Sukses

Blue Origin Milik Jeff Bezos Siap Bawa Turis ke Ruang Angkasa 20 Juli 2021

Blue Origin baru saja mengumumkan rencana untuk memulai penerbangan perdana dengan membawa turis pada Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Blue Origin milik Jeff Bezos memastikan rencananya untuk membawa turis dalam perjalanan menuju ruang angkasa. Blue Origin telah mengumumkan penerbangan pertamanya dengan penumpang akan dilakukan pada 20 Juli 2021.

Untuk itu, seperti dikutip dari Engadget, Jumat (7/5/2021), Blue Origin kini membuka kesempatan bagi siapapun yang berminat ikut penerbangan tersebut dengan melelang satu kursi. Lelang dilakukan secara online dan privat di situs resmi perusahaan hingga 19 Mei 2021.

Setelah tanggal tersebut, perusahaan akan mengungkap nilai penawaran yang terkumpul selama proses ini dan penawar tertinggi akan ikut tahap selanjutnya. Dan pada 12 Juni 2021, akan dilakukan lelang langsung untuk menentukan pemenang kursi dalam penerbangan perdana Blue Origin ini.

Adapun uang yang dikumpulkan dalam lelang ini nantinya akan didonasikan untuk yayasan yang fokus pada pengembangan pendidika STEM (science, technology, engineering, and mathematics), yakni Club for the Future.

Apabila rencana ini berjalan lancar, Blue Origin akan meluncurkan enam penumpang dalam roket New Shepard besutannya. Nantinya, roket ini akan menerbangkan para penumpang sekitar 100 km di atas permukaan Bumi menuju wilayah sub-orbital.

Mereka memang tidak akan terbang mengelilingi Bumi, tapi setidaknya para penumpang bisa merasakan keadaan tanpa bobot dan lengkungan Bumi sebelum kembali ke daratan.

Meski sudah membuka lelang, Blue Origin belum mengungkap biaya penerbangan ke ruang angkasa ini nantinya jika benar-benar sudah berjalan. Selain Blue Origin, SpaceX juga disebut menjadi salah satu perusahaan yang akan membawa penumpang biasa ke orbit di tahun ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Blue Origin Protes Kontrak NASA dengan SpaceX

Di sisi lain, perusahaan penerbangan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, memprotes keputusan NASA memenangkan kontrak program senilai USD 2,9 miliar kepada SpaceX. Program yang dimaksud terkait upaya pendaratan manusia di Bulan pada 2024.

Mengutip laman The Verge, Rabu (28/4/2021), program bernama Human Landing System NASA akan mendanai pengembangan tiga purwarupa kendaraan pendarat bulan, termasuk milik Blue Origin.

Semula diperkirakan NASA akan memilih dua kendaraan pendarat bulan, namun ternyata lembaga antariksa AS ini hanya memilih Starship milik SpaceX.

Penyebabnya digadang-gadang adalah karena kurangnya nilai pendanaan yang disetujui oleh Kongres. Hal ini membuat NASA tidak bisa memilih dua perusahaan, seperti yang diharapkan.

Protes Blue Origin diajukan melalui dokumen setebal 175 halaman. Dokumen tersebut diajukan ke Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS, kurang dari dua minggu setelah SpaceX memenangkan kontrak.

Dalam dokumennya, Blue Origin menuding NASA salah menilai beberapa bagian dari proposalnya terkait Blue Moon, pendarat bulan yang dikembangkan perusahaan bersama Tim Nasional beranggotakan Northrop Grumman, Lockheed Martin, dan Draper.

NASA sendiri mengumumkan keputusan memilih Starship SpaceX pada 16 April lalu. Dalam keputusannya, NASA mengatakan, pesawat tersebut dinilai lebih efisien dan memuat kargo lebih banyak. Hal ini jadi alasan NASA lebih memilih SpaceX alih-alih Blue Origin dan Dynetics.

3 dari 3 halaman

Sebut Keputusan NASA Sangat Berisiko

Di bawah kontrak ini, Starship milik SpaceX akan menerbangkan dua misi demonstrasi. Pertama adalah misi uji coba dan kedua adalah misi membawa manusia ke bulan sekitar 2024.

"NASA telah mengeksekusi akuisisi yang cacat terkait program Human Landing System dan memindahkan tujuan pada menit terakhir. Keputusan NASA sangat berisiko," kata Blue Origin.

Lebih lanjut Blue Origin juga menyoroti, keputusan NASA itu menghilangkan peluang untuk kompetisi, secara signifikan mempersempit basis pasokan dan tidak hanya penundaan tetapi juga membahayakan kembalinya Amerika ke Bulan," kata Blue Origin.

Sayangnya NASA tidak segera menanggapi permintaan komentar atas protes tersebut.

Sementara itu, CEO SpaceX Elon Musk merespon protes Blue Origin dengan cuitan bernada mengejek.

"Tidak bisa mendapatkannya (untuk mengorbit) lol," kata Elon Musk, merujuk fakta Blue Origin belum meluncurkan apa pun ke orbit.

Kontrak kendaraan pendarat bulan merupakan bagian inti dari program Artemis NASA.

Dalam program ini NASA ingin mengembalikan kejayaan penerbangan antariksa Amerika Serikat dengan menerbangkan manusia pertama ke bulan setelah proyek Apollo. NASA ingin, bulan menjadi batu loncatan sebelum misi membawa manusia ke Mars.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.