Sukses

Fortnite Tuai Kecaman karena Dianggap Ajak Pemain Hancurkan Kabah

Gim Fortnite menuai kecaman dan kritik karena dianggap menghinda umat Muslim, pasalnya dalam salah satu adegan, pemain diajak menghancurkan ikon mirip Kabar agar bisa naik level.

Liputan6.com, Jakarta - Gim multiplayer Fortnite menuai kritik dan kecaman gara-gara dianggap menghina ikon yang mirip dengan Kabah. Kabah merupakan tempat suci bagi umat Muslim.

Kritik terbuka dilayangkan oleh Direktur Al-Azhar International Center untuk e-Fatwa, Osama Al-Hadidy, menyusul munculnya gambar mirip Kabah dalam gim Fortnite.

Fortnite dianggap mengajak pengguna menghancurkan Kabah untuk bisa naik level. Osama Al-Hadidy menyebut, adanya penghancuran kabah dalam gim ini merupakan bentuk penghinaan dan bukan sesuatu yang pantas.

"Al-Azhar International Center sebelumnya memperingatkan beberapa gim elektronik yang menyita pikiran anak muda, mengalihkan mereka dari tugas dasar untuk memperoleh pengetahuan atau pekerjaan yang berguna, dan mengunci mereka di dunia maya sambil menghasut kebencian dan merugikan orang lain," demikian pernyataan dari Al-Azhar International Center melalui akun Facebook.

Sementara itu, mengutip Egypt Independent, Sabtu (3/7/2021), Osama Al-Hadidy mengingatkan ke pengguna untuk menghindari main gim Fortnite. Gim ini dianggap merusak citra Kabah, di tengah musim haji.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Manfaat

Hadidy mengatakan, gim semacam Fortnite hanya berfungsi menjebak dan mengalihkan perhatian generasi muda dari aspek kehidupan yang lebih penting dan mendorong perilaku kekerasan.

Ini bukan pertama kalinya lembaga yang dipimpin Hadidy itu mengkritik gim online. Pada tahun lalu, Al-Azhar juga mengeluarkan peringatan pada gim PUBG Mobile setelah tewasnya seorang anak yang main gim tersebut selama berjam-jam.

3 dari 3 halaman

Minta Orangtua Awasi Anak

Al-Azhar International Center memperingatkan, bahaya yang dibawa oleh jenis gim tersebut. Hadidy juga meminta pada siswa, pengkhotbah, dan guru-guru untuk menyebarkan kesadaran publik mengenai masalah ini.

Nasihat Hadidy juga berlaku kepada orangtua untuk memantau anak-anak mereka sepanjang waktu, memeriksa aplikasi yang digunakan, dan membatasi waktu bermain.

Alih-alih ngegim, Hadidy mendorong kegiatan lain yang dianggap lebih bermanfaat seperti olahraga dan belajar.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.