Sukses

Pecahkan Rekor, Bayi Lahir dari Embrio yang Dibekukan Selama 28 Tahun

Seorang bayi perempuan lahir dari embrio yang dibekukan selama 28 tahun lamanya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bayi di Tennessee bisa jadi merupakan bayi tertua yang pernah lahir di dunia. Bayi perempuan ini dipercaya sebagai embrio beku terlama yang berhasil dilahirkan dalam kondisi hidup dengan metode bayi tabung.

Bayi bernama Molly Everette Gibson ini lahir pada 26 Oktober 2020. Namun, rupanya embrionya telah dibekukan pada 28 tahun lalu, tepatnya Oktober 1992.

Uniknya, ibu bayi Molly, Tina Gibson, baru berusia 29 tahun. Ia dilahirkan 18 bulan lebih dahulu, sebelum embrio Molly dibekukan.

"Sulit untuk dipercaya, namun sejauh yang kami ketahui, Molly adalah keajaiban untuk kami," kata sang ibu, Tina Gibson, dikutip dari Science Alert, Sabtu (5/12/2020).

Rekor embrio bayi tertua sebelumnya dipegang oleh Emma Wren Gibson yang lahir pada 2017. Embrio Emma dibekukan selama 24 tahun sebelum kelahirannya.

Uniknya, Emma merupakan kakak Molly. Artinya, keluarga Gibson memiliki dua anak yang usia embrionya sangat tua karena dibekukan puluhan tahun lamanya.

Kisah ini bermula karena keluarga Gibson sempat kesulitan memiliki keturunan selama beberapa tahun.

Molly dan Emma merupakan saudara satu gen yang embrionya dibekukan di waktu yang sama. Embrio kedua bayi didonasikan oleh orangtua biologis yang identitasnya dirahasiakan.

Dengan kata lain, keduanya merupakan saudara kandung. Keduanya dilahirkan oleh ibu angkat mereka, Tina Gibson. Ia tidak menyangka akan memiliki dua orang putri. Pasalnya lima tahun lalu, dirinya berjuang untuk bisa memperoleh keturunan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donasi Embrio untuk Bayi Tabung

Kelahiran bayi Emma dan Molly difasilitasi oleh staf di National Embryo Donation Center (NEDC) di Knoxville. NEDC merupakan sebuah organisasi nirlaba yang menerima sumbangan embrio dari orangtua kandung yang telah menjalani fertilisasi in vitro (bayi tabung) tetapi tidak memutuskan untuk menjalani kehamilan.

Dalam kasus seperti ini, alih-alih membiarkan embrio mati, orangtua menyumbangkan embrio beku mereka ke NEDC. NEDC kemudian menyimpannya bagi calon orangtua yang ingin memiliki anak namun terhalang masalah ketidaksuburan.

Organisasi ini telah memfasilitasi lebih dari 1.000 kelahiran sukses. Namun, Emma dan Molly dianggap sebagai kasus paling luar biasa secara ilmiah. Pasalnya, keduanya merupakan embrio beku terlama yang pernah menjadi bayi.

Selain memecahkan rekor, kelahiran keduanya juga menjadi bukti unik mengenai berapa lama embrio beku bisa bertahan.

3 dari 3 halaman

Suksesnya Pembekuan Embrio

"Selama embrio dipelihara dengan benar di tangki penyimpanan berisi nitrogen cair dan suhu minus 396 derajat, kami merasa keduanya dalam kondisi baik," kata Direktut Lab NEDC Carol Sommerfelt.

"Dengan kelahiran Molly, setidaknya kami tahu embrio bisa bertahan hingga hampir 28 tahun atau mungkin lebih lama," tutur Carol.

Kendati Emma dan Molly adalah bukti kesuksesan metode ini, namun dalam prosesnya bisa jadi ada banyak risiko dan ketidakpastian yang mungkin terjadi.

NEDC menyebut, sekitar 75 persen dari embrio yang disumbangkan selamat dalam proses pembekuan dan pencairan. Dari jumlah itu, 49 persen berhasil lahir dalam kondisi hidup.

Tingkat keberhasilan fertilasi in vitro dengan embrio beku sendiri meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan kini tingkat keberhasilannya dianggap sama dengan menggunakan embrio baru.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.