Sukses

Penipuan via Instagram di Inggris Naik Lebih dari 50 Persen Sejak Pandemi Covid-19

Sejak pandemi, penipuan via Instagram di Inggris meningkat jumlahnya lebih dari 50 persen dibanding sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 mengubah kehidupan manusia. Berbagai kegiatan harus dilakukan dari rumah, di mana penggunaan internet dan smartphone pun meningkat. Tak heran kalau jumlah penipuan di media sosial meningkat juga.

Mengutip laporan Ubergizmo, Senin (1/2/2021), terbaru, angka penipuan di Instagram meningkat lebih dari 50 persen. Angka ini berdasarkan temuan dari Action Fraud, pusat pelaporan nasional kepolisian Inggris untuk penipuan dan kejahatan dunia maya.

Salah satu kisah penipuan terparah dialami oleh seorang pria yang kehilangan £17,000 atau setara Rp 326,8 juta.

Dilaporkan BBC, pria bernama Jonathan Reuben (24) ini jadi korban penipuan berkedok investasi bodong dari seseorang yang diikutinya di Instagram.

Reuben menceritakan, ia diyakinkan untuk mendaftar ke sebuah program investasi setelah mengikuti akun seseorang di Instagram. Orang tersebut mengklaim dirinya sukses setelah mengikuti program investasi serupa yang ditawarkan ke Reuben.

Bahkan dalam akun Instagram-nya, orang tersebut terus mengunggah foto mobil Maserati berwarna rose gold.

Reuben mulanya mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut. Hal ini kemudian mendorongnya untuk berinvestasi lebih banyak lagi. Bukannya untung, Reuben malah kehilangan banyak uang gara-gara investasi bodong tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mulanya Cuma Investasi Sedikit, Lama-Lama Malah Tertipu

"Mulanya saya hanya investasi £1.000 dan ketika mendapatkan sedikit keuntungan, saya mendepositkan lebih banyak uang. Pada akhirnya saya justru kehilangan £17,000," kata Reuben kepada BBC.

Reuben merupakan satu dari deretan pengguna Instagram yang terjerat penipuan berkedok investasi bodong tersebut.

Ahli keamanan siber Jack Moore mengatakan, banyak anak muda yang tenggelam di media sosial tiap harinya. Akibatnya, penipuan semacam investasi bodong itu pun menjadi hal yang banyak terjadi.

"Orang-orang tersedot dan ingin percaya, menginginkan gaya hidup mewah, terutama saat ini di tengah banyaknya anak muda yang berjuang mendapatkan pekerjaan," tutur Jack Moore.

Ia mengatakan, ada berbagai cara baru untuk menghasilkan banyak uang.

"Ada miliaran akun media sosial dan algoritma belum cukup canggih (untuk mengenali tindak penipuan). Perusahaan media sosial menghadapi rintangan yang berat," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Jangan Keluarkan Uang Jika Berurusan dengan Orang Asing

Jack Moore pun mendesak para pengguna medsos untuk tidak pernah mengeluarkan uang, saat mereka berurusan dengan orang yang tidak mereka kenal.

"Ada rekening di luar sana yang menawarkan skema luar biasa, menggandakan, melipatgandakan uang Anda. Ini adalah jelas penipuan," tutur Jack Moore.

Sementara itu, pihak Facebook mengatakan, mereka secara proaktif terus memerangi jenis penipuan spam melalui deteksi teknologi.

"Tidak ada tempat untuk perilaku curang dan tidak autentik di Instagram. Kami memiliki tim keamanan yang terdiri dari 35.000 orang yang bekerja menjaga keamanan platform kami dan memblokir jutaan akun tidak autentik setiap harinya," kata seorang juru bicara Facebook.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.