Sukses

Facebook dan TikTok Blokir Tagar Soal Teori Konspirasi Pilpres AS

Facebook dan TikTok memblokir tagar yang digunakan untuk menyebar teori konspirasi soal Pilpres AS.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dan TikTok memblokir tagar-tagar yang dipakai untuk menyebarkan disinformasi dan teori konspirasi tentang Pilpres AS.

Tagar-tagar tersebut umumnya berkutat seputar klaim tidak mendasar tentang Demokrat yang mencoba memanipulasi hasil Pilpres untuk mengalahkan Donald Trump.

Mengutip The Verge, Jumat (6/11/2020), di Facebook, tagar yang diblokir antara lain adalah #stopthesteal. Tagar ini dipakai secara luas untuk membuat klaim kecurangan pemilu dilakukan oleh Demokrat.

Selain itu, tagar lainnya yang juga diblokir adalah #sharpiegate. Tagar ini dipakai secara keliru menuduh penggunaan penanda Sharpie yang membuat suara untuk Trump tidak dihitung di Arizona.

Sementara itu, TikTok memblokir tagar #sharpiegate, #stopthesteal, hingga ke #riggedelection.

Sekadar informasi, moderasi tagar terkait dengan teori konspirasi merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh platform medsos untuk membasmi disinformasi seputar Pilpres.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Turunkan Grup

Baru hari ini, Facebook juga menurunkan sebuah grup berisi lebih dari 300.000 anggota. Grup ini menggaungkan tagar #stopthesteal yang tak disertai dengan bukti.

Dalam pernyataannya, Facebook menyebut pihaknya "melihat ajakan kekerasan dari para anggota grup" menggunakan tagar di atas.

TikTok dalam pernyataan menyebut, "pemblokiran tagar merupakan bagian dari moderasi normal dan pendekatan terhadap informasi yang salah, perkataan yang mendorong kebencian, dan konten lain yang melanggar pedoman kami."

"Kedua tagar di atas telah dihapus sejak kemarin karena konten dengan tagar ini seringkali melanggar kebijakan informasi yang menyesatkan," kata seorang juru bicara kepada The Verge.

3 dari 3 halaman

Twitter Pantau Konten

Pada sisi lain, Twitter tidak melakukan pemblokiran tagar terkait dengan teori konspirasi seputar Pilpres AS.

Perusahaan sebelumnya telah memberikan label peringatan untuk sejulah cuitan yang dianggap berisi informasi tidak akurat.

Sementara, cuitan lain ditandai dengan pesan yang mengajak para pembaca untuk mempelajari upaya keamanan saat pemilu. Twitter pun telah memberi label pada cuitan Trump yang mengklaim terjadi kecurangan penghitungan suara.

"Twitter telah secara proaktif memantau tagar #StopTheSteal dan cuitan terkait sejak Selasa pagi dan terus melakukannya," kata seorang juru bicara Twitter.

Twitter biasanya tak melakukan pemblokiran tagar, namun mencegah tagar yang melanggar jadi tren.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini