Sukses

Ilmuwan Rusia Tingkatkan Kemampuan Teknologi 3D Printing di Sektor Penerbangan

Ilmuwan dari National University of Science and Technology MISIS (NUST MISIS) di Rusia berhasil meningkatkan kemampuan teknologi 3D printing di sektor penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan dari National University of Science and Technology MISIS (NUST MISIS) di Rusia berhasil meningkatkan kemampuan teknologi 3D printing di sektor penerbangan.

Mereka menaikkan tingkat kekerasan produk 3D printing sebesar 1,5 kali lipat dengan menggunakan bahan aluminium.

Pencapaian ini berkat aditif nanokarbon pada bubuk aluminium, yang telah mereka kembangkan. Aditif ini diperoleh dari produk pemrosesan gas minyak bumi terkait yang dapat meningkatkan kualitas komposit 3D printing di sektor penerbangan.

Dalam penelitian yang terbit di jurnal Composites Communications tersebut, dikatakan bahwa aplikasi utama pencapaian tersebut untuk saat ini termasuk pembuatan suku cadang berteknologi tinggi untuk industri penerbangan dan luar angkasa.

Kehadiran cacat sekecil apa pun pada struktur tercetak, sangat penting untuk keamanan teknologi yang sedang dibuat. Menurut para ilmuwan NUST MISIS, risiko utama cacat tersebut adalah porositas bahan yang tinggi, yang antara lain disebabkan oleh kualitas bubuk aluminium asli.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penambahan serat nanokarbon

Guna memastikan struktur mikro yang seragam dan padat dari produk cetakan, para ilmuwan dari MISIS Catalis Lab mengusulkan penambahan serat nanokarbon ke bubuk aluminium. Penggunaan aditif ini dapat membantu memastikan porositas material yang rendah dan peningkatan kekerasannya sebesar 1,5 kali lipat.

"Mengubah komposisi kimiawi dan fase bubuk untuk pencetakan dengan memasukkan komponen tambahan ke dalam matriks utama memungkinkan peningkatan propertinya," ujar kepala laboratorium sekaligus profesor di NUST MISIS, Alexander Gromov dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (26/11/2020).

Secara khusus, kata Gromov, serat nanokarbon memiliki konduktivitas termal tinggi. Sifat ini dapat membantu meminimalkan gradien suhu antara lapisan yang dicetak selama sintesis produk pada tahap peleburan laser selektif.

"Berkat hal ini, mikrostruktur material hampir dapat sepenuhnya dihilangkan dari heterogenitas," tutur Gromov.

Studi ini telah dilakukan bersama-sama dengan para ilmuwan dari Boreskov Institute of Catalysis SB RAS. Di masa mendatang, tim peneliti berencana untuk menentukan kondisi optimal untuk peleburan laser selektif dari bubuk komposit baru, serta mengembangkan teknologi untuk pascapemrosesan dan penggunaan industri produk yang disintesis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.