Sukses

Startup Neuralink Milik Elon Musk Bantah Lakukan Penyiksaan Monyet

Startup Neuralink yang dibiayai Elon Musk membantah para mitra penelitinya melakukan penyiksaan terhadap monyet-monyet yang menjadi subjek penelitian.

Liputan6.com, Jakarta - Startup yang didanai Elon Musk Neuralink membantah sejumlah klaim menyebutkan para penelitinya menyiksa monyet untuk eksperimen.

Dalam pernyataan yang diunggah online, Neuralink merespon komplain dari lembaga nirlaba Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) yang menuding Neuralink dan mitra penelitinya di Univesity of California, Davis, melakukan tes tidak manusiawi pada hewan.

Mengutip The Verge, Rabu (16/2/2022), pernyataan dari PCRM menyebutkan, "monyet-monyet di University of California, Davis, dimutilasi otaknya dan dibiarkan menderita hingga mati dalam eksperimen."

Sebaliknya, dalam pernyataan, Neuralink menyebutkan, "laboratorium melakukan hal dan terus memenuhi standar yang diamanatkan, sejak memindahkan hewan ke fasilitas internal."

Keluhan PCRM diajukan ke Departemen Pertanian AS terhadap UC Davis pada minggu lalu. Keluhan ini berdasarkan pada dokumen-dokumen yang dirilis setelah gugatan catatan publik.

Dokumen-dokumen yang dimaksud menguraikan kemitraan Neuralink yang memberikan uang kepada universitas senilai USD 1,4 juta, antara 2017-2020.

Masih menurut dokumen, para peneliti dikatakan menguji implan berukuran seperempat koin dan ditambatkan ke tengkorak subjek, yakni monyet. Lembaga nonprofit ini menentang penggunaan hewan dalam eksperimen medis.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pakai Zat Berbahaya untuk Monyet

"Tim gagal memberikan perawatan memadahi pada monyet yang sekarat, tim juga menggunakan zat yang tidak disetujui, bernama BioGlue. Zat ini membunuh monyet dengan menghancurkan sebagian otak mereka. Tim juga gagal memberikan kesejahteraan psikologis kepada monyet-monyet subjek penelitian," kata pihak PCRM.

Sebelumnya, sebuah cuitan dari Neuralink menyebut deskripsi dari PCRM adalah informasi menyesatkan dan kurang konteks.

Informasi dari PCRM menyebutkan, secara keseluruhan, ada 23 hewan yang menjadi korban ditambah 10 subjek hewan yang dikirim ke Neuralink atau dikeluarkan dari proyek penelitian.

Dalam bantahannya, Neuralink mengatakan, semua pekerjaan terhadap hewan yang dilakukan di UC Davis telah disetujui oleh Institutional Animal Care and Use Committee (IACUC), sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang dan dukungan medis, termasuk pascabedah.

"Pekerjaan ini juga diawasi oleh staf dokter hewan yang berdedikasi dan terampil," kata Neuralink, membantah para peneliti di UC Davis melakukan penyiksaan.

3 dari 4 halaman

Riset untuk Hasilkan Teknologi Implan Otak

Neuralink juga mengklaim pihaknya berkomitmen untuk bekerja dengan hewan dengan cara paling manusiawi dan etis.

Perusahaan pun mengatakan, telah memindahkan hewan uji ke fasilitasnya sendiri pada 2020 lalu, guna meningkatkan standar hidup para monyet di luar batas minimum yang diamanatkan negara.

Neuralink mengaku pihaknya bekerja dengan inspektur dari Departemen Pertanian AS dan menerima akreditasi untuk pekerjaan ini.

Perlu diketahui, Neuralink bekerja membuat implan-antarmuka komputer yang dirancang untuk memungkinkan monyet dan manusia untuk mengontrol sistem elektronik dengan aktivitas syaraf.

Dengan pekerjaan dan riset di Neuralink, Elon Musk sebelumnya menggembar-gemborkan bahwa hasil dari penelitian tersebut bisa membawa kemungkinan masa depan yang jauh dari saat ini, dalam hal teknologi implan.

Dengan pekerjaan ini, menurut Elon, nantinya orang dengan kelumpuhan bisa tetap beraktivitas, dengan kontrol dari otaknya. Neuralink pernah mendemonstrasikan penelitiannya ketika merilis video monyet yang sedang bermain Pong, didukung implannya.

(Tin/Ysl)

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang Miliarder

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.