Sukses

Keren, Petugas Kereta Malaysia Dilengkapi Helm Pemindai Suhu Khusus

Petugas Keretapi Malaysia diberi helm pemindai suhu khusus yang terlihat seperti perangkat masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Petugas yang bekerja untuk Keretapi Tanah Melayu Berhad/KTMB (salah satu sistem kereta api Malaysia) diberi helm pemindai suhu khusus yang terlihat seperti perangkat masa depan.

Diwartakan Ubergizmo, Rabu (14/10/2020), helm tersebut membantu petugas memindai suhu seluruh penumpang kereta api untuk mengawasi siapa saja yang berpotensi sakit.

Mengutip akun Facebook KTMB, metode ini merupakan alat tambahan dari pemindai suhu pada stasiun, hand sanitizer, dan sanitasi kereta api.

"Dengan penggunaan helm ini, anggota Polisi Bantuan (PB) yang berpatroli akan mendeteksi penumpang melalui alat teknologi canggih," tulis KTMB.

Hampir seluruh sektor bisnis dan restoran di Malaysia telah memasang pemindai suhu otomatis, tetapi helm ini berpotensi membantu pemerintah untuk melakukan pengawasan lebih luas jika pemindai itu melewatkan seseorang atau mungkin tidak akurat.

Saat ini helm tersebut hanya dipakai oleh petugas yang berpatroli di stasiun kereta, dan tidak jelas apakah nantinya helm ini bisa menjadi alat yang bisa digunakan untuk aparat penegak hukum lainnya atau tidak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peneliti di CMU Rancang Platform Prakiraan Covid-19

Sebelumnya diberitakan, sekelompok tim peneliti di Carnegie Mellon University (CMU) merilis platform bernama Covidcast yang dapat mengembangkan sumber daya pemantauan data dan prakiraan Covid-19.

Platform ini dapat membantu pejabat kesehatan masyarakat, peneliti, dan masyarakat membuat keputusan berdasarkan informasi hasil prakiraan.

Bulan lalu, CMU menerima dana hibah senilai USD 1 juta dari Google.org dan sebuah tim yang terdiri dari tiga belas Google.org Fellows untuk bekerja secara pro bono selama enam bulan.

Ryan Tibshirani, pimpinan penelitian di CMU, mengatakan bagaimana gagasan pengembangan Covidcast muncul

"Roni Rosenfeld [Professor and Head of Machine Learning di CMU] dan saya membentuk Delphi pada tahun 2012 dengan tujuan untuk mengembangkan teori dan praktik prakiraan epidemiologi, terutama untuk influenza musiman di AS. Kami ingin Covidcast diterima secara universal dan berguna seperti prakiraan cuaca hari ini," ujar Ryan dikutip dari keterangan Google.

Proyek Covidcast, kata Ryan, merupakan upaya untuk membangun dan menyediakan ekosistem untuk pelacakan dan prakiraan Covid-19.

"Tujuan kami adalah untuk mendukung pengambilan keputusan yang terinformasi di pemerintah tingkat federal, negara bagian, dan lokal, di sektor perawatan kesehatan, dan seterusnya," tutur Ryan.

 

3 dari 3 halaman

Bagian-Bagian Proyek

Pada praktiknya, proyek ini terdiri dari beberapa bagian, yakni:

- Hubungan unik dengan mitra teknologi dan perawatan kesehatan yang memberi akses ke data dengan pandangan berbeda tentang aktivitas pandemi di AS;

- Kode dan infrastruktur untuk membangun indikator Covid-19 yang baru, terperinci secara geografis, dan terus diperbarui

- Pangkalan data historis semua indikator, termasuk pelacakan revisi

- API publik yang menyajikan indikator baru setiap hari, bersama dengan peta dan grafik interaktif untuk menampilkannya

- Pemodelan yang didasarkan pada indikator untuk meningkatkan nowcasting dan forecasting penyebaran Covid-19.

(Isk/Why)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini