Sukses

Yayasan Amal Mark Zuckerberg dan Istri Sumbang Rp 631 Miliar untuk Atasi Perubahan Iklim

Yayasan amal Mark Zuckerberg dan istri, Priscilla Chan, akan menyumbangkan USD 44 juta atau setara Rp 631 miliar untuk membantu upaya mengatasi perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan amal Bos Facebook Mark Zuckerberg dan istri Priscilla Chan, The Chan Zuckerberg Initiative, menyumbangkan USD 44 juta (setara Rp 631 miliar) untuk mendukung upaya mengatasi perubahan iklim.

Sebagian besar uang tersebut akan digunakan untuk upaya menangkap karbon dioksida yang menumpuk hingga berbahaya bagi atmosfer dan lautan, sebagai salah satu upaya mengatasi perubahan iklim

Krisis iklim hanya bisa diatasi dengan menghentikan polusi dan pemanasan di Bumi. Dalam hal ini, langkah yang dilakukan adalah dengan menghilangkan karbon dioksida akibat aktivitas manusia yang menghasilkan polusi untuk merusak planet ini.

Strategi ini pun menarik miliarder seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates serta peusahaan teknologi seperti Microsoft dan Stripe.

Teknologi penghilangan karbon, baru-baru ini menerima jutaan dana dari perusahaan teknologi. Apalagi, selama ini perusahaan teknologi menghadapi pengawasan ketat atas bagaimana mereka memperburuk krisis iklim.

Tahun lalu, yayasan amal Chan Zuckerberg Initiative memberikan USD 23 juta untuk teknologi penghilangan karbon dan USD 10 juta untuk program fellowship dalam insitiatif iklim Gates Breakthrough Energy.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Disalurkan ke UCLA

Nantinya, separuh dana baru dari yayasan amal Zuckerberg dan Chan (USD 21 juta/ Rp 301 miliar) akan disalurkan ke Institut Manajemen Karbon Universitas California, Los Angeles (UCLA).

Kampus ini diketahui mengembangkan proses elektrokimia untuk memotong emisi CO2 dari produksi semen yang menyumbang 8 persen dari populasi karbon dioksida secara global, kira-kira empat kali lipat emisi industri penerbangan.

Secara terpisah, UCLA akan menghabiskan sebagian dana untuk membangun reaktor aliran elektrokimia di Pelabuhan Los Angeles untuk menghilangkan karbon dioksida dari air laut.

Lautan menyerap seperempat emisi CO2 manusia, yang merugikan, karena mengubah air menjadi lebih asam, melarutkan cangkang kepiting dan berkontribusi pada kematian terumbu karang.

3 dari 4 halaman

Dana Dipakai untuk Kembangkan Teknologi Penarikan CO2 dari Udara

UCLA juga akan menggunakan dana bantuan untuk mengembangkan teknologi baru untuk menarik CO2 dari udara. Salah satunya adalah teknologi penangkapan udara yang digunakan untuk memisahkan jumlah CO2 dari unsur lainnya di atmosfer.

UCLA berharap teknologi ini bisa menurunkan intensitas dan biaya energi menggunakan sistem elektrokimia modular. Jika berhasil, itu akan menghasilkan aliran CO2 dengan konsentrasi yang berkurang. CO2 yang ditangkap masih bisa digunakan dalam proses industri guna mengurangi emisi, termasuk membuat beton.

Karena teknologi ini masih awal dan berbiaya mahal ketika diterapkan di skala besar, pengembangan pasar baru untuk CO2 yang ditangkap dapat menurunkan biaya dan mendorong lebih banyak investor untuk mendukung teknologi tersebut.

Sebelumnya, yayasan Mark Zuckerberg dan Chan menyalurkan USD 20 juta ke sebuah perusahaan kimia bernama Twelve. Twelve mencoba mengembangkan produk yang dibuat dengan CO2 yang ditangkap, untuk bahan bakar jet dan suku cadang mobil, seolah menggantikan bahan bakar fosil yang biasa dipakai dalam proses manufaktur.

(Tin/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang Facebook

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini