Sukses

Siswi SMKN 1 Cimahi Buat Aplikasi untuk Bantu Lansia dan Tunanetra Baca Informasi Obat-Obatan

Siswi SMKN 1 Cimahi mengembangkan sebuah aplikasi bernama Eyeroom, untuk membantu lansia dan penyandang tunanetra agar bisa membedakan obat dengan mudah.

Liputan6.com, Jakarta - WHO menyatakan bahwa secara global setidaknya 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan. Sementara itu, jumlah orang yang mengalami gangguan penglihatan meningkat seiring dengan pertambahan populasi orang lanjut usia (lansia).

Padahal, selain berfungsi memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, penglihatan yang baik dapat pula membantu mempertahankan kemandirian dan memfasilitasi pengelolaan kondisi kesehatan lainnya.

Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang lansia dan juga tunanetra. Membedakan jenis obat-obatan yang dikonsumsi, misalnya, bukanlah perkara mudah bagi mereka, jika dibandingkan dengan masyarakat berusia lebih muda atau orang dengan kondisi penglihatan normal.

Melihat permasalahan ini, pada program Samsung Innovation Campus (SIC), empat siswi SMKN 1 Cimahi, yakni Bella Anggraeni Putri, Intan Nur Fathonah, Miana Nurhaliza, dan Salwa Nurul Aisyah, telah mengembangkan sebuah aplikasi bernama Eyeroom.

Pengembangan Eyeroom bertujuan membantu lansia dan penyandang tunanetra agar bisa membedakan obat dengan mudah berkat teknologi pemindaian gambar dan transkripsi suara.

"Generasi muda Indonesia perlu memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan masyarakat, disertai dengan kemampuan menawarkan solusi aplikatif. Potensi ini perlu didorong agar muncul di permukaan dan menghasilkan terobosan-terobosan yang berguna bagi kemajuan bangsa, layaknya yang Samsung lakukan melalui program SIC," ujar Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono dikutip dari rilis pers pada Sabtu (26/2/2022).

Program SIC, kata Ennita, mendorong pola pikir siswa dari sekolah mitra untuk bereskplorasi secara praktikal dalam merespons permasalahan sosial di lingkungan sekitarnya. Mereka juga didorong untuk berupaya menghadirkan solusi di masyarakat lewat inovasi berupa proyek atau produk tertentu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fitur

Salah satu siswi, yaitu Bella, mengakui bahwa pengembangan aplikasi ini terinspirasi dari kondisi di sekitar lingkungan mereka. Mereka mendapati para orang tua yang mengalami masalah penglihatan karena ada masalah pada mata.

"Hal ini menjadi cikal bakal Eyeroom. Tak hanya itu, kami juga mencari informasi dari para apoteker dan siswa jurusan farmasi untuk menambah fitur pada aplikasi kami yang nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal," tutur Bella.

Bella menyebut, Eyeroom mampu mengidentifikasi obat tanpa kemasan maupun obat dengan kemasan. Di samping itu, aplikasi ini dilengkapi fitur voice note dalam penyampaian informasi terkait obat tersebut. Informasi itu mencakup deskripsi, ulasan, hingga opsi retail daring untuk pembelian obat.

 

3 dari 4 halaman

Akurasi 90 Persen

Eyeroom berfungsi dengan cara melakukan pemindaian dengan memanfaatkan kamera gawai. Akurasi deteksi diklaim mencapai lebih dari 90 persen. Oleh sebab itu, mereka optismtis bahwa selain dapat membantu para lansia dan penyandang tunanetra, aplikasi ini juga dapat membantu memudahkan praktikum siswa jurusan farmasi, serta membantu permasalahan apoteker saat ada konsumen membawa obat tanpa kemasan.

Secara akumulatif, proses pengerjaan aplikasi Eyeroom berjalan selama sekitar empat bulan. Miana, siswi lainnya, mengaku bahwa di fase awal pengembangan, mereka sempat mengalami kesulitan dalam perumusan masalah.

"Hal sulit yang kami temukan adalah saat menentukan arah dan tujuan aplikasi kami. Namun kami bisa mengatasinya dengan cara menganalisis kembali hal-hal apa saja yang kami targetkan dan prioritasnya," kata Miana.

Kerja keras Miana dan teman-temannya berbuah hasil. Eyeroom mendapatkan peringkat dua dalam SIC Project Competition 2021, yang diselenggarakan sebagai puncak dari program SIC 2020/2021.

Mereka telah bersaing dengan 396 siswa lainnya di tahap seleksi hingga terpilih mengikuti bootcamp SIC secara intensif selama 12 pekan berturut-turut. Selama bootcamp, mereka mendapatkan pendampingan dan memperdalam beberapa hal yang mencakup Problem Definition, Design Thinking, UX/UI, dasar-dasar pemrograman web seperti HTML, CSS, Javascript.

4 dari 4 halaman

Infografis 9 Manfaat Aplikasi PeduliLindungi yang Belum Banyak Diketahui

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.