Sukses

Cerita Menkes Punya 20 Grup WhatsApp Gara-Gara Pandemi

Menkes menceritakan pengalamannya tergabung dalam lebih dari 20 grup selama pandemi, kepada bos WhatsApp Will Cathcart

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa gara-gara pandemi Covid-19, dirinya jadi tergabung di dalam lebih dari 20 grup WhatsApp.

Hal itu diceritakan Budi Sadikin saat dialog virtual COVID Response: The Role of Tech in the Global Recovery yang diadakan Facebook, di mana bos WhatsApp Will Cathcart juga menjadi narasumber.

"Saya tidak tahu ini lucu atau tidak, tapi selama pandemi saya punya lebih dari 20 grup WhatsApp baru," kata Budi Gunadi, Selasa (22/9/2021).

Budi mengatakan, grup WhatsApp itu terdiri dari bermacam-macam fungsi dan topik. Misalnya grup soal rumah sakit, surveilans, oksigen, testing dan tracing, hingga obat-obatan.

"Ada satu grup isinya profesor di universitas yang memberikan saya masukan terkait epidemiologi. Ada grup lain isinya profesor soal whole genome sequencing. Ada grup lain berisi media karena mereka ingin tahu apa yang terjadi," kata Budi, memberikan penjelasan.

Menurut Budi, tanpa disadari, WhatsApp sudah menjadi bagian dari hidup semua orang. Bahkan dengan cara tersebut, komunikasi yang dilakukan bisa jadi lebih mudah dan cepat ketimbang harus melakukan konferensi pers.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diam-Diam Masuk Grup RT

Selain itu, Budi juga mengatakan bahwa dia sempat masuk ke grup untuk tingkat RT demi mengetahui permasalahan penanganan Covid-19 di tingkat tersebut.

"Bahayanya saya yang punya jabatan tinggi, adalah kadang Anda melewatkan aktivitas di tingkat terbawah. Jadi yang saya lakukan, saya panggil tim di tingkat terbawah lalu (bertanya) 'bisa tidak kalau saya diundang ke grupmu?'" kata Budi Gunadi.

Menkes mengatakan, timnya khawatir hal itu malah akan membuat semua orang jadi tidak mau berbicara. Padahal menurutnya, penting untuk mengetahui apa yang terjadi di tingkat masyarakat secara langsung.

Akhirnya, Budi menceritakan bahwa dirinya tetap masuk ke grup tersebut secara diam-diam.

"Saya cuma mendengarkan, melihat apa yang ada di grup, lalu 'oh saya harus melakukan intervensi di sini," ujarnya. 

3 dari 4 halaman

Bos WhatsApp Tersentuh oleh Tolong Menolong Masyarakat

Pada kesempatan yang sama, Head of WhatsApp Will Cathcart mengatakan, selama pandemi, grup di platform chatting tersebut banyak digunakan masyarakat untuk saling membantu satu sama lain.

"Mereka membantu mencari oksigen, untuk masyarakat yang oksigennya menipis, membantu tetangga yang terjebak di rumah dan tidak bisa keluar mencari makan karena isolasi," ujarnya.

Cathcart pun mengatakan dirinya tersentuh dengan upaya saling membantu di masyarakat. 

"Itu yang menyentuh saya, yang menunjukkan kebaikan dari orang-orang untuk bersama-sama saling membantu satu sama lain," kata Cathcart.

Selain itu, Cathcart juga mengapresiasi Indonesia, yang menjadi salah satu negara pertama yang menerapkan sistem reservasi vaksin Covid-19 dengan WhatsApp.

Menurutnya, hal semacam ini akhirnya juga diadopsi di negara-negara lain seperti Brasil, Meksiko, Argentina, Afrika Selatan, dan India.

4 dari 4 halaman

Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.