Sukses

Lakukan Cara Ini Jika NIK Tidak Muncul di PeduliLindungi

Kemenkes mengajak masyarakat untuk melakukan cara ini jika NIK tidak muncul di aplikasi PeduliLindungi dan membuat mereka tidak bisa mengakses sertifikat vaksin.

Liputan6.com, Jakarta - Chief Digital Transformation Officer Kemenkes Setiaji mengakui ada banyak keluhan yang masuk mengenai NIK yang tidak muncul di PeduliLindungi.

Padahal NIK alias Nomor Induk Kependudukan adalah nomor unik yang memiliki banyak kegunaan, salah satunya untuk mengakses aplikasi PeduliLindungi, mendapatkan sertifikat vaksinasi, dan status kesehatan.

Setiaji pun mengungkapkan solusi yang bisa dilakukan oleh masyarakat, jika NIK tidak muncul di PeduliLindungi.

"Harus kontak helpdesk PeduliLindungi. Caranya bisa mengakses ke sertifikat@pedulilindungi.id," kata Setiaji, dalam konferensi pers Launching Integrasi Fitur QR Code PeduliLindungi yang ditayangkan melalui kanal YouTube Kemenkes.

Ia melanjutkan, setelah menerima keluhan melalui email, tim PeduliLindungi akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat mengenai nama yang tidak sesuai dengan NIK.

"Untuk memastikan hal tersebut, di dalam email juga disampaikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa yang bersangkutan adalah benar dan namanya sesuai KTP. Jadi memang ada unsur untuk koordinasi dengan Dukcapil," ujar Setiaji memberikan penjelasan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lampirkan Data Berikut Ini

Adapun sejumlah persyaratan atau data yang harus disiapkan adalah informasi:

- Nama lengkap

- NIK KTP

- Tempat tanggal lahir

- Nomor HP

- Melampirkan foto dan kartu vaksin.

Setiaji juga menambahkan, selain membuka helpdesk melalui email, dalam waktu dekat pihaknya juga akan menambah layanan helpdesk melalui chatbot. Hal ini dinilai akan memudahkan masyarakat yang akan melakukan komplain mengenai PeduliLindungi.

"Penggunaan chatbot tentunya akan lebih mudah dimonitor status laporannya apakah sudah diproses atau belum. Karena kalau memakai email cenderung tidak terkontrol dan sebagainya," kata Setiaji.

 

3 dari 4 halaman

Kenapa Waktu Respon Keluhan PeduliLindungi Lama?

Setiaji juga memberikan penjelasan mengenai respons atas email komplain masyarakat terkait PeduliLindungi yang mungkin butuh waktu cukup lama.

 Setiaji mengatakan, pihaknya tiap hari menerima 25-35 ribu email yang mengeluhkan berbagai permasalahan tentang PeduliLindungi. Oleh karenanya, butuh waktu yang tidak singkat bagi tim dalam memberikan respons terhadap keluhan.

"Beberapa minggu lalu, tim kami yang menangani email ini sangat terbatas, tetapi saat ini sudah ditambah, bahkan hampir 200 orang untuk menghandle email. Sehingga antrean untuk menjawab komplain-komplain tadi seharusnya jadi lebih cepat," katanya.

Tidak hanya itu, ke depan tim Setiaji juga akan menggunakan model chatbot dalam melayani keluhan dari pengguna. Dengan begitu nantinya bisa mengurangi beban kerja di email tersebut.

(Tin/Ysl)

 

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang PeduliLindungi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.