Sukses

Pemerintah Polandia Diduga Pakai Spyware Pegasus untuk Mata-matai Oposisi

Beberapa anggota kelompok oposisi politik pemerintah Polandia menunjukkan bukti diri mereka diretas menggunakan spyware Pegasus milik NSO Group.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penggunaan spyware Pegasus untuk memata-matai pihak tertentu kembali terjadi. Kali ini pemerintah Polandi diduga pakai software buatan perusahaan asal Israel tersebut.

Disebutkan, beberapa anggota kelompok oposisi politik pemerintah itu menunjukkan bukti diri mereka diretas oleh spyware Pegasus milik NSO Group.

Kasus paling mengkhawatirkan melibatkan pemimpin partai Civic Platform Polandia, Senator Krzysztof Brejza.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (28/12/20210, ponsel milik senator Brejza dibobol sebanyak 33 kali dalam kurun waktu enam bulan menjelang pemilu 2019

Selama kampanye, media pendukung pemerintah Polandia menerbitkan pesan teks merusak yang diperoleh dari ponsel milik Brejza. Hal ini mengarah dugaan spyware itu telah digunakan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Temuan Tim Citizen Lab

Penyedia spyware Pegasus, NSO Group. JACK GUEZ / AFP

Kasus ini ditemukan oleh Citizen Lab, tim peneliti spyware berbasis di University of Toronto dan sudah berkali-kali mengungkap penggunaan spyware ini.

Mereka mendapati bukti spyware Pegasus dipakai untuk menargetkan pengacara wakili kelompok oposisi Polandia, dan seorang jaksa dalam kasus melawan partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa.

Dalam kedua kasus ini, jejak spyware tersebut ditemukan di masing-masing perangkat target.

 

3 dari 3 halaman

Bantahan Pemerintah Polandia

Meski sudah disodorkan bukti, pemerintah Polandia dengan tegas membantah penggunaan spyware Pegasus, baik untuk pengumpulan intelijen atau pengawasan domestik.

Spyware Pegasus tidak digunakan oleh layanan Polandia,” kata Wakil Menteri Pertahanan baru-baru ini, seperti dilansir Politico Europe. “Itu tidak digunakan untuk mengikuti atau menyelidiki siapa pun di negara kita.”

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini