Sukses

YouTube Perketat Sistem Moderasi Komentar untuk Tekan Spam

YouTube memperketat sistem moderasi komentar guna menekan banyaknya komentar spam yang beredar di kolom komentar berbagai kanal, terutama milik YouTuber terkemuka.

Liputan6.com, Jakarta - Komentar spam di kolom komentar YouTube kerapkali membuat kreator sekaligus pemilik kanal sebal hingga frustasi.

Bagi kreator yang terkenal, mereka kerapkali melihat komentator jahat yang meniru identitas mereka. Tujuannya untuk menipu para penonton setia kanal-kanal ini.

YouTuber terkenal Linus Sebastian melalui kanal Linus Tech Tips-nya menyebut, "YouTube punya masalah. Spam."

Sebastian juga menyebutkan berbagai komentar spam yang kerap terlihat di kolom komentarnya. "Dari penipuan kripto, suplemen kesehatan, hingga Robux gratis. Komentar-komentar spam ini terus memburuk tiap harinya," kata dia dalam video.

Sementara, YouTuber teknologi terkemuka Marques Brownlee membuat video berjudul 'YouTube Needs to Fix This' yang memperlihatkan keluhannya terhadap komentar spam di platform tersebut.

"Komentar spam di YouTube telah berada di luar kendali selama berbulan-bulan," tulis deskripsi video yang tayang 1 April itu.

Menanggapi hal tersebut, YouTube sebenarnya punya berbagai tools untuk mengangani komentar-komentar spam dan menghapusnya secara otomatis.

"YouTube menggunakan machine learning dan peninjau manusia untuk menghapus lebih dari 950 juta komentar yang melanggar kebijakan terkait spam, misleading, dan penipuan pada kuartal 4 2021," kata Juru Bicara YouTube Ivi Choi, dikutip dari The Verge, Minggu (10/4/2022).

Lebih lanjut, Choi juga mengatakan, sebagian besar komentar spam yang dihapus adalah yang dideteksi oleh penandaan otomatis.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belum Cukup Efektif

Namun sistem yang dimiliki YouTube tampaknya belum cukup efektif menangani komentar spam yang bertebaran. YouTube kelihatannya cukup paham dengan masalah ini.

Terbaru, Marques Brownlee mengunggah tentang fitur moderasi eksperimental baru yang bertujuan memperketat komentar di YouTube.

Dalam hal ini, komentar yang berpotensi tidak pantas secara otomatis bakal ditahan dan ditinjau sebelum ditampilkan.

Uji Fitur

YouTube mulai menguji fitur yang disempurnakan ini pada Desember 2021. Juru bicara YouTube Mariana De Felice mengatakan, perusahaan pertama kali meluncurkan fitur ini pada 2016.

Fitur tersebut adalah kemampuan menahan komentar yang kemungkinan tidak pantas untuk ditinjau kemudian.

YouTube sendiri tampaknya memiliki perhatian besar pada masalah komentar spam ini.

"Mengingat sifat yang berkembang terkait taktik pergeseran komentar spam, kami akan terus menyesuaikan sistem kami agar tetap bisa menahan spam," kata Choi.

3 dari 4 halaman

Terancam Diblokir di Rusia

Terlepas dari upayanya menangani komentar-komentar spam yang mengganggu, YouTube belum lama ini terancam bakal diblokir di Rusia. 

Pada Jumat, 18 Maret 2022, Rusia mendesak Google untuk berhenti mempromosikan apa yang dianggap pemerintah Rusia sebagai ancaman terhadap rakyat negara tersebut, di YouTube.

Tampaknya jika permintaan tersebut tidak dipenuhi Google, bisa saja Rusia memblokir layanan YouTube di wilayah Rusia.

Mengutip Gizchina, Minggu (20/3/2022), menurut regulator internet Rusia, Roskomanadzor, iklan di YouTube mempromosikan penangguhan terhadap sistem komunikasi Rusia.

Terlepas dari itu, regulator juga menuding YouTube mempromosikan penghentian jaringan kereta api di Belarusia. Selanjutnya, regulator juga mengklaim tindakan YouTube mewakili posisi Google yang anti-Rusia. Kendati begitu, regulator tidak membagikan informasi tentang akun yang berbagi iklan ini.

Untuk diketahui, YouTube sebelumnya memblokir video propaganda Rusia secara global pada awal bulan Maret ini. Terlepas dari itu, Rusia memblokir Instagram belum lama ini.

 

4 dari 4 halaman

Dianggap Mirip Teroris

Kini, pelanggaran YouTube kian mengintensifkan pendirian Rusia terhadap perusahaan-perusahaan medsos asal Amerika Serikat.

Regulator juga membandingkan tindakan administrasi YouTube dengan tindakan teroris, mengklaim keduanya sama-sama telah membahayakan keselamatan warga.

Rusia juga mengancam kampanye iklan yang menyesatkan dan menuntut agar Google segera berhenti menerbitkan video anti-Rusia. Menurut sebuah sumber, Google pun menghapus iklan yang diidentifikasi dan ditandai oleh pemerintah Rusia.

Namun, rincian sifat iklan yang dianggap mirip dengan terorisme tak diungkap.

Sekadar informasi, perusahaan teknologi asing telah membatasi bisnis mereka dengan dan di Rusia karena invasi ke Ukraina.

YouTube belum lama ini memblokir media yang didanai pemerintah Rusia agar tak bisa dicari dan dilihat oleh seluruh dunia. Kini, Rusia mendesak Google berhenti menggunakan YouTube sebagai platform untuk menyebarkan kebencian bagi rakyat Rusia.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.