Sukses

Elon Musk: DM Twitter Harus Punya Enkripsi End-to-End

Dalam cuitan terbaru, Elon Musk menuliskan pandangannya mengenai fitur DM Twitter yang seharusnya memiliki enkripsi end-to-end, sama seperti aplikasi Signal.

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk telah resmi membeli Twitter dengan harga USD 44 miliar atau sekitar Rp 635 triliun. Usai melakukan pembelian tersebut, Elon pun menyatakan sejumlah rencana terkait Twitter di masa depan.

Melalui cuitan di akun miliknya, Elon menuliskan ia ingin membuat Twitter yang lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk lewat fitur baru, membangun algoritma open source, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua orang.

Namun tidak hanya itu, dalam kicauan terbaru, ia secara tidak langsung juga rencananya untuk fitur DM (Direct Message) di Twitter, terutama dalam hal keamanan. Ia menuliskan, fitur DM harus memiliki enkripsi end-to-end.

"DM Twitter seharusnya memiliki enkripsi end to end seperti Signal, sehingga tidak ada orang lain yang bisa memata-matai atau meretas pesan-mu," tulis Elon seperti dikutip dari akun @elonmusk, Kamis (28/4/2022).

Kendati demikian, belum dapat dipastika apakah cuitan Elon tersebut akan benar-benar diwujudkan sebagai fitur baru di DM Twitter. Karenanya, menarik untuk mengetahui perkembang perusahaan tersebut setelah kini dimiliki Elon Musk.

Untuk diketahui, Signal merupakan aplikasi chatting yang dikenal memiliki keamanan mumpuni. Elon sendiri secara tidak langsung pernah mempromosikan aplikasi ini melalui cuitannya.

Pada awal 2021, bos Tesla dan SpaceX tersebut sempat mengajak orang-orang untuk mulai beralih ke Signal. "Pakai Signal," tulisnya ketika itu.

Ajakan itu sendiri muncul ketika ramai isu WhatsApp yang meminta pengguna untuk menyetujui kebijakan baru yang diterapkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Melanggar Ketentuan Utama dari Kesepakatannya dengan Twitter?

Di sisi lain, Elon Musk disebut telah melanggar ketentuan utama dari kesepakatan yang dia buat dengan Twitter.

Saat Twitter mengungkapkan ketentuan kesepakatannya dengan Elon Musk, CEO Tesla tersebut sudah mengajukan pertanyaan tentang kesediaannya untuk mematuhi klausa non-penghinaan.

Menurut pengajuan Securities and Exchange Commission (SEC) yang dibagikan oleh Twitter pada Selasa (26/4/2022), Elon Musk 'diizinkan untuk mengeluarkan tweet tentang penggabungan atau transaksi yang dimaksud, selama cuitan itu tidak meremehkan perusahaan atau perwakilannya'.

Dengan kata lain, Elon Musk bisa men-tweet tentang kesepakatan yang dia inginkan, tetapi dia tidak boleh merendahkan Twitter atau karyawannya.

Tetapi sekali lagi Musk tampaknya tidak mau memoderasi dirinya sendiri, dan melakukannya dengan mengorbankan seorang eksekutif puncak Twitter.

Pada Selasa malam, ia membalas tweet tentang kisah Politico sebelumnya yang melaporkan eksekutif kebijakan teratas Twitter, Vijaya Gadde, menangis selama pertemuan dengan staf yang membahas pembelian oleh Elon Musk.

Tweet asli juga mencatat peran Gadde dalam penanganan Twitter atas cerita laptop Hunter Biden pada tahun 2020. Perusahaan dengan cepat membalikkan arah setelah awalnya mencoba membatasi cerita, demikian seperti dikutip dari kebijakannya tentang materi yang bocor, sebagaimana dilansir Engadget, Kamis (28/4/2022).

“Menangguhkan akun Twitter dari sebuah organisasi berita besar karena menerbitkan cerita yang jujur jelas sangat tidak pantas,” jawab Musk.

