Sukses

Perusahaan Machine Learning Valiance Hadirkan Solusi Bisnis di Berbagai Industri

Perusahaan konsultan berbasis machine learning Valiance kini menghadirkan solusi bisnis di berbagai bidang industri untuk mendukung perusahaan mengambil keputusan bisnis yang berbasis data.

Liputan6.com, Jakarta - Machine learning kini jadi teknologi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan krusial di berbagai bidang industri. Melihat hal itu, perusahaan konsultan Valiance hadir menawarkan solusi bisnis untuk berbagai bidang industri.

Valiance mengklaim punya banyak pengalaman mengerjakan solusi-solusi di berbagai bidang berkat kultur risetnya yang mendalam.

Valiance mengaku sudah mengerjakan solusi machine learning di berbagai industri. Mulai dari keuangan dan perbankan, logistik dan distribusi, media, ritel, pariwisata, agrikultur, dan otomotif.

Sebelumnya, Valiance adalah divisi konsultan dari Pacmann. Pacmann merupakan akademi yang aktif menyebarluaskan pengetahuan mengenai industri data melalui program tanpa gelar bagi mereka yang ingin berkarier sebagai data scientist atau data analyst.

CEO dan Co-founder Valiance Adityo Sanjaya mengungkap, solusi berbasis machine learning yang dikerjakan Valiance bersifat menyeluruh (end-to-end).

Mulai dari analisis ketimpangan, akuisisi dan konstruksi data, pengembangan model, implementasi infrastruktur machine learning, hingga evaluasi dampak solusi terhadap bisnis.

"Dalam merancang solusi bisnis, kami terbiasa merujuk pada research paper tentang machine learning. Kami pun selalu melibatkan subject matter expert di bidang industri terkait di dalam proses bisnis yang kami lalui," katanya dalam diskusi panelis mengenai data driven culture di perusahaan baru-baru ini.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perusahaan Kerap Ambil Keputusan Berdasarkan Intuisi Semata

Adit menjelaskan, setiap perusahaan kerap dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan krusial. Namun Adit mendapati pengambilan keputusan di perusahaan kerapkali dilakukan hanya berdasarkan intuisi. Padahal menurutnya, hal itu tidak optimal.

"Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi tidaklah optimal. Data driven dapat menjadi kerangka kerja sebuah perusahaan untuk menurunkan business problem menjadi data problem, menguji hipotesis, lalu mengambil keputusan berdasarkan data," ujar Adit, memberikan penjelasan.

Valiance pun menginformasikan ke klien-kliennya mengenai tingkat kerumitan selama proses perumusan masalah dan pembuatan solusi bisnis, serta dependensi infrastruktur, dan ekosistem terkait di dalamnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi.

Punya pengalaman selama lebih dari tujuh tahun di bidang machine learning, Adit yang menakhodai Valiance membawa perusahaan menjalani proses ketat untuk menilai kebutuhan klien atas solusi machine learning. Perusahaan juga terus mengkomunikasikan hasilnya ke klien agar bisa mengambil keputusan yang tepat.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Mid-Market & Enterprise Greenfi AWS Indonesia, Anthony Amni, menyebutkan, AWS menyambut baik adopsi data analytics dan machine learning di berbagai industri.

3 dari 4 halaman

Machine Learning Bantu Credit Scoring

"Biasanya, penerapan data analytics dan machine learning ada di startup. Namun, kini perusahaan non-digital banyak yang mengadopsi fondasi data analytics dan machine learning," katanya.

Sementara, CTO dan Co-founder Valiance Riyad Rivandi, mengatakan, pengerjaaan solusi bisnis di Valiance berlangsung efisien karena penggunaan tool internal yang dikembangkan untuk proses automatic machine learning.

Menurutnya, solusi berbasis machine learning yang ditawarkan perusahaannya bisa menyelesaikan permasalahan bisnis klien, baik dalam efisiensi waktu untuk tugas repetitif, menekan potensi kerugian biaya, atau memprediksi risiko potensial.

Salah satu contohnya adalah solusi machine lerning untuk credit scoring yang dibangun Valiance, diklaim mampu memprediksi 50 persen kredit macet (non-performing loan/ NPL) pada sebuah lembaga keuangan mikro, dengan potensi kerugian Rp 100 miliar.

Solusi ini pun dipakai untuk mendeteksi risiko kredit pemohon dan merekomendasikan analisis untuk menolak permohonan dengan potensi gagal bayar tinggi, disertai dengan evaluasi berkala.

Solusi berbasis machine learning yang dikerjakan Valiance adalah deteksi anomali, deteksi fraud, optimisasi route, computer vision, natural languange processing, dan optimisasi rantai pasokan.

(Tin/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang 5G

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini