Sukses

Menkominfo Ingatkan Pentingnya Keamanan Digital dan Mengatasi Kesenjangan

Menurut Menkominfo, kekhawatiran tentang keamanan digital, akses internet yang bermakna, serta pengoptimalan data internet akan tetap relevan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengingatkan pentingnya keamanan digital, serta kemampuan untuk mengatasi kesenjangan digital yang mungkin terjadi.

Hal ini mengingat pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi teknologi digital di semua negara, terutama negara anggota G20, seperti mengutip siaran pers Kemkominfo, Rabu (30/3/2022).

Pernyataan itu disampaikan oleh Johnny dalam 1st Meeting Digital Economy Working Group (DEWG) G20 yang berlangsung secara hybrid dari Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa kemarin.

"Meski pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi teknologi digital, kekhawatiran tentang keamanan digital, akses internet yang bermakna, serta pengoptimalan data internet tetap relevan," kata Johnny.

Menurut Johnny, saat ini terdapat lebih dari 75 persen pemimpin global di sektor publik dan swasta menganggap, kemampuan digital organisasi secara signifikan membantu pengembangan ketahanan organisasi.

Menkominfo melanjutkan, berdasarkan laporan Deloitte di 2021, hal ini termasuk kemampuan untuk pulih lebih cepat dari guncangan mendadak, seperti pandemi Covid-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Potensi Kesenjangan

Menkominfo Johnny juga mengutip laporan UNCTAD tahun 2021, dan mengajak seluruh delegasi dalam Forum DEWG G20 mempertimbangkan meningkatnya kesenjangan dalam kesiapan digital.

"Seperti kurangnya akses ke jaringan mobile broadband yang masih terjadi pada 23 persen populasi di Least Developing Countries (LDCs)," ujarnya.

Potensi kesenjangan yang relevan pun harus diatasi, terkait dengan masalah konektivitas dan pemulihan pasca-COVID-19, keterampilan dan literasi digital serta Aliran Data Bebas dengan Kepercayaan dan Aliran Data Lintas Batas.

Menurut Menkominfo, dalam kaitannya dengan upaya pemanfaatan konektivitas digital, keterampilan digital dan literasi digital memainkan peran mendasar.

"Khususnya dalam mempersiapkan masyarakat untuk memanfaatkan ekosistem digital secara produktif secara inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," imbuhnya. 

3 dari 4 halaman

Data Global

Data dari IDC 2021 memperkirakan, pembuatan dan replikasi data global akan menikmati pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 23 persen pada perkiraan 2020-2025.

Sedangkan di 2025, 80 persen data global diperkirakan bakal diambil dan dimiliki oleh sektor swasta. 49 persen dari data global ini juga diperkirakan dihasilkan dan dioperasionalkan dalam lingkungan cloud publik.

"Dengan hampir 30 persen di antaranya akan bersifat real-time. Ini menurut laporan World Economic Forum di tahun 2021 yang lalu," Menkominfo menambahkan.

Johnny menambahkan, data WEF 2020 menyebutkan, dalam konektivitas global yang meningkat, diperkirakan 70 persen penciptaan nilai baru dalam perekonomian juga akan didasarkan model bisnis yang diaktifkan secara digital pada 2030.

Pertumbuhan ekonomi digital telah mendorong peningkatan penggunaan data untuk pembangunan dan menuntut penerapan tata kelola data.

Oleh karena itu, Menkominfo pun mengapresiasi Forum DEWG G20 yang telah mengambil pendekatan yang berani untuk memfasilitasi diskusi tentang tata kelola data global.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.