Sukses

Bukan Setop Beroperasi, TikTok Lakukan Pemangkasan Karyawan di India

TikTok menyebut pihaknya melakukan pemangkasan karyawan di India karena sudah 7 bulan diblokir pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - TikTok menanggapi kabar hengkangnya perusahaan dari India. Sebelumnya, laporan Nikkei Asia menyebut TikTok menarik diri dari India, mengutip sumber yang mengaku dekat dengan perusahaan.

Kini dalam konfirmasi kepada The Verge, Rabu (3/2/2021), juru bicara TikTok mengatakan, TikTok memang melakukan pemangkasan karyawan di India, namun membantah detail laporan sebelumnya.

"Mengingat kurangnya umpan balik dari pemerintah tentang bagaimana menyelesaikan masalah (pemblokiran TikTok) dalam tujuh bulan ini, dengan kesedihan mendalam, kami telah memutuskan untuk mengurangi tenaga kerja kami di India," kata juru bicara Tiktok.

"Kami berharap mendapatkan kesempatan untuk meluncurkan kembali TikTok di India guna mendukung ratusan juta pengguna, seniman, narator, edukator, dan artis di sana," katanya.

Tak jelas berapa banyak karyawan yang dipertahankan oleh TikTok. Namun Nikkei melaporkan, sebagian besar karyawan lokal akan diberhentikan.

Perusahaan tidak menjelaskan ada berapa banyak karyawan asal India yang akan tetap tinggal.

India diketahui menjadi salah satu pasar besar bagi TikTok. Dilaporkan, 30 persen unduhan TikTok berasal dari India, per April 2020. Hingga Juni 2020, TikTok memiliki sekitar 167 juta pengguna di India.

TikTok sudah diblokir di India sejak 29 Juni 2020 atau sekitar 7 bulan lamanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dilarang karena Dianggap Mengancam Keamanan

Dalam pernyataan Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India, TikTok dituding telah terlibat dalam aktivitas yang merugikan kedaulatan dan integritas, pertahanan dan keamanan negara, serta ketertiban umum.

Saat itu, ByteDance sebagai induk perusahaan TikTok tidak menyebut rencananya untuk mundur dari India.

TikTok menyebut pihaknya tidak akan membagikan informasi pengguna India dengan pemerintah Tiongkok dan praktik TikTok diawasi sesuai persyaratan privasi daya India.

"Kami sangat mementingkan privasi dan integritas pengguna," kata Kepala TikTok India, saat itu.

Ini bukan pertama kalinya TikTok bermasalah dengan pemerintah India. Sebelumnya anggota parlemen India sekaligus menteri TIK India menyerukan agar TikTok dilarang pada 2019.

Alasannya waktu itu karena ada kekhawatiran tentang perilaku remaja dan dewasa muda ketika menggunakan TikTok.

3 dari 3 halaman

Aplikasi TikTok Sempat Dihapus di India Pada 2019

Dengan adanya permintaan pengadilan negara bagian, Apple dan Google sempat menghapus aplikasi TikTok dari toko aplikasinya pada pertengahan April 2019.

Hanya butuh seminggu, aplikasi TikTok dikembalikan lagi ke toko aplikasi Apple dan Google serta tidak ada pengguna yang terdampak. TikTok menyebut, mereka menderita kerugian USD 500.000 tiap harinya, saat aplikasi dilarang.

TikTok bertekad meningkatkan fitur keamanan demi memenuhi komitmen keamanan atas pengguna di India.

Negara lain yang juga punya target untuk melarang TikTok adalah Amerika Serikat. Namun beberapa kali, keputusan ini justru gagal diterapkan karena perintah pengadilan melarangnya.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.