Sukses

4 Frekuensi untuk Gelar Layanan 5G di Indonesia

Pengamat telekomunikasi dari ITB menjelaskan frekuensi-frekuensi yang memungkinkan untuk menggelar layanan 5G di Indonesia, frekuensi mana saja?

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kemenkominfo kembali membuka lelang spektrum frekuensi 2.3GHz di rentang 2.360-2.390MHz untuk menggelar layanan 4G dan 5G jika memungkinkan.

Proses lelang ini diulang setelah Kemkominfo membatalkan lelang frekuensi 2.3GHz yang telah menghasilkan tiga operator seluler pemenang.

Namun di luar dari lelang spektrum frekuensi 2.3GHz yang sedang dijalankan pemerintah, sebenarnya frekuensi mana saja sih yang paling ideal untuk gelar layanan 5G?

Pengamat sekaligus Sekjen Pusat Kajian Kebijakan Telekomunikasi ITB Muhammad Ridwan Efendi menjelaskan beberapa frekuensi yang umum untuk menggelar layanan 5G. Apa saja?

1. Frekuensi 3.5GHz

Ridwan mengatakan, ekosistem 5G di dunia paling banyak menggunakan spektrum frekuensi 3.5GHz.

"Ekosistem 5G dunia paling banyak di 3.5GHz karena sudah banyak dipakai dan matang," katanya di sesi Diskusi Forum IndoTelko yang digelar Rabu (24/3/2021).

Ia mengatakan, di Indonesia frekuensi ini masih digunakan untuk menggelar layanan satelit. Oleh karenanya, jika ingin memakai layanan ini, perlu transformasi layanan satelit ke KU band (pada frekuensi 10.7 - 12.75 GHz) dan spektrum frekuensi lainnya.

"(Satelit) direkomendasikan untuk transfer ke C band dan KU band, bisa dihitung nilai investasinya, potensi pendapatannya harus dikompensasi, apa pemenang lelang sewa backbone atau sebagian BHP yang dibayarkan. Karena 3.5GHz paling potensial," tutur Ridwan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Frekuensi 700MHz

Ridwan mengatakan, frekuensi lainnya yang potensial dipakai untuk menggelar layanan 5G di Indonesia adalah spektrum frekuensi 700MHz.

"700MHz bisa dilelang, karena hanya 25 persen yang terisi di perkotaan. Sementara di [daerah] pinggir, 700MHz masih kosong, sehingga bisa dilakukan pendekatan pembangunan 5G di [daerah] pinggir dulu, baru pada November 2022 (setelah migrasi TV analog ke digital/ASO) bisa ke kota," kata Ridwan.

3 dari 4 halaman

4. Frekuensi 2.3GHz

Frekuensi 2.3GHz tengah dilelang ulang saat ini di mana, semua operator bisa memilih untuk mendapatkan 1 blok, 2 blok, atau pun 3 blok sekaligus.

Menurut Ridwan jika ada pemenang lelang frekuensi 2.3GHz yang bisa memenangkan tiga blok sekaligus (antara Telkomsel atau Smartfren) akan bisa menggelar 5G lebih dahulu dibandingkan operator lainnya.

 

4 dari 4 halaman

4. Frekuensi 2.6GHz

Menurut Ridwan, lisensi frekuensi 2.6GHz masih berlaku hingga 2024. Frekuensi 2.6GHz ini diketahui digunakan oleh satelit untuk penyiaran.

Dilihat dari jumlah pelanggannya, kata dia, pengguna manfaat frekuensi ini tidak terlalu banyak sehingga bisa dialihkan ke KU band.

"Bagi pelanggan ini tidak ada bedanya mau pakai frekuensi yang mana, yang penting masih bisa nonton TV," tutur Ridwan.

Menurut Ridwan, melihat hal ini migrasi bisa dilakukan saat ini. "Kalau menunggu tahun 2024 akan [memasuki] diskontinuitas," ujar Ridwan.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini