Sukses

Tren WFH Diprediksi hingga 2021, Ini yang Perlu Dilakukan agar Tetap Aman

Perusahaan keamanan siber Palo Alto Networks memprediksi tren work frome home (WFH) bakal dilakukan hingga 2021, berikut tips yang perlu dilakukan karyawan agar tetap aman saat WFH.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Palo Alto Networks mengumumkan prediksi lanskap keamanan siber di tahun 2021. Salah satunya sebagai dampak pandemi Covid-19, tren work form home (WFH) akan terus dilakukan hingga 2021.

Diucapkan oleh VP & Regional Chief Security Officer Asia Pasific and Japan Palo Alto Network, Sean Duca, WFH bakal terus menjadi budaya kerja mengingat perusahaan tetap bisa efektif dan efisien tanpa meminta karyawan datang di kantor.

"Pada 2021, bekerja dari rumah menjadi lebih cerdas dan lebih aman setelah pengalaman 8 bulan bekerja dari rumah. Pada 2021, perusahaan mulai mendesain kembali bagaimana office dan keamanannya bisa dihadirkan bagi seluruh tim," tutur dia.

Lantas tips apa yang harus dilakukan oleh karyawan agar tetap aman ketika bekerja di rumah?

Director & Systems Engineering Palo Alto Networks Indonesia, Yudi Arijanto, mengatakan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh mereka yang bekerja di rumah alias WFH.

1. Tak Buka Sembarang Website

Mengingat saat WFH karyawan menggunakan perangkat pribadi, menurut Yudi, mereka harus memastikan untuk tidak membuka website yang tidak dipercaya dari browser.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Jangan Pasang Plugin Sembarangan

Selain itu, karyawan juga tidak boleh sembarangan memasang plugin pada browser mereka.

"Plugin yang dinstal sembarangan bisa mengandung program jahat atau malware yang membahayakan. Jadi jangan menginstal plugin sembarangan," kata Yudi, dalam briefing tentang prediksi keamanan siber 2021 yang digelar Palo Alto Network, Selasa (1/12/2020).

3. Pakai Browser Berbeda saat Transaksi

Bekerja di rumah tentu tidak terlepas dari berbagai transaksi yang dilakukan dengan perangkat yang sama seperti yang dipakai untuk bekerja.

Untuk menghindari pencurian kredensial, Yudi menganjurkan pengguna memakai browser berbeda ketika akan melakukan transaksi.

"Atau gunakan mode Incognito atau mode Rahasia ketika akan bertransaksi," kata Yudi.

3 dari 5 halaman

4. Jangan Asal Konek WiFi

WiFi gratisan memang menyenangkan karena kita tak perlu membayar untuk mendapatkan akses internet. Namun, ketika bekerja di manapun, pastikan untuk tidak asal menghubungkan perangkat dengan koneksi WiFi yang tidak jelas.

Pasalnya, WiFi sembarangan berpotensi terjadinya kejahatan siber.

5. Terapkan Two-Factor Authentication (2FA)

Pengguna disarankan untuk selalu mengaktifkan metode otentikasi Two-Factor Authentication (2FA) untuk login di berbagai akun online.

2FA menambah layer keamanan online, dengan begitu akan menghambat hacker atau penjahat siber mendapatkan akses ke akun online pengguna.

4 dari 5 halaman

6. Perhatikan SMS OTP

SMS one time password (OTP) benar-benar diperhatikan. Pasalnya, menurut Yudi, sudah ada banyak kejadian di mana pengguna tidak mencoba masuk ke akun mereka, namun mendapatkan SMS OTP.

"Ketika ada SMS OTP padahal kita tidak mencoba login, mungkin ada pihak lain yang berupaya mengakses akun kita," kata Yudi.

Untuk itulah, pengguna patut memperhatikan SMS OTP ini, jika memang tidak pernah mencoba mengakses akun pribadi dan mendapatkan OTP, pengguna bisa mengubah password mereka ataupun mengacuhkan ketika ada pihak yang meminta dikirimkan OTP, untuk alasan apapun.

5 dari 5 halaman

7. Jangan Gampang Percaya Tawaran Online

Yudi mengajak para pengguna internet untuk tidak langsung percaya terhadap tawaran online yang masuk melalui SMS dan WhatsApp.

Pasalnya, tawaran online sangat berpotensi menjebak dan menipu pengguna. Untuk itu, lebih baik abaikan tiap tawaran online yang sangat menggoda dan tidak logis.

Tips untuk Perusahaan yang Selenggarakan WFH

Untuk perusahaan, Palo Alto Network menghadirkan solusi SASE (secure access service edge). Solusi ini disebutkan Yudi, akan membantu perusahaan menyaring trafik internet yang terpapar malware atau ransomware. Dengan begitu, koneksi internet karyawan di rumah bisa lebih aman.

"Karena kalau bekerja dari rumah kita tidak tahu laptopnya dipakai untuk membuka apa saja dan oleh siapa saja. Perusahaan tidak memiliki visibilitas untuk hal itu. Jadi bisa menggunakan solusi SASE," kata Yudi.

Untuk itu menurut Yudi, perusahaan perlu mengamankan koneksi internet milik karyawan.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.