Sukses

WhatsApp Paksa Pengguna Berbagi Data ke Facebook, Apa Kita Harus Punya Akun FB?

Terkait kebijakan privasi baru WhatsApp, apakah kita harus punya akun Facebook atau tidak? Lalu, bagaimana kalau kita tidak punya akun Facebook? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.

Liputan6.com, Jakarta - Persyaratan layanan dan kebijakan privasi baru WhatsApp yang mengharuskan kita berbagi data ke Facebook, menjadi sorotan pambaca Tekno Liputan6.com dan juga warganet.

Sebagian besar dari mereka bertanya-tanya, apakah kita harus punya akun Facebook atau tidak? Lalu, bagaimana kalau kita tidak punya akun Facebook?

Dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini kita tidak harus memiliki akun Facebook. WhatsApp menjelaskan bahwa pihaknya ingin membagikan informasi atau data pengguna yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan ke perusahaan induknya, Facebook.

Dikutip dari kebijakan privasi baru WhatsApp, Jumat (8/1/2021), perusahaan mengklaim sebagian data yang dikumpulkan digunakan untuk menjalankan, menyediakan, meningkatkan, memahami, menyesuaikan, mendukung, dan memasarkan layanannya, termasuk saat pengguna memasang, mengakses, atau menggunakan aplikasi pesan instan ini.

WhatsApp menyebut, layanannya mengumpulkan informasi terkait perangkat, mulai dari level baterai, kondisi sinyal, versi aplikasi, informasi browser, jaringan mobile, informasi koneksi. Termasuk di dalamnya nomor telepon dan operator.

WhatsApp juga mengumpulkan bahasa, zona waktu, alamat IP, informasi perangkat, dan identifikasi lainnya. Termasuk di dalamnya identifikasi unik atas produk Facebook lain yang terhubung dengan perangkat atau akun yang sama.

Untuk lebih jelasnya, kamu bisa mengunjungi Kebijakan Privasi WhatsApp terbaru di sini https://www.whatsapp.com/legal/updates/privacy-policy/?lang=id.

Penjelasan Resmi WhatsApp 

Berkaitan dengan hal tersebut, WhatsApp kemudian memberikan penjelasan.

Kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (8/1/2021), WhatsApp menuturkan bahwa Sejak 2016 perusahaan telah membagikan sejumlah data terbatas dengan Facebook di ranah back-end, khususnya untuk kebutuhan infrastruktur.

"Kami menekankan tidak ada perubahan baru di-update kebijakan ini," ujar WhatsApp menegaskan.

Di samping itu, pembaruan kebijakan privasi ini berfokus pada perpesanan bisnis. WhatsApp ingin penggunaannya jelas bahwa bisnis kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat WhatsApp-nya.

"Artinya, percakapan dengan bisnis tersebut dapat disimpan di server Facebook, dan bisnislah yang menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut," ucap WhatsApp menambahkan.

Perusahaan menerangkan bahwa pengguna masih bebas memilih apakah mereka mau berinteraksi dengan bisnis tersebut atau tidak.

"Ini tidak memengaruhi percakapan personal dan privat di luar konteks bisnis tersebut. Semua percakapan ini masih akan terenkripsi end-to-end. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa mengaksesnya," kata WhatsApp kembali menekankan.

WhatsApp menyebut pengguna tidak bisa lanjut menggunakan WhatsApp jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru, akan tetapi akunnya masih akan tetap aktif sehingga pengguna dapat memilih untuk menyetujui update ini di kemudian hari.

"Pilihan opt-out dari data sharing pada 2016 hanya ditawarkan satu kali. Sejak saat itu, tidak ada fitur pilihan ini di dalam aplikasi. Namun, kami masih akan tetap mematuhi pilihan opt-out (tidak memilih ikut data sharing) untuk pengguna yang memilih demikian pada 2016, bahkan jika mereka sekarang menyetujui update kebijakan yang baru," WhatsApp menjelaskan.

Sebagai informasi, pengguna dapat melihat status opt-out mereka di fungsi "Download your data".

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

WhatsApp Beri Tenggat Waktu hingga 8 Februari 2021

Pengguna memiliki waktu hingga 8 Februari 2021 untuk menyetujui kebijakan privasi baru ini agar bisa terus menggunakan WhatsApp. Demikian sebagaimana dilansir Indian Express, Jumat (8/1/2021). 

Saat menerima persyaratan dan kebijakan privasi baru itu pengguna hanya memiliki dua pilihan, 'Setuju' atau 'Tidak Sekarang'.

Jadi bisa disimpulkan kalau aturan ini bersifat memaksa. Mau enggak mau, kamu harus pilih 'Setuju' kalau ingin tetap menggunakan WhatsApp.

Sebenarnya, sebagian besar layanan perangkat lunak sesekali memperbarui layanan mereka. Ini adalah praktik standar bahwa untuk terus menggunakan layanan ini, pengguna menerima ketentuan dan kebijakan baru.

Kali ini WhatsApp memberikan tenggat waktu hingga 8 Februari 2021 untuk menerima kebijakan baru atau penyedia platform ini akan menghapus akun kamu.

3 dari 3 halaman

Apa Bedanya dengan Kebijakan Privasi Sebelumnya?

Kebijakan privasi WhatsApp versi yang lalu biasanya menggunakan kata-kata "Menghormati privasi pengguna tertanam dalam DNA kami. Sejak kami memulai WhatsApp, kami ingin mengembangkan layanan kami dengan serangkaian prinsip privasi yang kuat."

Nah, dalam kebijakan privasi baru tak ada lagi kata-kata tersebut. Namun WhatsApp tetap menerapkan enkripsi end-to-end.

Artinya tiap ada yang bisa melihat pesan pengguna atau membagikannya dengan siapa pun. Namun kebijakan baru tersebut juga menunjukkan ikatan yang meningkat pada produk Facebook lainnya.

(Isk/Ysl)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.