Pada Rabu (28/4/2022), Elon Musk menargetkan Gadde lagi, men-tweet meme berdasarkan penampilannya di episode podcast Joe Rogan pada tahun 2019.

3 dari 4 halaman

Tanggapan Mantan CEO Twitter

Tweet yang memicu gelombang pelecehan yang ditujukan pada Gadde itu mendorong dua mantan CEO Twitter untuk membelanya. Pendiri dan mantan CEO Twitter EV Williams menulis bahwa Gadde adalah "salah satu orang paling bijaksana dan berprinsip yang saya kenal."

Mantan CEO Dick Costolo bahkan lebih blak-blakan. "Anda menjadikan seorang eksekutif di perusahaan yang baru saja Anda beli menjadi target pelecehan dan ancaman," katanya.

Bullying bukanlah kepemimpinan,” tulisnya dalam tweet terpisah. Lalu, Musk menjawab, “Saya hanya mengatakan Twitter harus netral secara politik.”

Sementara CEO Twitter saat ini, Parag Agrawal, tidak berkomentar secara langsung. Ia hanya menulis “bangga dengan orang-orang yang terus melakukan pekerjaan dengan fokus dan urgensi meskipun ada kebisingan.”

Sebelumnya, Twitter sudah memiliki rencana cadangan yang akan digunakan untuk mempertahankan diri jika Twitter dibeli Elon Musk.

Kala itu, Twitter mengatakan dewannya dengan suara bulat mengadopsi apa yang disebut rencana hak pemegang saham, yang juga dikenal sebagai poison pill.

Namun seiring berjalannya waktu, perusahaan pun terlihat semakin "melunak" dengan penawaran bos Tesla tersebut.Twitter disebutkan kini “mengambil pandangan baru” pada tawaran Musk, dan kemungkinan akan terlibat dalam negosiasi, menurut The Wall Street Journal.

4 dari 4 halaman

Jeff Bezos Buka Suara Soal Elon Musk Beli Twitter, Singgung Soal Tesla dan Tiongkok

Dicaploknya raksasa media sosial Twitter oleh bos Tesla, Elon Musk, mendapatkan beragam reaksi pro dan kontra. Salah satu respons yang muncul berasal dari pengusaha yang kerap disebut sebagai rival Musk, yaitu Jeff Bezos.

Reaksi dari bos Amazon dan Blue Origin ini muncul saat Musk sempat mencuit, "Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara."

Mengutip The Verge, Rabu (27/4/2022), twit ini diunggah Jeff Bezos sebelum Twitter mengumumkan pembelian USD 44 miliar dari orang terkaya di dunia itu.

Komitmen ini pun mendapatkan pertanyaan dari Bezos, yang mengutip cuitan dari reporter New York Times, yang menunjukkan kepentingan bisnis Tesla di Tiongkok bisa berpengaruh atas Twitter di bawah pemilik barunya.

"Pertanyaan menarik. Apakah pemerintah Tiongkok baru saja mendapatkan sedikit pengaruh atas alun-alun kota?" kata Jeff Bezos, yang dalam hal ini merujuk pada Twitter sebagai tempat berkumpulnya orang untuk berpendapat. 

Bezos pun menjawab pertanyaannya sendiri dengan mengatakan, "mungkin tidak." Menurutnya, hasil yang lebih memungkinkan di sini adalah "kompleksitas di Tiongkok untuk Tesla, ketimbang sensor Twitter."

"Namun kita lihat saja. Musk sangat pandai menavigasi kompleksitas semacam ini," kata Bezos yang juga masuk ke dalam deretan orang terkaya di dunia itu.

Bukan rahasia lagi apabila Elon Musk dan Jeff Bezos kerap saling sindir soal berbagai hal, khususnya terkait luar angkasa dan teknologi.

Elon Musk sempat meledek Bezos yang berinvestasi ke startup penelitian anti-penuaan bernama Altos Labs. Ia juga mengejeknya soal gugatan hukum ke SpaceX. 

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.