di platform Twitter berjumlah kurang dari 5 persen.

"Kesepakatan tidak bisa bergerak maju hingga dia --Parag Agrawal-- melakukannya (terbuka dengan angka jumlah akun palsu," kata Elon Musk memberikan tanggapan.

Sebelumnya Elon Musk juga membuat komentar serupa di sebuah konferensi teknologi di Miami, seperti dilaporkan Bloomberg.

CEO Tesla ini memperkirakan akun palsu dan bot kemungkinan jumlahnya sekitar 20 persen dari pengguna aktif harian Twitter.

"Saat ini saya diberi tahu, bahwa tidak ada cara lain untuk mengetahui jumlah bot. Seperti, tidak bisa diketahui, layaknya jiwa manusia," tutur Elon.

Ada spekulasi bahwa Elon Musk memakai isu tentang jumlah akun palsu dan bot di Twitter sebagai taktik untuk menegosiasikan harga akuisisi Twitter menjadi lebih rendah dari penawarannya.

4 dari 4 halaman

Jawaban CEO Twitter Parag Agrawal Saat Ditanya Soal Akun Palsu

CEO Twitter baru, Parag Agrawal, yang menggantikan Jack Dorsey (Foto: The Verge).

Agrawal pun menawarkan rincian tentang jumlah akun spam yang ditangguhkan dan dihapus oleh Twitter per harinya serta menjelaskan bagaimana timnya mengidentifikasi akun-akun palsu.

Namun, Agrawal menambahkan, pihaknya tidak bisa membagikan estimasi jumlah akun palsu itu secara eksternal mengingat adanya informasi pribadi yang tidak bisa dibagikan.

Elon Musk saat itu menanggapi cuitan utas milik Parag Agrawal dengan emoji kotoran.

"Jadi, bagaimana pengiklan tahu apa yang mereka dapatkan dari uang mereka? Ini sangat penting bagi kesehatan finansial Twitter," kata Elon Musk.

Elon Musk menyebut, ia bisa membeli Twitter dengan harga lebih rendah dari harga yang ditawarkannya beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Elon Musk menawarkan diri untuk membeli Twitter secara tunai sebesar USD 44 miliar atau setara Rp 635 triliun. Twitter pun menerima tawaran tersebut.

Namun beberapa waktu lalu, Elon Musk menunda sementara transaksi pembelian Twitter karena platform tersebut dianggap banyak memiliki akun palsu dan bot, setidaknya 5 persen dari akun aktif.

(Ysl/Tin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.