Sukses

Pakar: Teknologi Energi Bersih Perlu Dirancang untuk Didaur Ulang

Baterai, panel surya, dan turbin angin adalah alat penting untuk memerangi perubahan iklim. Namun, teknologi itu membutuhkan energi dan sumber daya yang cukup besar untuk dibuat.

Liputan6.com, Jakarta - Apple dan Samsung bukan satu-satu perusahaan teknologi yang membuat perangkat berteknologi tinggi yang sulit dibongkar dan didaur ulang.

Begitu juga dengan produsen teknologi energi bersih, seperti panel surya, turbin angin, dan baterai kendaraan listrik, di mana tidak seperti industri teknologi konsumen, yang perlahan mulai mengubah strategi agar produknya bisa didaur ulang.

Baterai, panel surya, dan turbin angin adalah alat penting untuk memerangi perubahan iklim. Namun, teknologi itu membutuhkan energi dan sumber daya yang cukup besar untuk dibuat.

Cara terbaik untuk memastikan kita dapat terus menghasilkan lebih banyak perangkat tersebut secara berkelanjutan adalah dengan mendaur ulang sumber daya itu di akhir masa pakainya.

Namun saat ini, daur ulang energi bersih sangat terbatas karena desainnya yang sulit dibongkar, termasuk meluasnya penggunaan perekat ultra-kuat.

Manurut pakar, itu bisa jika perusahaan yang memproduksi baterai super besar untuk kendaraan listrik dan magnet tanah untuk turbin angin beralih ke perekat baru yang dapat dilepas ikatannya menggunakan cahaya, panas, medan magnet, dan banyak lagi, atau desain bebas lem.

"Desain untuk daur ulang belum benar-benar masuk ke pasar (teknologi energi bersih) itu," kata Andy Abbott, seorang profesor kimia di University of Leicester, dikutip dari The Verge, Senin (17/1/2022).

Diketahui, Abbott baru-baru ini ikut menulis makalah yang mengulas tentang perekat yang dapat dilepas dan potensi penggunaannya dalam energi bersih.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Komponen Saling Terikat

Sebaliknya, kata Abbott, produsen cenderung 'merekayasa' produk mereka secara berlebihan untuk keamanan dan daya tahan.

Ambil contoh baterai kendaraan listrik yang terdiri dari puluhan hingga ribuan sel yang tertutup rapat, lalu direkatkan di dalam modul dan paket.

"Sementara penggunaan perekat yang banyak membantu memastikan baterai tidak hancur, hal itu malah membuatnya sangat sulit dibongkar untuk digunakan kembali atau mendaur ulang logam penting seperti lithium, kobalt, dan nikel," papar Abbott.

Rekan penulis studi ini, Gavin Harper, ahli daur ulang baterai kendaraan listrik di University of Birmingham di Inggris, mengatakan karena semua komponen saling terikat, banyak baterai yang akhirnya rusak.

"Bahannya dicampur bersama, yang membuat langkah selanjutnya dalam proses daur ulang menjadi lebih rumit," ucap Harper kepada The Verge.

3 dari 5 halaman

Kontaminasi Signifikan

Panel surya dan turbin angin juga dirancang agar tahan lama dengan cara yang membuat daur ulang menjadi sulit. Sebagian besar panel surya terdiri dari sel silikon yang dilapisi lapisan sealant polimer yang mengikat sel ke kaca tahan cuaca dan penutup plastik.

Sementara 'desain sandwich elektronik' ini berarti panel dapat menghabiskan waktu puluhan tahun di atap yang terpapar elemen, perekat dan sealant yang digunakan di seluruh panel mempersulit pemisahan komponen dengan bersih di akhir masa pakainya.

Unsur logam langka di dalam generator turbin angin dilapisi resin dan lem yang dapat menimbulkan kontaminasi signifikan bagi siapa pun yang ingin menggunakan kembali bahan tersebut.

Turbin angin tunggal dapat berisi ratusan pon unsur logam langka dan permintaan untuk logam tersebut akan meroket saat dunia membangun lebih banyak kendaraan listrik dan lebih banyak turbin.

4 dari 5 halaman

Produsen Baru Sadar

Abbott mengatakan produsen baru mulai menyadari fakta bahwa memulihkan bahan penting di dalam teknologi energi bersih penting untuk menopang pasokan jangka panjang. Maka dari itu, pendekatan desain baru diperlukan untuk memfasilitasi itu.

"Benar-benar baru. Sekitar 18 bulan terakhir, percakapan soal isu tersebut mulai meningkat," katanya.

Makalah baru Abbott dan Harper memaparkan sejumlah jalur potensial menuju sektor teknologi bersih yang lebih dapat didaur ulang. Sementara manufaktur panel surya tidak mungkin untuk menghilangkan perekat dalam waktu dekat.

Penulis menyarankan produsen dapat beralih ke bahan perekat dan sealant yang dapat dilepaskan menggunakan bahan kimia, medan magnet, atau bahkan pulsa sonik frekuensi tinggi.

Untuk magnet turbin angin, perekat yang kehilangan kelengketannya karena medan magnet yang kuat mungkin tidak akan berfungsi. Akan tetapi, perekat yang dapat dilebur menggunakan panas atau tidak terikat saat terkena sinar ultraviolet, mungkin dapat digunakan.

5 dari 5 halaman

Infografis SKK MIgas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.