Sukses

Facebook Umumkan Project Aria untuk Teliti Masa Depan Wearable AR

Facebook mengumumkan Project Aria, sebuah proyek penelitian baru yang akan membantu perusahaan untuk meneliti masa depan Wearable Augmented Reality.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengumumkan Project Aria, sebuah proyek penelitian baru yang akan membantu perusahaan untuk menciptakan perangkat sandang (Wearable) dengan teknologi Augmented Reality (AR).

Dalam keterangan resminya, perusahaan mencontohkan kacamata dengan kemampuan untuk menampilkan informasi secara virtual di atas objek fisik. Perangkat semacam itu diyakini dapat membantu melakukan tugas sehari-hari dengan lebih baik, seperti "menemukan kunci, menavigasi jalanan, atau mengabadikan momen".

"Smartphone adalah perangkat yang luar biasa, dan semakin baik setiap saat. Namun di Facebook Reality Labs, kami membayangkan jika kami memiliki semua manfaat konektivitas (dan lebih banyak lagi), tanpa perlu menundukkan kepala dan mata, melihat perangkat," tutur perusahaan.

Facebook meyakini bahwa kelak kita dapat menelepon orang-orang dengan avatar mereka yang tampak seperti aslinya, seolah-olah mereka ada di seberang meja. Atau boleh jadi akan ada asisten digital pintar untuk mendeteksi bahaya di jalan, memberikan statistik selama rapat bisnis, dan lainnya.

"Tentu saja, banyak dari hal tersebut saat ini masih menjadi domain fiksi ilmiah. [...] Jenis AR ini membutuhkan perubahan fundamental dalam teknologi komputasi," tutur Facebook.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alat Penelitian Visioner

Project Aria adalah sebuah langkah besar untuk menuju ke arah tersebut. Perusahaan telah membuat perangkat penelitian yang akan membantu memahami cara membuat perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan untuk kacamata AR.

"Kacamata Project Aria bukanlah produk konsumen, juga bukan prototipe. Mereka tidak akan menampilkan informasi apa pun di dalam lensa, dan peserta penelitian tidak dapat melihat atau mendengarkan data mentah yang ditangkap oleh perangkat," kata Facebook.

Sebagai perangkat penelitian, kacamata ini akan menggunakan sensor untuk menangkap video dan audio dari sudut pandang pemakainya, serta pergerakan mata dan data lokasi untuk membantu teknisi dan pemrogram mengetahui pada praktiknya bagaimana AR dapat bekerja. Kacamata tersebut akan mengenkripsi, mengompresi, dan menyimpan data hingga diunggah ke sistem penyimpanan back-end terpisah.

"Project Aria dirancang sebagai cara untuk membantu kami berinovasi dengan aman dan bertanggung jawab. [...] Kami mengumpulkan masukan dari orang-orang yang menggunakan perangkat dan dari orang-orang yang bertemu dengan orang lain yang menggunakan perangkat ini di depan umum," tutur Facebook.

3 dari 3 halaman

Program percontohan

Saat ini perusahaan memulai program percontohan dengan Cognitive Assistance Laboratory di Carnegie Mellon University untuk membangun peta 3D museum dan bandara yang akan memiliki banyak aplikasi, termasuk membantu orang dengan gangguan penglihatan dengan lebih baik menavigasi lingkungan mereka.

"Data yang dikumpulkan sebagai bagian dari penelitian ini akan disimpan oleh CMU. Sekali lagi, kami tidak merilis perangkat ini ke masyarakat umum dan tidak akan dijual," kata Facebook.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.