Sukses

Bos Telegram Janji Tak Akan Manfaatkan Data Pribadi Pengguna untuk Iklan Tertarget

Bos Telegram mengatakan, tidak akan memanfaatkan data pribadi pengguna untuk membawa iklan tertarget di platform Telegram.

Liputan6.com, Jakarta - Telegram melalui CEO Pavel Durov menyebut pihaknya tidak akan memanfaatkan data pribadi pengguna untuk melakukan profiling demi iklan tertarget.

"Kami tidak akan memaksa pengguna melihat iklan berdurasi 30 detik di Telegram. Jika kami akan menghadirkan iklan, iklan ini hanya terlihat di satu dari sekian banyak channel. Biaya iklannya pun sangat mahal karena server dan biaya trafik (seperti channel saya @durov)," kata bos Telegram Pavel Durov, dikutip dari Live Mint, Senin (18/1/2021).

Lebih lanjut, Pavel Durov mengatakan, kalau pun nanti ada iklan, sifatnya bukanlah iklan tertarget yang berbasis data pribadi apa pun milik pengguna, seperti Facebook.

"Jadi, tidak ada pengumpulan data pribadi, tidak ada pemprofilan pengguna dan jika kamu tidak menggunakan atau bergabung ke salah satu channel kami, kamu tidak akan melihat satu pun iklan," kata Pavel Durov.

Durov mengatakan, pengguna yang tidak menggunakan channel atau tidak menggunakan platform komunikasi pribadi peer-to-peer tidak akan melihat iklan apa pun.

Seperti diketahui, belum lama ini WhatsApp memperbarui kebijakan privasi yang memaksa pengguna untuk setuju dengan integrasi data WhatsApp dengan Facebook. Hal ini memicu penolakan pengguna, bahkan membuat banyak pengguna yang lari ke Telegram dan Signal.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Signal Berkomitmen Tak Hadirkan Iklan

Sebelumnya, Signal juga membuat komitmen serupa, menyebut pihaknya tidak akan menghadirkan iklan di platform pesan itu.

Dalam kesempatan ini, Pavel Durov juga membicarakan soal Signal.

"Signal mewakili salah satu fitur Telegram, yakni Secret Chat. Jika pengguna butuh sebuah aplikasi hanya untuk memakai fitur tersebut, memasang Signal mungkin cukup masuk akal bagi pengguna," kata Pavel Durov tentang Signal.

"Secara personal, saya merasa Secret Chat jauh lebih berguna dan aman. Setelah adanya PRISM, saya sulit percaya pada platform dari AS, biarkan saja para kriptografer didanai oleh pemerintah AS," kata Durov, menyuarakan ketidakpercayaannya pada platform AS.

3 dari 3 halaman

Belum Diketahui Bagaimana akan Perlakukan Data Pengguna

Sejauh ini, memang ada beberapa pertanyaan mengenai bagaimana Telegram dan Signal akan memperlakukan data pengguna di masa depan.

Telegram dan WhatsApp sama-sama memiliki jumlah pengguna yang masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan WhatsApp.

Para ahli percaya, kedua platform ini perlu melakukan monetisasi untuk tetap bertahan. Namun baik Telegram maupun Signal, keduanya masih teguh menyebut, tidak akan memonetisasi berdasarkan data pengguna.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.