Sukses

Meski Sepele, Jangan Posting Hal Ini di Media Sosial karena Bisa Disalahgunakan Hacker

Postingan paling sepele pun dapat digunakan hacker untuk menyerang akun media sosial kamu.

Liputan6.com, Jakarta - Mengunggah atau posting di Facebook, Instagram, dan Twitter memang tampak tidak berbahaya. Akan tetapi, jika kamu memberikan terlalu banyak informasi bisa membuat akun media sosial kamu gampang diretas hacker.

Postingan paling sepele pun dapat digunakan hacker untuk menyerang kamu. Ahli keamanan Javvad Malik mendesak pengguna aplikasi media sosial untuk sangat berhati-hati saat menggunakannya.

"Setiap informasi yang diposting secara publik dapat digunakan oleh penjahat," kata Javvad kepada The Sun, dikutip Minggu (22/5/2022).

"Bahkan nformasi yang tampaknya sepele dapat 'disatukan' penjahat siber untuk membangun gambaran yang lebih baik tentang korban," sambungnya.

Misalnya, memposting tentang apa yang kamu lakukan, di mana kamu berada, tentang keluarga, atau riwayat kamu di Facebook, Instagram, atau Twitter dapat membuat kamu terekspos.

"Secara umum, informasi paling berbahaya yang bisa kamu keluarkan adalah terkait dengan pertanyaan pengaturan ulang kata sandi," kata Javvad.

"Jadi hal-hal seperti nama ibu, sekolah, nama jalan, dan lainnya jangan diposting. Juga penting untuk menyadari bahwa informasi yang diposting seseorang mungkin akan membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menjadi rentan," ucapnya memberikan saran.

Javvad menyebut orangtua yang memposting informasi berlebihan tentang anak-anak mereka dapat digunakan hacker untuk melawan anak-anak mereka dan bertentangan dengan orangtua.

"Intinya, orang harus berhati-hati dengan informasi yang mereka posting tentang hal seperti tempat kerja dan lain sebagainya," ujarnya menjelaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ada Bug di Android yang Mungkinkan Hacker Kirim File Audio Jahat

Analis keamanan menemukan perangkat Android yang berjalan pada chipset Qualcomm dan MediaTek rentan terhadap serangan jarak jauh karena ada bug dalam penerapan Apple Lossless Audio Codec (ALAC).

ALAC adalah format pengkodean audio untuk kompresi audio lossless terbuka dari Apple yang diperkenalkan pada tahun 2011.

Sejak saat itu, perusahaan telah merilis pembaruan untuk format tersebut, termasuk perbaikan keamanan (bug), tetapi tidak setiap vendor pihak ketiga yang menggunakan codec menerapkan perbaikan ini.

Menurut laporan Check Point Research, vendor tersebut antara lain Qualcomm dan MediaTek, dua pembuat chip smartphone terbesar di dunia. Demikian sebagaimana dilansir Bleeping Computer, Selasa (26/4/2022).

Para analis belum memberikan banyak rincian tentang eksploitasi kelemahan yang sebenarnya, tetapi mereka akan mengumumkannya di konferensi CanSecWest pada Mei 2022 mendatang.

Dari detail yang tersedia, kerentanan memungkinkan hacker secara jarak jauh mengeksekusi kode pada perangkat target dengan mengirimkan file audio jahat dan menipu pengguna untuk membukanya. Para peneliti menyebut serangan ini sebagai 'ALHACK'.

Dampak serangan eksekusi kode jarak jauh datang dengan implikasi yang parah, mulai dari pelanggaran data, penanaman dan eksekusi malware, mengubah pengaturan perangkat, serta mengakses komponen perangkat keras seperti mikrofon dan kamera, atau pengambilalihan akun.

Kelemahan ALAC diperbaiki oleh MediaTek dan Qualcomm pada Desember 2021, dan dilacak sebagai CVE-2021-0674 (keparahan sedang dengan skor 5,5), CVE-2021-0675 (keparahan tinggi dengan skor 7,8), dan CVE-2021- 30351 (keparahan kritis dengan skor 9,8).

3 dari 5 halaman

Komentar Qualcomm dan Cara Mengatasinya

Dari analisis peneliti, implementasi dekoder ALAC dari Qualcomm dan MediaTek mengalami kemungkinan pembacaan dan penulisan di luar batas, dan kesalahan validasi frame yang diteruskan selama pemutaran musik.

Konsekuensi yang mungkin terjadi termasuk pengungkapan informasi dan peningkatan hak istimewa tanpa interaksi pengguna yang diperlukan.

Terkait hal ini seorang juru bicara Qualcomm menegaskan menyediakan teknologi yang mendukung keamanan dan privasi kuat adalah prioritas Qualcomm Technologies.

"Kami memuji peneliti keamanan dari Check Point Technologies karena menggunakan praktik pengungkapan terkoordinasi standar industri," ucapnya.

Mengenai masalah dekoder audio ALAC yang mereka ungkapkan, Qualcomm Technologies menyediakan patch untuk pembuat perangkat pada Oktober 2021.

"Kami mendorong pengguna untuk memperbarui perangkat mereka saat pembaruan keamanan telah tersedia," pungkasnya.

Namun, jika perangkat tidak lagi menerima pembaruan keamanan dari vendor, menginstal distribusi Android pihak ketiga yang masih menyediakan patch Android adalah opsi yang valid.

Terakhir, saat menerima file audio dari sumber/pengguna yang tidak dikenal atau mencurigakan, sebaiknya jangan dibuka karena dapat memicu kerentanan.

4 dari 5 halaman

Bug di Google Messages Bikin Baterai Android Terkuras dan Overheating

Laporan terbaru memperlihatkan, bug di Google Messages menyebabkan baterai di perangkat Android terkuras dan panas berlebih (overheating).

Mengutip laman XDA Developers, Jumat (22/4/2022), bug yang sama terkadang juga membuat kamera berjalan setelah si pengguna memakai fitur viewfinder di menu attachments.

Berjalannya kamera ini yang membuat pada peningkatan penggunaan ponsel dan menyebabkan baterai jadi cepat habis.

Sekadar informasi, menu lampiran di aplikasi Google Messages menyertakan opsi praktis yang memungkinkan pengguna mengambil dan berbagi gambar atau video dengan cepat.

Opsi ini muncul sebagai live feed dari kamera smartphone di menu lampiran. Media 9to5Google berspekulasi, bug tersebut membuat live feed ini tetap berjalan, bahkan ketika pengguna sudah meninggalkan aplikasi Google Messages.

Pengguna Reddit u/CozyMicrobe mengungkap, indikator penggunaan kamera di Android 12 tetap menyala setelah keluar dari aplikasi Google Messages. Hal ini mengkonfirmasi bahwa aplikasi Google Messages terus menggunakan kamera meski sudah ditutup.

Google belum mengakui adanya bug di aplikasi Google Messages yang membuat baterai perangkat mengalami overheating. Dengan begitu, kemungkinan perbaikan untuk bug ini masih harus menunggu waktu.

XDA Developers memberikan sebuah solusi sederhana untuk mengatasi konsumsi baterai yang masif.

Pengguna disarankan untuk menolak izin aplikasi dari pemakaian kamera smartphone, jika memang mereka tidak memakai fitur viewfinder di Google Messages.

5 dari 5 halaman

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.