Sukses

Perempuan di Parlemen Dituntut Paham Soal Teknologi Digital

Perempuan di parlemen dituntut untuk lebih memahami isu-isu soal budaya digital, serta menguasai beragam teknologi digital

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan yang duduk sebagai wakil rakyat di parlemen saat ini, di era dinamika 4.0, juga dituntut untuk memahami isu-isu terkait budaya digital, serta menguasai beragam teknologi digital.

Ketua Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI) Diah Pitaloka dalam workshop Women in Tech: Kepemimpinan Perempuan di Era Digital mengatakan, hal itu bisa menjadi solusi meningkatkan kompetensi sebagai perwakilan suara dan aspirasi rakyat.

"Kepemimpinan digital menjadi kunci fundamental agar perempuan parlemen dapat mengoptimalkan teknologi digital untuk kepentingan peningkatan kompetensi dan mengakselerasi langkah-langkah strategis dalam memberdayakan masyarakat luas serta membantu mewujudkan aspirasi masyarakat," ujarnya.

Diah mengatakan bahwa poin ini sangat penting mengingat jumlah perempuan di parlemen semakin meningkat. Ia mengungkapkan, di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI, jumlah perempuan telah mencapai 20,3 persen. Sementara itu, di bangku Dewan Perwakilan Daerah (DPD), perempuan mencapai 30,8 persen.

"Perempuan di parlemen makin berperan dalam membantu mewujudkan aspirasi-aspirasi rakyat," katanya dalam siaran pers yang diterima Tekno Liputan6.com, Sabtu (2/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Digitalisasi Percepat Pemberdayaan

Diah melanjutkan, saat ini teknologi telah secara masif mengubah banyak aspek kehidupan sehari-hari melalui digitalisasi.

Tanpa disadari, teknologi digital juga bisa mempercepat pemberdayaan perempuan, sehingga mampu mendorong pembangunan sosial dan ekonomi seluruh negara.

Ia mengatakan, alat-alat seperti ponsel, tablet, laptol, akses internet, memperluas akses perempuan ke pendidikan, perawatan kesehatan, pelatihan, pekerjaan, serta kewirausahaan.

Menurutnya, digitalisasi bisa mempersempit ketidaksetaraan gender yang selama ini sudah terjadi secara sistemik.

Meskipun begitu, Diah juga mengakui bahwa Indonesia masih memiliki tantangan berupa percepatan pemerataan akses digital di Tanah Air, yang memiliki karakteristik wilayah yang unik.

3 dari 4 halaman

Lahan Subur Bagi Masyarakat

Sementara itu, dalam kegiatan yang sama, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, pesatnya perkembangan industri digital menjadi lahan subur bagi masyarakat, termasuk kaum perempuan, untuk memulai bisnis.

"Dan teknologi digital membuka pintu bagi UMKM kita untuk naik kelas, dan dengan demikian kita berpartisipasi aktif menggunakan teknologi digital untuk turut meningkatkan kesejahteraan umum," ujarnya.

Catherine Chen, Corporate Senior Vice President & Director of the Board Huawei mengatakan bahwa Huawei mendukung peran kepemimpinan perempuan yang berlangsung di era transformasi digital.

"Kami percaya bahwa semakin banyak talenta perempuan dan pemimpin perempuan dibutuhkan untuk menciptakan dunia digital yang lebih inklusif, yang bermanfaat bagi semua orang," katanya dari kantor pusat Huawei Global.

Workshop Women in Tech berlangsung dengan dukungan dari mitra-mitra yang terlibat langsung di acara tersebut, terutama para pakar di bidang teknologi digital seperti Huawei, Gojek, Amartha, serta kolaborasi dengan Kepolisian Republik Indonesia dan Kementerian Kominfo, dunia penelitian seperti KedaiKOPI dan masyarakat akademis.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.