Sukses

Swedia Blokir Peralatan 5G Milik Huawei dan ZTE

Pemerintah Swedia mengumumkan operator yang ingin mengikuti lelang spektrum 5G tidak boleh menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.

Liputan6.com, Jakarta - Swedish Post and Telecom Authority (PTS) mengumumkan empat perusahaan yang disetujui mengikuti lelang spektrum 5G. Salah satu persyaratan lisensi yang diberlakukan adalah tidak boleh menggunakan produk dari Huawei dan ZTE.

Dilansir GSM Arena, Rabu (21/10/2020), persyaratan lain yaitu operator telekomunikasi harus menghapus peralatan Huawei dan ZTE dari infrastruktur yang ada sekarang dengan batas waktu hingga 1 Januari 2025.

Selain kedua hal tersebut masih ada beberapa persyaratan lain, seperti fungsi sentral yang harus dilakukan di Swedia.

Selain itu, pemegang lisensi nantinya harus memastikan penggunaan pita frekuensi 5G tersebut tidak membahayakan keamanan Swedia.

Empat persyaratan utama itu diputuskan melalui koordinasi dengan Swedish Armed Forces dan Swedish Security Service.

Swedia merupakan negara Eropa besar kedua yang mengeluarkan keputusan semacam itu, setelah sebelumnya Inggris memutuskan penggunaan peralatan Huawei dari jaringan 5G dihapus sepenuhnya dari negara tersebut dengan batas waktu hingga 2027.

Menurut laporan Reuters, Huawei dan ZTE belum memberikan tanggapan atas keputusan pemerintah Swedia tersebut. Namun, keputusan ini diprediksi akan memengaruhi penyedia peralatan 5G lain seperti Ericsson yang berasal Swedia dan Nokia di Finlandia.

Reuters menyebut pemblokiran Huawei dan ZTE itu dilakukan karena Tiongkok yang merupakan basis kedua perusahaan, digambarkan sebagai "salah satu ancaman terbesar bagi Swedia."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korea Selatan Pimpin Progres 5G di Dunia

Saat ini belum banyak negara menggelar jaringan 5G di dunia. Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu diantaranya, dan memiliki peran penting dalam progres atau kemajuan 5G di dunia.

Berdasarkan analisis dari perusahaan riset Omdia per Maret 2020, Korsel masih menjadi pemimpin dalam progres 5G di dunia. Swiss berada di peringkat kedua.

Peringkat lima besar lain secara berurutan ditempati oleh Kuwait, Amerika Serikat (AS), dan Qatar.

Namun Omdia mencatat, ketersediaan perangkat 5G saat ini terbatas. Hal tersebut menghambat orang-orang merasakan manfaat teknologi jaringan baru tersebut.

3 dari 3 halaman

Kepemimpinan Korsel

Korsel saat ini memimpin pasar dengan penggunaan 5,88 juta perangkat 5G, atau sekira 10 persen dari total perangkat yang digunakan di negara tersebut.

Analis utama di Omdia, Stephen Myers, mengungkapkan bahwa meski saat ini terjadi pandemi global, para regulator tetap mendorong alokasi spektrum 5G. Selain itu, operator telekomunikasi juga siap merilis 5G dan memperluas jangkauan jaringan.

(Din/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini