Sukses

Medali Olimpiade Tokyo 2020 Dibuat dari Ponsel Bekas Donasi Warga Jepang

Medali yang diberikan pada para atlet pemenang Olimpiade Tokyo 2020, rupanya terbuat dari perangkat elektronik daur ulang seperti ponsel bekas yang disumbangkan warga Jepang

Liputan6.com, Jakarta - Medali emas, perak, dan perunggu, merupakan tanda kemenangan bagi seorang atlet ketika dia menjadi juara di Olimpiade atau Paralimpiade, termasuk saat Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang.

Uniknya, di Olimpiade 2020 yang tertunda hingga tahun 2021, Tokyo Organising Committee of the Olympic and Paralympic Games atau Tokyo 2020 memiliki sebuah inisiatif yang disebut "Tokyo 2020 Medal Project."

Dalam laman resmi Olimpiade, Olympics.com, dikutip Selasa (3/8/2021), proyek tersebut mengumpulkan perangkat elektronik seperti ponsel bekas dari seluruh Jepang, untuk dimasukkan ke dalam proses pembuatan medali.

Proyek ini membuat Olimpiade Tokyo 2020 menjadi Olimpiade dan Paralimpiade pertama yang melibatkan warga dalam produksi medali, serta yang pertama membuat medali dari logam daur ulang.

Pihak penyelenggara mengungkapkan, sekitar 5 ribu medali telah dibuat dari perangkat elektronik kecil yang disumbangkan oleh warga di seluruh Jepang sejak April 2017 hingga Maret 2019.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Warisan Olimpiade Tokyo 2020

"Kami berharap proyek kami mendaur ulang elektronik konsumen kecil, dan upaya kami untuk berkontribusi pada masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, akan menjadi warisan Olimpiade Tokyo 2020," kata mereka.

Dilaporkan Insider, dalam dua tahun, sebanyak 78.985 ton perangkat elektronik termasuk 6,21 juta popnsel bekas dari seluruh Jepang pun berhasil dikumpulkan.

Elemen emas, perak, dan perunggu dari perangkat-perangkat bekas itu lalu diambil melalui smelting, sebuah proses yang melibatkan pemanasan dan peleburan untuk mengekstrak logam dasar.

Di saat tahap perancangan pun, Tokyo 2020 juga melibatkan masyarakat luas. Mereka juga meluncurkan kompetisi desain medali, untuk mengundang publik mengajukan ide dari desain medali.

Meski yang pertama menggunakan logam dari perangkat elektronik bekas sumbangan warga, namun, ini bukan pertama kalinya bahan daur ulang dimasukkan dalam proses pembuatan medali Olimpiade.

Dilaporkan Washington Post, pada Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil tahun 2016, panitia menggunakan medali perak dan perunggu dengan 30 persen bahan daur ulang.

Sementara, Olimpiade Vancouver 2010 juga menyebut bahwa sebagian kecil dari medali terbuat dari papan sirkuit daur ulang.

3 dari 4 halaman

Raihan Medali Indonesia di Olimpiade Tokyo

Di Olimpiade Tokyo, Indonesia sendiri sejauh ini telah mengumpulkan empat medali.

Satu perunggu disumbangkan oleh Windy Cantika Aisah di cabang olahraga (cabor) angkat besi wanita 49 kilogram, sementara perunggu lain oleh Rahmat Erwin Abdullah di cabor angkat besi pria 73 kilogram.

Sementara itu, medali perak dipersembahkan dari angkat besi pria 61 kilogram oleh Eko Yuli Irawan.

Yang terbaru, pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dari cabor bulu tangkis ganda putri.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Greysia Polii / Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.